Part 13

42 9 4
                                    

Putri masih melamun di kamarnya mengingat kejadian memalukan sekaligus mendebarkan untuknya.Putri menyentuh bibirnya pelan,putri mengingat lagi saat dipta pertama kalinya menyentuh putri,"Ah mikir apa sih,gak..gak...kak dipta itu bukan siapa-siapa,dia juga gak pernah mikirin perasaanku"gumam putri menggelengkan kepalanya cepat dan menutup matanya berharap bisa tertidur lelap tanpa mimpi yang aneh tentang kejadian di parkiran tadi.

Keesokan paginya,dipta bangun dan sudah rapi keluar kamarnya menoleh kamar putri tapi kamar itu tampak sepi.Dipta duduk di sofa menunggu putri keluar.Sudah setengah jam tapi tidak ada tanda-tanda putri akan keluar dari kamarnya.Dipta mulai kesal,berdiri mendekati pintu kamar putri,"Putri!buruan..nanti terlambat ke kampusnya"panggil dipta.Setelah berkali-kali memanggil putri dan mengetuk pintu,putri tidak menyahut sama sekali,dipta mulai kesal dan hampir saja mendobrak pintu kamar putri tapi dipta tidak sengaja menoleh ke arah meja makan,di meja makan ada kotak makanan,padahal tadi malam kotak makanan itu tidak ada.
Dipta perlahan berjalan mendekati meja makan.Ada kotak makanan gambar doraemon di atas meja makan itu dan terselip selembar kertas di bawahnya.Dipta makin penasaran,lalu menarik kertas itu dan mulai membacanya."Kak dipta,putri duluan ya,maaf gak bangunin kak dipta soalnya putri takut kak dipta masih asyik meluk guling,hehe.Oh ya,tadi putri buat roti sandwich isi keju sama smoked beef dan sayuran,itu putri masukin di kotak makan,yah siapa tahu kak dipta lapar,dimakan aja ya,tapi kalau gak suka dibuang aja,maaf ya kak soalnya putri gak tahu kesukaannya kak dipta apa dan maaf juga karena putri gak bisa masak.Ehm..itu aja kak pesannya,putri berangkat ya..dah kak dipta....putri..".Dipta mengalihkan tatapannya ke kotak makanan yang imut dan lucu itu lalu membukanya,dua potong roti sandwich tersaji di dalamnya,senyum pun mengembang di bibir dipta,rasa kesalnya berubah jadi rasa haru dan senang,bahagia bercampur jadi satu.

Dipta tiba di lokasi syuting film,sambil menunggu giliran take,dipta membuka kotak makanan dari putri tadi."Aih..kotak makanannya lucu banget sih dipta"ledek pica teman dipta di film yang sama.Dipta tersenyum lalu mengambil sepotong roti sandwich lalu memakannya,tak lama senyum makin merekah di bibirnya."Lha..lha kenapa senyum-senyum sendiri sambil makan?"tanya pica heran.
"Enak banget"jawab dipta jujur."Emangnya beli dimana?"tanya pica penasaran."Enak aja beli,ini tuh khusus dibuatin oleh istri tercinta"jawab dipta tersenyum bangga."Ciee yang udah punya istri,iya deh yang semalem abis mesra-mesraan di depan semua orang,kalau gitu bagi satu boleh kali"pinta pica.Dipta refleks menjauhkan kotak makannya dari pica seperti anak kecil yang tidak rela makanannya direbut temannya."Pelit banget sih"sungut pica.
Egra datang mendekati dipta,"Ada apaan sih koq kayaknya seru banget?"tanya egra penasaran."Nih si dipta pelit banget gak mau bagi sandwichnya,liat aja nanti aq minta langsung sama yang bikinin"jawab pica manyun."Emang siapa yang bikin?"tanya egra makin penasaran."Ya istrinyalah,putri clarissa,siapa lagi"jawab pica mulai membuat telinga egra panas mendengar nama itu disebut.
"Oh pantesan aja kotak makannya kayak anak kecil begitu,malu-maluin suaminya aja"sindir egra pedas.Dipta menatap egra tajam,"Suami siapa yang malu,orang kotak makannya lucu imut gini kayak yang ngasih,mana sandwichnya enak banget lagi"dipta melanjutkan makannya sambil berlalu dari hadapan egra yang makin emosi.

Putri baru selesai mata kuliah terakhir hari itu,putri baru keluar kelas,"Put,mau syuting ya?aq anterin ya"tawar gusti."Ehm..gak usah..makasih,aq bisa pergi sendiri"tolak putri halus."Jangan gitu put,aq kan searah juga sama lokasi syuting kamu,ayolah aq anterin"gusti masih terus memaksa.Rara tidak sengaja lewat,"Maaf gus,aq gak mau ngerepotin,aq udah pesan taksi koq"putri masih menolak."Put,mau ke lokasi ya?titip salam ya buat kak dipta"ucap rara,"Hah?oh iya nanti aq sampein ra"jawab putri dan rara langsung pergi."Put,ayolah"gusti masih terus memaksa.Putri kesal dan akhirnya mengangguk.Gusti tersenyum sumringah.

Di lokasi,dipta tanpa sengaja melirik jam tangannya,lalu berdiri."Mau kemana dip?"tanya egra menghalangi dipta."Ada urusan"jawab dipta singkat.Baru saja dipta berjalan ke depan,mobil gusti sampai.Putri turun dari mobil gusti,dipta terdiam melihat putri yang diantar teman laki-laki.Putri berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya dan hampir saja menabrak dipta kalau dipta tidak berdehem,"Eh..kak dipta"sapa putri cukup kaget.Dipta menatap putri lekat,"Jadi maksudnya bisa pergi sendiri itu karena ada supir pribadi baru"sindir dipta pelan."Hah?supir pribadi siapa kak?"tanya putri masih tidak paham."Yah..supir pribadi merangkap kekasih mungkin"jawab dipta dingin.Putri menatap dipta tajam,putri tidak menyangka ucapan dipta begitu tajam padanya."Terserah kak dipta mau nuduh putri apa,yang jelas putri tidak peduli dengan apapun yang ada di pikiran kak dipta"balas putri dingin dan bergegas meninggalkan dipta.

Putri beruntung hari itu karena dia tidak satu frame dengan dipta,jadi putri bisa menahan emosinya.Putri asyik mengotak atik gadgetnya,pica mendekat,"Put,besok-besok aq juga mau dong dibuatin sandwich kayak tadi pagi yang dibawa dipta"pinta pica.
Putri bingung,masih belum paham,"Maksudnya sandwich apa kak?"tanya putri."Itu lho bekal roti sandwich yang kamu buatin buat dipta tadi pagi,yang kotaknya doraemon"jelas pica."Oh sandwich itu..koq kak pica bisa tahu kalau putri bawain kak dipta bekal sandwich?"tanya putri heran."Kan tadi dipta makannya di depan aq,aq minta bagi satu eh gak dikasih sama dia,semuanya dia makan sendiri,enak katanya"jawab pica,putri tersenyum tidak menyangka kalau dipta mau memakan bekal yang dia buat,bahkan tidak malu membawanya ke lokasi syuting.

Syuting usai agak larut hari itu,putri sudah mengantuk,tapi masih berusaha menahan kantuknya sambil berjalan ke depan.Putri hampir menabrak pica yang berjalan di depannya,"Eh..eh..put..kamu kenapa?"tanya pica heran.Putri langsung melotot,menjelaskan pandangannya,"Hehe..maaf kak,abisnya ngantuk banget"jawab putri nyengir."Koq gak bareng dipta?"tanya pica."Gak kak,kak dipta masih ada urusan,jadi kita pulang sendiri-sendiri"jawab putri tersenyum kecut.Belum ada satu detik putri selesai bicara,"Pake jaketnya dulu,nanti masuk angin"dipta memasangkan jaket ke tubuh mungil putri.Putri melongo,"Lho katanya kamu ada urusan dip?"tanya pica bingung.Belum sempat dipta menjawab,"Put,aq anterin pulang yuk"gusti yang baru datang menghampiri putri tanpa mempedulikan dipta di samping putri.Pica menatap dipta,gusti dan putri bergantian.
Dipta berusaha menahan emosinya yang sudah dipendamnya sejak tadi siang."Ayo pulang,kita duluan pic"dipta menarik tangan putri tanpa menoleh gusti sedikit pun.Gusti bengong di tempatnya,"Yang sabar ya,sama aq aja pulangnya gimana?"pica tanpa berdosa menawarkan diri.

Sementara putri masih ditarik dipta menuju motornya,"Kak,aq belum pamitan sama gusti"protes putri."Kamu mau bareng dia?"tanya dipta menatap putri lekat,sangat dekat,hingga putri bisa merasakan hembusan nafas emosi dipta.Putri termundur beberapa langkah,"Bukan begitu kak,putri cuma gak enak sama dia"jawab putri pelan dan menunduk takut menatap mata dipta yang tajam."Ya sudah ikut saja sama dia"ucap dipta menyuruh putri tapi tangannya tidak juga lepas dari pergelangan tangan putri.Putri sudah hampir menangis,egra yang lewat di dekat mereka tersenyum puas,"Dipta,mending anterin aq aja yuk"pinta egra genit.Putri melirik egra lalu menarik tangannya agar lepas dari tangan dipta,"Lepas kak,katanya disuruh ikut gusti,tuh mba egra minta dianterin,buruan anterin,dari pada dia kesasar ke rumah suami orang"sindir putri menatap egra tajam.Tapi dipta tak bergeming,tangannya makin erat di pergelangan tangan putri.Putri ingin kabur saat tangannya terlepas,tapi dipta menarik pinggang putri cepat dan menggendongnya,"Aaa!!"putri kaget dan refleks mengalungkan tangannya di leher dipta karena takut jatuh.Dipta tidak peduli dengan tatapan orang di sekelilingnya,dipta terus berjalan ke motornya dengan tatapan dingin,bahkan putri takut untuk bicara.Dipta menurunkan putri di samping motornya,"Jangan kemana-mana"ucap dipta dingin,putri hanya bisa mengangguk tanpa berani protes atau menatap dipta sedikit pun hingga dipta melajukan motornya.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang