22. Rahasia dan Keea

2.5K 163 11
                                    

EL SULTAN: 22. Rahasia dan Keea













Bunga terlihat indah saat langit nampak cerah. Lalu, dimanakah letak keindahan itu saat langit berubah gelap? Apakah bunga indah itu dapat dilihat ditengah kegelapan?

Tidak. Tidak mungkin, kecuali lampion-lampion buatan manusia mampu menerangi keindahan itu. Tetapi dia sedang tidak ingin melakukannya, dia tidak ingin melihat bagaimanapun bentuk keindahannya, yang dia inginkan hanyalah kegelapan, dinginnya malam menjadi temannya dalam kegundahan.



'Permaisuri, saya baru saja mendapat berita.'

Dirinya yang kala itu sedang menyelesaikan dokumen di kediamannya mendadak begitu tertarik mendengar laporan dari salah satu dayang kediamannya.

Tanpa beban dia menanyakan hal itu. Awalnya dia bersikap biasa saja, beranggapan bahwa laporan itu tidak lebih dari rumor-rumor kecil di istana atau mungkin hal lainnya. Ya...awalnya, sampai kalimat selanjutnya yang dia dengar berhasil membuatnya terdiam, seolah kalimat itu terus bergaung memenuhi kepalanya.



'Anu...Yang Mulia. Sebenarnya, saya baru saja mendapat kabar. Kabar bahwa....Ka..Kaisar  telah menghabiskan malam dengan seorang da...dayang.'


Suara itu mencicit dibagian akhirnya, seolah dayang itu menduga bahwa kalimat itu akan menyakitinya. Tapi, tipikal seorang Permaisuri, wajah terkejut yang seharusnya ia tunjukkan berubah menjadi senyuman kecil 'Terimakasih atas laporannya. Aku harus menyelesaikan pekerjaan ini, kau boleh pergi.'



Itu yang dikatakannya waktu itu. Sikap biasa saja ia tunjukkan sehari penuh, membuat orang-orang memandangnya heran karena dirinya seolah tidak terpengaruh.



Padahal, sebenarnya tidak.



Permaisuri Zahran hanya ingin menunggu...






Menunggu Kaisar menemuinya








Menunggu Kaisar memberi penjelasan padanya






Tapi, yang ditunggupun tidak ada kabarnya.







Permaisuri pun tidak ingin berprasangka. Kaisar tidak menemuinya mungkin karena sibuk. Jadi, dia memutuskan untuk mengunjungi Kaisar sendiri dan meminta penjelasan langsung dari sang tokoh utama.




Sampai sebuah kabar menohok hatinya. Permaisuri berpegangan ke pohon yang sedari tadi menanguinya dikeremangan, perasaan ini lagi yang merasukinya, rasa yang sama seperti ketika Kaisar mengenalkan gadis itu untuk pertama kalinya.




'Kaisar tidak berada dikediamannya. Beliau sedang berada di Istana Rose'




Lagi?



Kaisar menghabiskan malam dengan gadis itu, lagi?




Matanya terpejam dan setetes air mata itu akhirnya keluar, diikuti tetes-tetes selanjutnya berubah menjadi aliran, kemudian disusul sebuah isakkan. Emosinya yang terkumpul sedari tadi pada akhirnya meminta untuk dilepaskan.


Kenapa sakit? Kenapa rasanya sesakit ini?






"Kenapa menangis saat kau sendiri yang membuat keadaan ini, Zahran?"


Zahran tidak tahu. Hatinya sakit, kepercayaannya seolah ternodai.



Kau sendiri yang menginginkan ini, Zahran!




EL SULTAN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang