"Putri gak mau pak,kan kak dipta yang buat masalah,kenapa putri yang harus ikut tanggung jawab?"tolak putri melirik dipta kesal.
"Eh kamu pikir aq mau nikah sama kamu?ya gaklah"ucap dipta ketus menatap putri tidak kalah kesal."Udah cukup,kalau kalian menolak kalian harus ganti rugi biaya produksi film 1 Milyar!"ucap pak wendra ketus membuat putri dan dipta melotot."Kak dipta aja yang ganti rugi pak,kan dia yang buat filmnya terancam gagal"ucap putri menatap dipta dengan cemberut."Enak aja,aq gak salah apa-apa.."Stop!tidak bisa ganti rugi artinya kalian menikah,tidak ada perdebatan lagi"potong pak wendra langsung mendorong dipta dan putri keluar dari ruangannya.Putri tidak mau melihat dipta lagi dan baru saja akan pergi meninggalkan dipta tapi dipta menarik tangan putri,"Apaan sih kak?"tanya putri ketus."Kita bicara baik-baik"ajak dipta serius menatap putri dan menarik putri menuju mobilnya."Kita mau kemana kak?"tanya putri heran.Dipta tidak menjawab tapi membawa mobilnya tanpa bicara apapun membuat putri makin kesal dengannya.Tak lama dipta menepikan mobilnya ke sebuah rumah makan dan mengajak putri turun.
Putri menatap dipta lekat,"Kamu mau pesen apa?"tanya dipta."Putri gak pengen apa-apa,sekarang jelasin,kenapa kak dipta ngajak putri kesini?"todong putri tidak sabar.Dipta menghela nafas pelan,"Saya pesan pizzanya 2 dan jus alpokatnya 2 juga,makasih"ucap dipta pada waitres yang dari tadi senyam senyum genit."Foto bareng dulu dong mas"pintanya pada dipta.Dipta menoleh dengan wajah dingin lalu meraih tangan putri dan menggenggamnya erat,"Saya lagi ada urusan penting dengan pacar saya,lain kali saja fotonya"tolak dipta membuat putri melotot dan berusaha menarik tangannya dari dipta tapi dipta menahannya dengan kuat.Waitres itu hanya bisa berlalu dengan cemberut,"Mentang-mentang pacarnya cantik"gerutu waitres itu kesal.
Putri buru-buru menarik tangannya,"Buruan deh mau ngomong apa,kalau gak putri tinggal nih"ancam putri makin kesal.
Dipta menatap putri lekat,"Kamu pasti tahu kan dunia artis itu memang keras,mereka rela menjual cerita bohong demi meraup sejumlah keuntungan,begitu juga dengan kita,kita telah terjebak dengan kontrak film ini,dari pada kita sibuk saling menyalahkan,bagaimana kalau kita terima saja kenyataan kalau kita harus mengatasi masalah ini dengan cara menikah,dari pada harus pusing memikirkan ganti rugi yang jumlahnya lumayan besar itu"usul dipta membuat putri makin emosi."Pokoknya putri gak mau,putri masih kuliah kak,lagipula memangnya kak dipta gak mikirin perasaan rara gimana,kak dipta memang tega,jahat"omel putri membuat dipta bengong sesaat."Rara?memangnya apa hubungannya sama rara?kan yang harus menikah kita berdua"tanya dipta bingung.Putri benar-benar geram dengan dipta,"Bisa-bisanya kak dipta melupakan pacar kak dipta begitu saja,rara kan pacarnya kak dipta,pasti gara-gara mantan pacar kak dipta itu kan?"oceh putri berapi-api.Dipta baru teringat satu hal,"Oh itu..ehm..iya tapi rara orangnya sangat pengertian,lagipula hubungan kami fleksibel,dia pasti bisa mengerti kalau kita akan menikah"jawab dipta sedikit gugup."Dasar laki-laki semuanya sama saja"umpat putri kesal.
"Gini aja,kita menikah tapi kita sepakati akan kita akhiri setelah filmnya release dulu kira-kira dua tahun,bagaimana?"tanya dipta.
"Pokoknya gak mau,nikah itu bukan untuk main-main kak"tolak putri mentah-mentah."Oh maksudnya kamu mau kita nikah sungguhan?oke aq setuju banget"goda dipta mulai mengelus lengan putri nakal,"Plak!"dipta mengelus lengannya yang memerah dipukul putri dengan bibir manyun.Putri segera beranjak dari kursinya,"Kamu nolak berarti orang tuamu yang akan menanggung ganti ruginya"ancam dipta membuat putri berhenti melangkah.Putri melamun di kamarnya setelah diberi waktu berpikir hanya sampai besok pagi untuk memutuskan dia setuju atau menolak pernikahan kontrak itu."Aaarrrggh!"putri mengacak rambutnya kesal.
Sedang asyik melamun,tiba-tiba ada pesan masuk dari rara menanyakan besok kuliah atau tidak.Putri makin merasa bersalah kalau dia setuju menikah dengan dipta,itu artinya putri akan mengkhianati persahabatannya dengan rara,walaupun itu hanya pernikahan pura-pura.Putri menutup matanya dan berharap saat terbangun dia sudah berada di kehidupan lain dan tidak pernah mengenal yang bernama muhammad pradipta.Putri baru saja keluar dari pintu rumahnya,berjalan terburu-buru tanpa melihat lagi ke depan,"Jadi?"tanya seseorang yang mengejutkan."Aaa!"putri terlonjak kaget karena dipta sudah berdiri di depannya dengan tangan menyilang di dadanya."Huh..apa lagi sih?"tanya putri pura-pura tidak mengerti."Gak usah pura-pura bego,kasian cantik-cantik bego,buruan jawab setuju atau tidak"paksa dipta tak sabaran.Putri meremas ujung kemejanya gugup,"Ngomong sama orang tuaku gimana?"tanya putri putus asa."Itu urusanku,deal,kita nikah,ayo aq anter ke kampus"jawab dipta cepat menarik tangan putri."Eh..eh"putri baru ingin protes tapi terlambat."Tante,permisi ya"ucap dipta sok manis salim saat melewati mama putri yang sedang menyiram tanaman.
Putri ragu-ragu untuk turun dari mobil dipta karena di depan sudah ada rara."Kenapa belum turun?mau digendong?ayo"tawar dipta yang dimanyuni putri."Ada rara"ucap putri pelan penuh dengan rasa bersalah."Trus kenapa?ayo turun"dipta turun dengan cuek sementara putri sudah memaki dalam hatinya.Putri terpaksa turun dan tidak berani menatap rara."Hai put,koq bisa bareng kak dipta?"tanya rara makin membuat putri tercekat."Tadi kebetulan aq nganterin skenario putri yang kebawa di aq,jadi sekalian bareng kesini"dipta menyelamatkan putri.Rara menatap putri dan dipta bergantian,"Oh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.