Adrian mengecup bibir Bintang hanya untuk beberapa detik. Namun, beberapa detik itu sukses membuat Bintang bertanya-tanya.
Semakin banyak pertanyaan, semakin bingung ia akan berbicara apa.
"Bee, are you okay?" tanya Adrian membuat pandangan Bintang teralihkan.
"Uhm...I am okay."
Adrian mungkin saja mendengar demikian, tetap ia tahu bahwa Bintang tidak baik-baik saja.
"Look, Bee. Kalau gue tadi salah gue minta maaf. Gue sendiri gak tahu kenapa bisa tergerak seperti tadi. Gue..." Adrian berhenti sejenak, pandangannya jatuh pada kotak pizza yang kosong.
"Gue rasa pizza tadi ada alkohol deh makanya gue sedikit gak sadar."
Ucapan Adrian tersebut sukses membuat Bintang tertawa. Begitu Bintang menyukai Adrian yang mudah merubah suasana buruk menjadi lebih baik.
"Ada-ada aja deh lo, Ryan!"
Adrian ikut tertawa saat melihat Bintang tertawa. Untuk beberapa saat ia merasa lega karena suasana hati Bintang sudah membaik.
"Gitu dong, Bee. Gue kan jadi lega. Gak takut lagi."
Bintang mengernyitkan dahi. "Takut? Takut kenapa Ryan?"
"Takut aja." Adrian menghela napas. "Takut lo menjaga jarak." Untuk kedua kalinya.
Bintang tersenyum tipis. "Gue gak segitunya kok."
Untuk beberapa detik mereka hanya terdiam. Bintang dan Adrian sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Thanks ya, Ryan." Bintang bersuara lalu menoleh ke arah Adrian.
Adrian kembali menatap Bintang. "Thanks buat apa, Bee?"
Kedua bahu Bintang naik. "Gak tau, Thanks aja." Ucap Bintang diikuti senyum tipisnya.
Tentunya mendengar jawaban Bintang barusan tidak membuat Adrian merasa puas. Ia kemudian bangkit dan berlutut di depan Bintang.
Raut wajah Bintang terkejut saat melihat apa yang tengah Adrian lakukan.
"Makasih buat apa dulu?"
Bintang masih dengan tatapan takjubnya melihat Adrian. "Makasih aja. Terus lo berlutut kenapa, Ryan?"
Bukannya menjawab Bintang, yang dilakukan Adrian hanya tersenyum.
"Gue juga mau berterima kasih?"
Bintang merasa semakin bingung oleh sikap Adrian.
"Terima kasih buat apa, Ryan?"
Kembali tercipta suasana hening antara Adrian dan Bintang.
Di saat Adrian menatap Bintang, ia merasa kilas balik cinta pertama bersama Bintang. Meskipun ia sempat merasa sendu karena Bintang tidak mengingatnya, setidaknya ia bisa bersyukur karena telah dipertemukan kembali oleh Bintang
Adrian melanjutkan kalimatnya. "Terima kasih, karena lo udah menemani gue selama di sini. I am so happy to meet you." Again. Andai lo tahu bagaimana perasaan bahagia gue saat bisa ketemu lo lagi di sini, meskipun dengan keadaan berbeda, di mana lo gak bisa ingat gue.
Di saat Bintang menatap Adrian, ia merasa aman. Tatapan itu bukan hanya saat itu, ia rasa pernah melihat tatapan hangat itu sebelumnya. Entah kapan atau di mana, Bintang tidak menemukan jawaban apapun.
Seolah tatapan Adrian adalah yang ia rindukan selama ini.
Dan saat mendengar ucapan terakhir Adrian, entah kenapa Bintang merasa sendu. Ia suka diperlakukan begitu oleh Adrian.
"Gue juga bahagia bisa ketemu lo kok, Ryan."
Bahagia yang dirasakan Adrian mengundang senyuman di wajah tampan Adrian.
Bintang juga ikut tersenyum, tetapi ia tidak menyadari sebulir air mata baru saja jatuh.
"Bee, lo kenapa nangis?"
Dengan cepat Bintang menyeka air mata yang ia coba tahan.
"Gue juga gak tau, Ryan."
Melihat Bintang seperti itu, mengundang hasrat Adrian yang ingin melindunginya yang sudah ia tahan begitu lama. Adrian mengaitkan jemarinya dengan Bintang.
"Bee, be my girlfriend?"
Pertanyaan Adrian membuat Bintang terkejut. Tatapannya masih sendu.
Untuk beberapa saat, Bintang merasa ingin dilindungi oleh Adrian.
Bintang mengangguk dengan pasti.
Mungkin Bintang tidak mengucapkan apapun, tetapi bagi Adrian itu sudah lebih dari cukup.
Adrian sudah senang sikap Bintang.
Kepala Adrian yang tadi mengadah lalu menunduk. Adrian mencium punggung tangan Bintang.
"Thank you, Bee," ucap Adrian dengan suara parau.
Sebulir air mata kembali jatuh dari pelupuk mata Bintang sebelum ia menunduk untuk mencium puncak kepala Adrian.
"I am the one who should be thanking you, Ryan."
Author note:
Let's make Bastian and Bintang keep their distance for a while. Short update! I hope you like it! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brisbane: Runaway
RomanceJarak belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Namun nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi pada suatu tempat, suatu sudut West Brisbane. Ini kisah mereka dengan tujuan be...