26. Kesepakatan Yang Menentukan

2.6K 157 18
                                    

Budayakan like sebelum membaca ♥



EL SULTAN : 26. Kesepakatan Yang Menentukan
























Kaisar menyempatkan waktu untuk mengunjungi kediaman prajurit. Kedatangannya yang tiba-tiba membuat para penghuni disini tidak sempat melakukan persiapan untuk menyambut junjungan mereka. Kaisarpun tidak mempersalahkannya lebih lanjut, malah dia memerintahkan mereka semua untuk kembali melanjutkan kegiatan mereka.


Setiap sudut kediaman ini Kaisar lalui dengan diam, kedatangannya kesini bukan cuma-cuma, ada hal penting yang membuatnya harus berkunjung kemari. Suara sabetan pedang membuat langkahnya berhenti, kepalanya menoleh dan mendapati seseorang sedang berlatih tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Gerakan lincah dan penuh perhitungan, pedang yang bergoyang kesana-kemari dengan ketegasan. Tidak ada cela dan Kaisar yakin pedang itu mampu membunuh siapapun jika saja mempunyai lawan.

Gerakan indah itu berhenti, orang itu sepertinya menyadari kehadirannya, terbukti dengan langkah mantap yang semakin dekat dengannya.

"Hormat saya, Kaisar. Sungguh mengejutkan mendapati anda di tempat ini."


"Pedangmu sepertinya sangat terlatih, Rey." balas Kaisar sambil melihat Rey dengan rambut basah dan tubuh penuh keringat, menjelaskan bahwa Rey baru saja melakukan latihan.




"Anda ingin mencoba?"



Ada makna lain dari kalimat itu. Mencoba pedang, berarti mengajak bertarung. Kaisar melihat sekilas pedang yang berkilat terpantul cahaya matahari. "Pedangku terlalu lama tidak digunakan. Aku tidak tahu sehaus apa ia sekarang."


Ksatria Rey mengusap peluhnya dan mengangkat alisnya menantang."Kenapa anda tidak mengetesnya saja, Yang Mulia?"



Kaisar bukan orang bodoh yang tidak menyadari ajakan demi ajakan Ksatria Rey untuk bertarung, tapi sayangnya masih ada hal lain yang harus ia lakukan. Kaisar sedikit mengangkat pandangannya, menunjukkan seberapa besar kedudukannya, bibirnya terbit garis tipis, lebih terkesan miring mempertanyakan keseriusan Ksatria Rey. "Aku fikir, darahmu saja tidak cukup untuk mengatasi dahaganya."




"Saya hanya mencoba membantu," sahut Ksatria Rey ringan.




"Bagaimana kalau kau membantuku dengan hal lain? Misalnya saja..." Kaisar menggantung ucapannya dengan suara rendah, terkesan santai dan menatap Rey dalam "sarungkan kembali pedangmu atau berikan saja Keea padaku?"




"Sayang sekali. Saya sudah terlanjur menyukainya, Yang Mulia." Ksatria Rey tersenyum dan menyarungkan kembali pedangnya. "Saya harus menghancurkan satu negeri untuk mendapatkannya. Saya tidak mungkin menghancurkan negeri saya sendiri untuk mempertahankannya."



"Segala yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin untukmu," Kaisar tidak main-main saat mengatakannya, tapi seberapa hebatnya Ksatria Rey, Kaisar mempunyai seribu satu cara cerdik untuk mengatasi kehebatan itu "tapi aku lebih mungkin lagi untuk menghancurkanmu."



"Permaisuri tidak akan mengizinkan anda melakukannya."






"Apa kau sedang mencoba bersembunyi dibalik punggung adikmu, Rey?"






Tangan Rey mengepal disalah satu sisinya. Kaisar mulai menunjukkan taringnya, demi langit! Hanya orang bodoh yang menganggap Kaisar adalah sosok yang lemah lembut dan penuh pengertian. Menghancurkannya? Tentu saja Kaisar mampu. Tiba-tiba ada ide yang membuat senyuman tercetak dari bibirnya. "Berilah saya yang lemah ini sebuah kesempatan, Yang Mulia."




EL SULTAN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang