Part 38

50 7 4
                                    

Dipta akhirnya tiba di rumah sakit dan langsung berlari menuju ruang bersalin.Di depan ruang bersalin,keluarga dipta dan putri sedang menunggu."Putri mana ma?apa anakku sudah lahir?"tanya dipta cepat.Vean menarik kerah baju dipta menjauhi keramaian,"Vean!sudahlah!jangan menambah masalah"teriak mamanya menahan tangan vean yang sudah siap meninju wajah dipta."Gak bisa ma,vean gak terima perempuan secantik dan sebaik putri disia-siakan begitu saja,lihat saja nanti vean akan merebut putri dari dia!"teriak vean di depan wajah dipta."Dan aq tidak akan pernah membiarkan itu terjadi,putri istriku,dia milikku,tidak ada seorang pun yang berhak merebutnya dariku!"balas dipta tidak kalah emosi."Sudah cukup!bikin malu saja,mau ditarok mana muka papa hah?kamu dipta buat malu tidak bisa menjaga putri dan anak kalian,dan kamu vean jangan menambah masalah baru,biarkan dipta yang mempertanggungjawabkan kelalaiannya menjaga putri"bentak papanya sudah tidak bisa menahan emosi melihat kedua putranya bertengkar.Tak lama pintu terbuka dan papa putri keluar dengan senyum merekah dan air mata menetes di pipinya yang buru-buru dihapusnya."Putri gimana pa?"tanya mama putri cepat menghampiri suaminya."Cucu kita sehat dan tampan sekali,papa sudah mengazankannya,tapi putri.."jawab papanya membuat wajah seluruh keluarga tegang,terutama dipta.

Dipta mendekati papa putri,"Maafkan dipta pa,tapi putri gimana pa?putri baik-baik saja kan pa?tolong jawab dipta"tanya dipta sambil berlutut sambil menangis.Papa putri sebenarnya kesal dengan dipta tapi tetap tidak tega melihat dipta begitu kacau karena memikirkan putri."Putri baik-baik saja,tapi dia sangat lemah,dia banyak kehilangan darah saat melahirkan tadi"jawab papa putri pelan masih terisak.Dipta terdiam dan makin sedih memikirkan keadaan putri yang pasti sangat kesakitan saat melahirkan putranya tadi."Mama mau lihat putri pa"pinta mama putri tanpa mempedulikan dipta."Nanti tunggu kalau putri sudah dibawa ke ruang perawatan saja ya ma,kasihan putri masih harus memulihkan tenaganya"jawab papa putri sambil melirik dipta yang masih terdiam di tempatnya.

"Dipta boleh masuk gak pa?dipta mau menemani putri"tanya dipta penuh harap menatap papa putri."Sebentar lagi putri dibawa ke ruang perawatan,sebaiknya kita tunggu saja"jawab papa putri makin membuat dipta lemas.Tak lama pintu ruang bersalin terbuka dan keluarlah suster mendorong box bayi yang di dalamnya ada bayi laki-laki mungil dan tampan.Dipta langsung berdiri mendekatinya,"Apa dia bayi dipta pa?"tanya dipta dengan senyum merekah melihat putranya untuk pertama kali.Papa putri mengangguk,"Ya ampun gantengnya cucu kita mba"ucap mama dipta memeluk mama putri yang makin terisak karena terharu.Dipta mendekati box bayi itu dan menatap bayinya lekat,"Assalammualaikum jagoan papa yang suka main bola di perut mama"sapa dipta lembut mengelus pipi bayinya lembut dan sepertinya bayinya mengerti kalau papanya ada di dekatnya,bayi mungil itu menggeliat dan mencari asal suara dipta."Maaf ya pak,bayinya harus dihangatkan di ruang inkubasi dulu,nanti jam delapan pagi akan kami bawa lagi ke ruangan ibunya,permisi"ucap suster membawa si ganteng pergi meninggalkan dipta yang masih belum puas memandangi putra mungilnya itu.

Tak lama pintu ruang bersalin terbuka lagi dan suster mendorong bed putri yang masih tampak lemah menggunakan oksigen di hidungnya,"Putri..sayang.."panggil dipta tercekat melihat kondisi putri yang sangat lemah.Putri tidak mendengar dan bahkan tidak tahu ada dipta disitu,"Suster,istri saya baik-baik saja kan?"tanya dipta sambil ikut mendorong bed putri."Ibu putri baik-baik saja pak,tapi kondisinya masih sangat lemah,dia harus istirahat dulu dan tidak boleh banyak diajak ngobrol dulu"jawab suster makin membuat dipta sedih.Keluarga putri dan dipta mengikuti putri ke kamar rawat inap vip.Saat masuk ke kamar,mama putri dan dipta sudah duduk di samping putri mengelus jemari putri lembut hingga tidak ada ruang lagi untuk dipta mendekati putri.Dipta hanya bisa melihat dari dekat jendela tanpa berani mendekat karena sejak kejadian tadi mama putri bahkan tidak menegurnya sama sekali.Dipta sadar dia sudah lalai sebagai suami dan ayah untuk putri dan putranya tapi untuk sekedar meminta maaf pada putri dipta tidak punya kesempatan mendekati putri sedikit pun.

Putri mulai sadar dan melihat di dekatnya lagi-lagi tidak ada suaminya,dan lagi-lagi putri kecewa dan sedih."Ah sayang..syukurlah kamu sudah sadar"ucap mama putri tersenyum lega.Dipta langsung berdiri melihat putri dari jauh."Ma..bayi putri mana?"tanya putri lemah.Dipta sangat merindukan suara imut putri,papa putri tahu dipta sedang mencuri pandang pada putrinya,"Kenapa kamu tidak mendekati putri?"tanya papa putri pelan agar tidak mengganggu putri.Dipta menggeleng,"Dipta tidak pantas mendekati putri pa,biar dipta disini saja,dipta takut putri akan semakin membenci dipta kalau melihat dipta di dekatnya"jawab dipta sambil menunduk."Bayi ganteng kamu lagi di inkubator sayang,nanti kalau sudah pagi dibawa kesini"jawab mama putri."Inkubator ma?bayi putri kenapa ma?dia baik-baik saja kan ma?"tanya putri panik."Iya sayang,cuma menyesuaikan suhu tubuhnya setelah keluar dari perut kamu,jangan cemas ya"jawab mama putri tersenyum membelai rambut putri lembut.Putri menarik nafas lega tapi masih tetap kepikiran suaminya yang tidak kunjung terlihat."Dipta di dekat jendela situ,kamu tidak usah mengkhawatirkannya"bisik mama dipta yang tahu kalau putri mencari putra bungsunya itu.Putri terkejut mama dipta bisa tahu apa yang dipikirkan putri,lalu putri refleks melihat ke dekat jendela dan tanpa sadar senyum terukir di bibir mungil putri setelah melihat suaminya yang gantengnya sudah menurun ke putra pertamanya itu.

"Siapa nama anak pertama kalian?"tanya papa dipta.Dipta terdiam,bagaimana mungkin dipta tidak kepikiran untuk mencari nama untuk anak pertamanya itu karena dia selalu sibuk syuting setiap hari."Dipta belum tahu pa"jawab dipta pelan karena malu.Papa dipta menghela nafas panjang,ingin rasanya dia mencekik leher putra bungsunya itu,bagaimana mungkin dipta belum menyiapkan nama untuk anak pertamanya yang sudah ditunggu-tunggu kedua keluarga."Saya rasa putri sudah menyiapkan nama untuk si ganteng itu mas"ucap papa putri menengahi."Namanya vean junior aja,biar gentle kayak aq,gak kayak papanya yang pengecut,pecundang dan gak bisa jaga amanah"celetuk vean menbuat dipta mulai meradang dan hampir meninju wajah menyebalkan vean."Sudahlah kalian ini seperti anak kecil saja,jangan buat ribut disini,kasihan putri kalau kalian ribut disini,dia tidak bisa istirahat,kalau gara-gara kalian putri jadi terganggu,papa tidak akan segan-segan mengusir kalian berdua pergi dari sini,paham kalian"ancam papa dipta yang ikut emosi.Papa putri hanya tersenyum melihat besannya itu begitu menyayangi putrinya.

Hari sudah hampir pagi dan semua keluarga semuanya sudah pulang,tinggallah dipta yang menunggui putri yang sudah tertidur.Dipta mendekati putri pelan-pelan dan duduk di sampingnya.Dipta sama sekali tidak tidur dan tetap terjaga di samping putri.Pagi-pagi sekali suster masuk mengejutkan putri yang tampak masih sangat mengantuk dan lelah."Maaf bu putri,dedek gantengnya udah lapar"ucap suster sambil membawa bayi mungil mereka yang menangis kencang.Putri tersenyum dan berusaha duduk dibantu dipta,"Maaf kak"ucap putri merasa tidak enak.Dipta menatap putri sedih dan merasa bersalah.Setelah si ganteng di pangkuan putri,suster pun meninggalkan mereka.Putri ragu-ragu untuk memberikan asi pada si kecil karena dipta duduk di depannya."Kasihannya jagoan papa,udah lapar ya nak"ucap dipta menggoda si kecil yang makin kencang menangis."Ehm..kak..putri mau kasih asi..."ucap putri malu-malu.Dipta melongo sesaat,"Hah?oh..i..iya.,aq gak liat koq,ayo buruan kasihan si kecil udah lapar banget"balas dipta langsung membalikkan badannya memunggungi putri.Putri mulai memberikan asi untuk si kecil,tapi cukup lama si kecil masih terus menangis.Tak lama,"Hiks..hiks..bagaimana ini..maafin mama ya sayang"ucap putri terisak.Dipta bingung dan langsung menoleh tanpa peduli lagi melihat putri sedang memberi asi pada si kecil."Kenapa nangis sayang?ada yang sakit atau apa?"tanya dipta panik merangkul putri."Asi putri gak keluar kak,.hiks..hiks..gimana kak,kasihan dedeknya nangis terus karena lapar"jawab putri menangis di pelukan dipta."Ssttt..jangan panik dulu,sekarang tenang,tarik nafas lalu hembuskan,gimana kalau dicoba lagi sayang"bisik dipta menyentuh pipi putri lembut.Putri mengangguk lalu mencoba lagi dan.."Bisa kak,asinya keluar,lihat dedeknya lahap banget"ucap putri gembira.Dipta yang awalnya tersenyum bahagia melihat putri bahagia berhasil memberikan asinya untuk putra pertamanya lalu tak lama harus bertahan untuk tidak tergoda dan menelan ludahnya berkali-kali.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang