Pizza and Chill

4.5K 462 14
                                    


Saat menit-menit terakhir kelas Mr.James, Bintang mencuri perhatian ke ponselnya untuk melihat berapa menit pastinya waktu yang tertinggal.

2 minutes more. Yes! Teriak Bintang dalam hati.

"So, that is all for today for beginning Music in Society 3. See you all next week." Mr. James mengakhiri lebih cepat 2 menit dari yang Bintang perkirakan.

Dalam gerakan cepat Bintang keluar dari kelas. Ia kembali sibuk dengan ponselnya. Senyum mengembang di wajahnya saat melihat satu notifikasi pesan notifikasi masuk dari seseorang.

Adrian: Anytime, as long as I am with you.

Pesan yang dikirim Adrian sukses membuat suasana hatinya membaik. Bintang sebenarnya tidak suka dengan gombalan seperti yang dikirim Adrian barusan.

Tetapi tidak sedikit pun Bintang menganggap pesan yang Adrian kirim tadi adalah gombalan. Bintang merasakan sesuatu hal berbeda. Tidak tahu mengapa. Bintang pun terlalu malas mencari alasannya.

Bintang mengetik balasan untuk Adrian.

Gimana kalau janjian di The Pizza Cafe dekat Schonell Theater? Siang ini sekitar jam 12, is it okay?

Sent.

Bintang sempat bingung memilih tempat di mana ia akan bertemu dengan Adrian, tetapi ia lebih memilih tempat yang tidak jauh dari posisinya saat itu.

Ditambah lagi, Bintang suka berbicara saat mengunyah makanan khas Italia, terutama pizza.

***

Pusing.

Itulah yang dirasakan Bastian pada saat itu. Ekspektasi dia memilih untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah musik adalah agar ia tidak harus berhadapan dengan teori panjang mengenai apapun itu, ternyata salah. Baru saja memasuki Music in Society 1, ia sudah merasa bosan setengah mati.

"Gila bro, hari pertama ngampus gue rasa udah mau nyerah aja." Bastian mengeluh saat kelas usai.

Adrian tertawa mendengar Bastian. Sebenarnya ia juga merasakan hal demikian, bosan. Tetapi, Adrian masih bisa menahan semuanya dan bersikap lebih santai.

"Gimana yah Bas, namanya juga hari pertama. Nanti juga bakal terbiasa."

Bastian menggeleng. "Easy for you, not for me."

"Terus lo mau gimana? Mau balik ke Indonesia terus ngamen?" tanya Adrian iseng.

"Ngamen kata lo?" tanya Bastian heran. "Emang sih, tapi sekali ngamen banyak bro," jawabnya begitu percaya diri.

Adrian dan Bastian melanjutkan obrolan tidak penting seperti bodoh bersaudara. Tetapi obrolan itu berhenti saat ponsel Bastian berbunyi.

Mia: I just finished my class, bisa susul aku ke Schonell Theater gak?

Bastian terlihat girang hingga mengeluarkan bunyi tertawa yang aneh. Adrian hanya menatap heran temannya tersebut.

"Lo kenapa lagi sih, Bas?"

"Ini, mantan gue kirim pesan minta ketemuan dekat Schonell Theater buat makan siang."

"Mantan lo?"

Bastian memukuli jidatnya. "Bukan mantan deh. Kita emang belum putus, tapi.." Bastian menjelaskan kisahnya yang secara detail dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Namun, saat Bastian bercerita ia harus membagi perhatiannya saat ponselnya berbunyi. Satu pesan dari orang yang ia tunggu.

Bintang: Gimana kalau janjian di The Pizza Cafe dekat Schonell Theater? Siang ini sekitar jam 12, is it okay?

Brisbane: RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang