Warning!!!!
Buat dedek belum cukup umur disarankan untuk tidak membaca part ini, jadilah pembaca yang bijak. Cerita ini sudah author kategorikan sebagai cerita dewasa. So...sekali lagi. JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!SELAMAT MEMBACA :)
EL SULTAN : 19. Pilihan
Satu tebasan lagi...
Ksatria Rey mengayunkan pedangnya sekali lagi, memotong boneka jerami yang biasa digunakan para prajurit untuk berlatih.
Di jam-jam ini, kediaman para prajurit dan ksatria tampak lenggang. Kebanyakan dari mereka sedang menjalankan pekerjaan masing-masing. Ksatria Rey tidak suka sama sekali dengan latihannya saat ini, membuang-buang waktu saat tenaganya dihabiskan untuk boneka tidak berguna itu, dia lebih suka berlatih dengan orang, lebih tertantang dan tentunya mengasyikkan.
Kalau bukan karena penguntit yang sedari tadi mengikutinya dari luar sampai masuk ke kediaman prajurit -yang tentunya sangat tidak masuk akal bagi penguntit itu untuk masuk, tapi Ksatria Rey memilih membiarkannya, berpura-pura tidak tahu dan bersikap biasa saja.
"Ksatria..."
Ksatria Rey menghentikan gerakannya dan tersenyum miring. Akhirnya, setelah sekian lama penguntit itu membuka suara, kemudian disusul suara langkah kaki mendekat kearahnya.
"Aku ingin mengajukan penawaran padamu," suara itu terdengar lagi.
Ksatria Rey berbalik dan mendapati seorang gadis tanpa seragam dayang berdiri tidak jauh darinya.
"Ohhh...Dayang Sivia, cukup mengejutkan bisa bertemu denganmu disini."
Sivia, gadis itu menatapnya dengan ketidaksukaan yang tercetak jelas.
"Aku ingin mengajukan penawaran kepadamu," gadis itu sama sekali tidak menggubris perkataannya.
Ksatria Rey menyarungkan pedangnya dan berjalan mendekati gadis itu. "Penawaran?"
"Jangan berpura-pura tidak tahu, Ksatria." Suara Sivia berubah tajam.
Ksatria memutar bola mata seolah sedang berfikir, sebelum ia menjentikkan jarinya "Masalah itu, ya?"
"Rey!"
"Tenanglah, Nona Almeta." Ksatria terkekeh dengan ketidaksabaran gadis didepannya "Baiklah, katakan padaku apa itu?"
Ksatria Rey menunggu Sivia untuk membuka suara, ditatapnya lagi gadis yang tengah mengepalkan tangan dikedua sisi tubuhnya. Muncul ketidakyakinan dari sorot mata itu, seolah kilatnya sedang berperang dengan fikirannya sendiri. Beberapa kali gadis itu menghela nafas dan tatapan berkeliaran itu akhirnya hanya tertuju padanya.
"Berikan kepadaku," suara Sivia berjeda "Jika kau memberikannya padaku, maka..."
Suara gadis itu tercekat, membuatnya menunggu dengan alis terangkat "Maka...?"
"Maka..." kepalan tangan Sivia menguat, gadis itu menarik nafas dalam dengan suara yang tiba-tiba rendah, sebelum mata itu kembali menatapnya dengan tekad dan hampir membuatnya terkejut dengan cepatnya ekspresi itu berubah "Aku... aku akan melakukan apapun yang kau mau."
"Apapun?"
"Apapun itu."
Ksatria Rey tersenyum meremehkan, "Kau fikir seberapa berharganya dirimu sampai menawarkan ini padaku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
EL SULTAN √
FantasiCERITA INI TIDAK UNTUK MENJELASKAN SEJARAH APAPUN DAN AUTHOR TIDAK INGIN ADA PERDEBATAN SOAL HAL ITU. Selamat membaca! Kepuasan readers menjadi kesenangan tersendiri bagi author. DANKE -NuriApori-