Part 33

46 7 1
                                    

Putri menunggu erica menjemput siang itu tapi sudah satu jam tak nampak batang hidungnya.Putri sudah bosan bolak balik di depan kelasnya.Putri menunduk sambil memilin-milin kemejanya,"Maaf ya put aq kelamaan"ucap seseorang mengejutkan putri."Lho kak vean?ngapain disini?"tanya putri bingung."Erica ada urusan mendadak di kampusnya,jadi dia minta aq jemput kamu,yuk pulang"jawab vean yang diangguki putri.Putri dan vean berjalan menuju parkiran.Tanpa diduga ada seseorang yang baru keluar dari mobilnya melihat mereka berdua dengan tatapan cemburu dan emosi apalagi saat putri tersandung pembatas jalan hingga hampir saja jatuh kalau vean tidak menahannya."Ah...makasih ya kak"ucap putri buru-buru berdiri."Hati-hati put"ucap vean cemas.Baru saja putri berdiri tanpa sengaja putri melihat ke depan dan begitu terkejut karena melihat seseorang yang sedang dirindukannya tapi orang itu menatapnya tajam.Vean ikut melihat ke depan dan sama terkejutnya dengan putri."Kak dipta.."gumam putri lirih.

Dipta mendekati putri dan vean,"Kapan nyampe dip?"tanya vean basa basi.Dipta tidak menjawab tapi langsung meraih tangan putri,"Kita pulang"ajak dipta tanpa mempedulikan vean."Ta..tapi kak vean..kak"ucap putri tertahan."Dia bisa pulang sendiri,makasih sudah menjaga putri selagi aq tidak ada"ucap dipta dingin menoleh vean sekilas lalu membawa putri ke mobilnya.Putri benar-benar tidak enak hati dengan vean tapi apa daya suaminya itu sepertinya marah karena vean yang menjemput putri.Putri tidak berani menyapa dipta selama di mobil,padahal putri ingin sekali menyampaikan rasa rindunya pada dipta tapi sepertinya mustahil putri memiliki keberanian mengungkapkannya pada dipta yang wajahnya ditekuk seperti itu.

Rencana dipta untuk memberi putri kejutan dengan diam-diam pulang dan menjemputnya di kampus gagal total gara-gara erica yang lupa bilang kalau sudah terlanjur bilang ke vean untuk menjemput putri,yang ada malah dipta yang mendapat kejutan melihat vean begitu dekat dengan putri.Dipta membawa mobil sedikit kencang hingga putri agak pusing dan mual,"Hueekk!"dipta kaget dan buru-buru menepikan mobilnya."Kenapa?kamu pusing dan mual lagi ya?"tanya dipta panik.Putri tidak menjawab dan turun lalu memuntahkan cairan bening di pinggir jalan.Dipta mengikuti putri mengelus punggungnya lembut,"Kita ke rumah sakit ya,aq khawatir denganmu dan debaynya"ajak dipta.Putri menatap dipta sambil mengusap mulutnya,"Putri baik-baik saja kak,putri bisa jaga debaynya asal kak dipta tidak ngebut-ngebut bawa mobilnya"jawab putri dingin."Oh iya maaf ya sayang,maafin papa ya sayang"sesal dipta mengelus perut putri pelan.Putri menepis tangan dipta dan masuk ke mobil,dipta melongo melihat putri.

Setelah tiba di rumah,putri kembali mengunci dirinya di kamar.Walaupun kangen bukan main dengan dipta tapi putri kesal dengan sikap dipta yang aneh,marah-marah tidak jelas."Mentang-mentang ganteng,dia pikir bisa seenaknya saja memperlakukanku,huh..tapi aq beneran kangen sama dia..hiks.."putri kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa menahan rasa rindu pada dipta."Pasti ini karena kamu ada di perut mama sayang,makanya mama jadi makin cengeng begini,papamu pasti tidak suka kalau mama cengeng,huh..makin jelek saja citra mama di depan papamu"gumam putri sambil menghapus air matanya yang terus turun tanpa bisa dicegah.

Dipta uring-uringan di kamarnya memikirkan putri dan vean tadi,"Aq tidak akan membiarkan vean dapat kesempatan mendekati putri saat aq jauh dari putri"gumam dipta masih kesal.Dipta bolak balik di kamarnya mencari cara agar bisa mendekati putri karena rasa rindu yang dirasakan dipta pada putri begitu dalam.Dipta membuka tasnya dan mengeluarkan boneka hello kitty yang sengaja dibelinya untuk putri sebagai oleh-oleh.Dipta keluar kamar dan menuju kamar putri di sebelahnya,"Tok..tok..".Putri kaget,"Siapa?"tanya putri."Ini aq putri,ada yang mau aq bicarakan"jawab dipta.Senyum putri merekah tapi sedetik kemudian langsung sadar dan sedih lagi."Ceklek.."putri membuka sedikit pintu kamarnya."Boleh aq masuk?"tanya dipta.Putri ragu-ragu tapi akhirnya mengangguk dan membuka pintu lebih lebar lagi untuk dipta.Dipta masuk sambil menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.Dipta duduk di sofa dan bersebelahan dengan putri.Dipta melirik putri yang menunduk,"Gak ketemu dua hari cantiknya makin nambah"puji dipta dalam hatinya."Nih"dipta menyodorkan boneka hello kitty warna merah di depan putri.Putri kaget lalu menoleh dipta,"Buat siapa kak?"tanya putri tidak ingin kegeeran dulu."Buat kamulah,maaf ya aq cuma bisa bawain itu"jawab dipta menunduk.Putri tersenyum dan mengambil boneka hello kitty itu dari tangan dipta,"Makasih ya kak,maaf jadi ngerepotin kak dipta"balas putri memeluk boneka itu dan menciumnya.Dipta melongo,"Kenapa bukan yang ngasih bonekanya yang dipeluk sama dicium sih"batin dipta cemburu seketika dengan boneka mungil itu.

Cukup lama mereka hanya saling curi-curi pandang tanpa ada yang memulai percakapan.Tiba-tiba dipta memegangi pelipisnya,memijatnya sedikit.Putri mulai memperhatikan,"Kak dipta kenapa?pusing?"tanya putri khawatir."Ah..gak papa cuma pusing sedikit"jawab dipta pelan.Putri menggeser duduknya mendekati dipta dan membelai wajah dipta lembut,entah mendapat kekuatan dari mana putri hingga berani menyentuh dipta sedekat itu.Dipta kontan membuka matanya,putri tidak memindahkan tangannya,bahkan memijat pelipis dipta pelan.Dipta merasa pijatan putri sangat manjur hingga tanpa terasa dipta sudah terlelap menyandar di bahu putri.Putri tersenyum dan pelan-pelan menarik tangan dipta menyentuh perutnya,"Mama bahagia nak seandainya papamu selalu lembut sama mama dan juga menyayangi mama setulus hatinya bukan semata-mata karena ada kamu di perut mama"gumam putri pelan.

Tanpa terasa ternyata putri telah ikut tertidur di pelukan dipta di sofa.Entah karena tidur dengan kondisi duduk membuatnya tidak nyaman,putri mulai terusik dan dipta ikut terbangun."Kenapa?"tanya dipta dengan suara serak."Pegel kak"jawab putri dengan mata masih setengah terpejam.Dipta bangun dan menggendong putri ke tempat tidurnya lalu menyelimutinya.Baru saja dipta ingin pergi tapi putri dengan mata terpejam menahan tangannya.Dipta ragu-ragu untuk mendekat,tapi karena dipta juga tidak ingin jauh dari putri akhirnya dipta memutuskan untuk tidur di samping putri.Dipta menatap wajah polos itu yang tidur menghadapnya dan memeluk lengan dipta.Dipta menarik tangannya dari tangan putri hingga putri merasa kehilangan dan menggeliat,tapi dipta buru-buru menyelipkan tangannya di bawah kepala putri menjadikannya sebagai bantal untuk putri,lalu menarik putri merapat padanya dan memeluknya hingga putri kembali terlelap."I miss u my lovely wife,putri clarissa"bisik dipta mengecup kening putri lembut.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang