ALES

1.2K 52 3
                                    

#AuthorsayangsamaAles  💗
Masih ingat Ales?






ALES













Orang-orang berlalu lalang ditempat ini. Tidak heran, karena tempat ini merupakan pusat kota dimana tempat jual beli dilakukan. Cuaca ditempat ini bisa dibilang ekstrim, dimana pagi hari sangat panas, dan malam hari sedingin es. Anak kecil ini berjongkok didepan sebuah pohon besar, pohon yang sudah kering, terbukti dengan daunnya yang berguguran.

Tangan mungilnya memainkan dedaunan itu, tidak jarang anak ini tertawa kecil saat daun rapuh itu hancur ketika dipegang.

"Apa menyenangkan?"

Si anak mendongak melihat seseorang datang, mulutnya langsung memekik girang, "Paman Jetnan!"

"Apa kau menemukan sesuatu yang menarik di negeri ini?" Lelaki dewasa ini ikut berjongkok.

Si anak menggeleng, sebelum teringat dan menyodorkan tangannya, "Selain daun ini sepertinya tidak ada."

Paman Jetnan menyentuh telapak tangan itu, "Apa yang menarik dari ini?"

"Mereka semua rapuh dan mudah dihancurkan, lihat!" Si anak menggenggamnya erat, dan menunjukkan bahwa daun itu sudah berubah menjadi serpihan. "Dunia ini terlalu kejam untuk mahluk lemah seperti mereka. Bukankah Ales juga sama?"

Paman Jetnan terdiam, terlihat tidak suka dengan yang Ales katakan, "Jelas berbeda, Ales manusia dan daun adalah tumbuhan."

Kening Ales berkerut tampak berfikir, "Tapi Ales sudah berulangkali hancur seperti ini. Ales fikir, kita sama."

Tertegun. Melihat bola mata jernih itu, ada luka abadi disana. Yang terselip sejak kelahirannya, tersembunyi dalam masa lalu, yang telah menjadi kenangan pilu.

"Ales...." panggil Paman Jetnan, tangannya menyentuh rambut itu, "Tadi paman bertemu ayahmu."

Segala pergerakan Ales mendadak berhenti. Ditatapnya lelaki dewasa yang beberapa tahun terakhir ini selalu menemaninya. Mulut kecilnya tiba-tiba tertarik membentuk senyum kecil, "Tadi Ales juga bertemu bunda, dan rasanya Ales tidak mau bertemu lagi."

"Bunda?"

Ales mengangguk, "Saat bertemu bunda rasanya Ales mau mati. Beruntung Ales belum bertemu ayah, bisa-bisa Ales tidak memiliki alasan untuk hidup lagi. Paman ingat? Ales tidak diterima dikehidupan ini. Ales tidak ingin dibenci lagi."

"Ales!" Tegur Paman Jetnan.

Mengabaikan tatapan itu, Ales tersenyum dan menarik lengan Paman Jetnan untuk berdiri, "Ayo, kita ke Kalyca. Tapi, sebelum itu. Ales ingin membeli oleh-oleh. Ruzsa dan Dalarisa pasti senang."

Paman Jetnan tidak bisa berkata-kata, hanya mengikuti langkah kecil itu, sembari terus berharap. Bahwa kematian bukan satu-satunya pilihan, masa depan tidak semengerikan yang Ales bayangkan.















***
Apa lagi ini wkws 😂

EL SULTAN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang