Sudah satu jam berlalu Bintang lalui di perjalanan dari Gold Coast menuju St Lucia.
Sebenarnya waktu dua jam yang Bintang tempuh ingin ia habiskan dengan beristirahat di kereta. Tetapi tidak bisa. Ia sudah mencoba menutup mata. Namun, otaknya tetap bekerja. Sedari tadi ia berargumen dengan dirinya sendiri.
Saat itu Bintang ingat ucapan Anya padanya. Temannya itu sempat berpesan pada Bintang.
Do what makes you happy now. Masalah besok itu juga diurusnya besok. Just be honest with him. It might be sound dramatic, tapi kalo lo emang suka sama dia. Bilang. Sebelum semua terlambat.
Seulas senyum terlihat di wajah Bintang ketika mengingat ucapan Anya. Saat itu Bintang berharap andai semua semudah yang Anya bilang padanya.
Beberapa menit berlalu, Bintang menerima pesan dari Anya.
Anya: Udah. Gak usah banyak mikir. Sekali lagi ya gue ingetin. Once again, do what makes you happy now.
Setelah membacanya, Bintang pun bingung akan membalas apa. Ia tidak ingin menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ia penuhi.
I'll think about it, Nya.
Sent.
Tiba-tiba saja rasa kantuk menghinggapinya, membuat Bintang mematikan ponsel. Ia menghabiskan satu jam perjalanan selanjutnya dengan beristirahat.
***
Sebelum Bintang kembali ke Brisbane Park, ia membelokkan langkahnya ketika melihat toko kue yang masih buka. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 9 malam.
Sebenarnya Bintang tidak punya rencana apapun untuk merayakan ulang tahun Bastian. Ia ingin membeli hadiah, tetapi tidak terpikir olehnya hadiah apa yang bagus untuk diberikan pada Bastian. Saat itu Bintang hanya berharap tidak ada kesal pada Bastian karena sudah lewat satu hari dari ulang tahun lelaki tersebut.
Bintang meminta kue yang dihiasi beberapa macaron di atasnya. Tanpa meminta dekorasi ucapan selamat ulang tahun, ia membawa kue tersebut.
Langkah Bintang lamban membawanya ke apartemen. Saat itu ia merasa gugup. Bahkan ia sempat berpikir untuk mengundur pertemuannya dengan Bastian, namun ia tidak bisa.
Rasa rindu Bintang mengalahkan perasaan gugup dan takutnya.
Bintang pun tidak menaiki lift saat langkahnya memasuki Brisbane Park. Ia lebih memilih tangga darurat untuk memperpanjang waktu.
Setiap tangga ia naiki, setiap itu pula ia memikirkan sikap bagaimana jika ia bertemu dengan Bastian nantinya.
Tanpa Bintang sadari langkahnya sudah berada di lantai di mana unit apartemennya berada.
Langkah Bintang masih lamban, setiap langkahnya tidak membuat suara yang gaduh walaupun ia mengenakan sepatu tinggi.
Dan ia bersyukur akan itu. Pasalnya, belum sempat Bintang berjalan mendekati unit apartemen, ia melihat Bastian tengah berbicara dengan seorang perempuan.
Bintang memerhatikan semuanya dari kejauhan. Terlihat mereka berbicara beberapa detik, lalu perempuan itu memeluk Bastian.
Dan ada rasa tidak nyaman saat melihat sosok perempuan tersebut adalah Mia.
Ia pun terdiam di tempat beberapa detik lalu kembali ke tangga darurat.
Di sana, ia duduk terdiam sembari memeluk kotak kue dengan hati-hati. Dagunya menopang di sana. Dan Bintang pun kembali berargumen dengan dirinya sendiri. Ia membayangkan kemungkinan yang terjadi antara Bastian dan Mia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brisbane: Runaway
RomanceJarak belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Namun nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi pada suatu tempat, suatu sudut West Brisbane. Ini kisah mereka dengan tujuan be...