Putri tiba di apartemen dan mengunci diri di kamar,menangis sepuasnya,menumpahkan segala kekesalan dan kesedihannya.Putri tidak menyangka kalau dipta akan menuduhnya seperti itu karena putri sendiri tidak mengerti apa maksud dipta bicara seperti itu.
"Apa salahku sampai kak dipta bicara seperti itu?kenapa dia bawa-bawa nuca segala,kalau ingin mengakhiri semuanya harusnya bicara terus terang saja,aq juga akan menerimanya tanpa bisa menolak karena aq juga bukan siapa-siapanya"ucap putri sambil menangis menatap langit-langit kamarnya.Putri beranjak dari kasurnya mengambil tas ranselnya tapi putri sadar kalau dia telah berjanji tidak akan pergi dari rumah dan kabur ke rumah mamanya lagi walaupun bertengkar hebat dengan dipta,putri meletakkan tasnya kembali lalu merebahkan dirinya lagi di kasur.Mata putri panas dan kepalanya terasa berat,tiba-tiba hpnya berbunyi.Putri melihat nama penelpon,"Nuca".Putri malas sekali untuk mengangkatnya,gara-gara dia putri bertengkar dengan dipta.Tapi hp putri terus berbunyi,akhirnya,"Halo?"sapa putri dingin."Put,gimana jadi gak kita ketemuan hari ini?semalam aq sms tapi gak kamu bales"tanya nuca.Putri heran,"Sms?semalam?"tanya putri bingung.
"Iya semalam aq sms kamu,bukannya kata fifi kamu mau ketemuan sama kita-kita hari ini?"tanya nuca lagi."Fifi?aduh nuca aq beneran bingung,tapi yang jelas aq gak pernah bilang sama fifi kalau aq yang ngajak kalian ketemuan hari ini,maaf ya aq lagi gak enak badan,sudah dulu ya"jawab putri langsung mematikan telponnya.
Putri teringat sms yang dibilang nuca,buru-buru putri membuka sms,dan benar ada sms nuca tadi malam dan sudah dibaca."Apa kak dipta yang baca sms dari nuca ya,makanya dia jadi salah paham,Ya ampun kak dipta,ah sudahlah..tanpa adanya sms ini pun pasti aq akan tetap berpisah dengan kak dipta"gumam putri pasrah.Dipta hanya diam selama promo film berlangsung,"Dip,putri mana?"tanya pak wendra heran."Putri izin pulang duluan pak,katanya gak enak badan"jawab dipta datar."Trus,kenapa kamu masih disini?biasanya kamu paling gak tenang kalau putri sedang sakit"tanya pak wendra lagi."Ehm..gak enak ninggalin acara pak,putri juga gak parah"jawab dipta malas.Pak wendra mengangguk dan pergi ke belakang panggung.Dipta memandangi wallpaper hpnya,ada foto gadis cantik sedang melamun disana.Dipta ingin menelpon putri tapi ragu,"Kalau dia lagi asyik sama cowok alay itu gimana,aq pasti dicuekin,ah sudahlah"pikir dipta tidak ingin memikirkan putri.
Acara promo film berakhir hari itu dan teman-teman dipta mengajaknya ke club.Dipta menolak tapi teman-temannya tetap memaksa,akhirnya dipta terpaksa ikut karena tidak enak mengecewakan teman-temannya.Di club,teman-temannya asyik menikmati suasana,sementara dipta hanya duduk melamun di mejanya.Egra mendekati dipta dengan senyum menggoda,"Turun yuk dip"ajak egra menarik lengan dipta tapi langsung ditepis dipta.
"Aq disini saja"tolak dipta dingin."Ayolah dipta,bukannya kamu juga sudah biasa clubbing setiap malam,aq temenin deh kamu kemana aja setelah clubbing"goda egra mulai liar memegang paha dipta.
"Kamu apa-apaan sih?dulu aq memang nakal,tapi sekarang aq sudah tobat,aq sudah menikah,gak ada lagi kenakalan dalam kamus hidupku sekarang"bentak dipta emosi menepis tangan genit egra.
"Menikah?dengan anak kecil itu kamu jadi tobat?cih..yang benar saja dipta,sadar dong,dia bahkan pasti lebih nakal dari kamu sekarang,kamu bahkan gak tahu kan sekarang dia lagi ngapain dan sama siapa,bilangnya aja sakit padahal sih lagi selingkuh sama cowok lain"ucap egra memanasi dipta.Dipta sudah tidak tahan lagi,"Berhenti kamu menjelek-jelekkan istriku,dia itu gadis baik-baik,bukan perempuan liar sepertimu,minggir!"dipta mendorong egra hingga terjatuh di sofa.Dipta langsung pergi dan sambil melewati pelayan dia mengambil segelas kecil minuman beralkohol dan meneguknya cepat dan pergi meninggalkan club itu.Dipta mengendarai mobilnya dengan gusar memikirkan ucapan egra tadi tentang putri,walaupun tidak ingin termakan omongan egra,tapi dipta sedikit terhasut berpikiran buruk tentang putri.Dipta makin emosi membayangkan putri seharian itu bersama nuca hingga mobil dipta makin kencang melaju di jalanan malam yang mulai sepi.
Dipta tiba di apartemennya dan langsung menuju lift dengan wajah merah menahan amarah,"Pak dipta..tunggu!"panggil security tapi tak dihiraukan dipta yang langsung naik lift.Begitu lift tiba di lantai 5 dipta langsung keluar dan menuju apartemennya.Putri terbangun karena merasa haus dan suhu tubuhnya makin panas.Putri baru saja keluar kamarnya ketika pintu apartemen dibuka dari luar.Putri menoleh dan dilihatnya dipta baru pulang dengan tampilan kacau,wajah dan matanya merah,kemejanya acak-acakan,putri merasa khawatir lalu mendekati dipta perlahan.
"Kak dipta baik-baik saja kan?"tanya putri pelan karena takut dipta masih marah padanya.Dipta menatap putri tajam,mendekati putri makin dekat..makin dekat..hingga putri mundur..mundur ..dan menabrak dinding.Dipta menahan putri di dinding dengan kedua tangan kekarnya membuat putri makin ketakutan."Kak dipta mau ngapain?putri salah apa?kak dipta sebenarnya kenapa?"tanya putri mulai menangis.Dipta terus menatap putri tajam mendekati wajah putri dan menyentuh bibir putri kasar,"Hhhfftt..!"putri kaget dan sekuat tenaga mendorong dipta menjauh tapi sia-sia.Bukannya menjauh tapi,"Aaaa!lepasin kak!kak dipta mau ngapain?!!"dipta memanggul putri di bahunya tiba-tiba dan membawanya ke kamarnya.Begitu masuk ke kamarnya dipta menurunkan putri di tempat tidurnya,lalu kembali ke pintu dan menguncinya cepat.Dipta kembali mendekati putri yang makin ketakutan dan mundur menjauhi dipta,tapi dipta makin mendekati putri,"Kak..kak dipta sadar kak..ini putri..bukan pacarnya kak dipta,kak dipta gak cinta sama putri..kak dipta benci sama putri..putri mohon sadar kak!"pinta putri memelas berurai air mata."Aaaa!"putri histeris karena dipta telah memeluknya erat dan mulai melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukannya saat khilaf seperti itu.Keesokan harinya dipta terbangun dengan memegangi kepalanya yang terasa pusing.Dipta melihat ke sekelilingnya dan baru menyadari kalau ternyata dia sudah berada di kamarnya sendiri.Dipta mencoba mengingat-ingat kejadian semalam,sekelebat bayangan muncul,"Putri!kenapa aq merasa telah melakukan kesalahan padanya ya..tapi apa?"gumam dipta bingung.Dipta turun dari kasur dan keluar kamar masih memakai kemejanya yang kusut.
Dipta melihat kamar putri yang tampak sepi,"Kenapa putri masih belum bangun ya,kan dia mulai masuk kuliah hari ini"gumam dipta dan mengetuk pintu kamar putri,"Tok...tok..putri..ayo bangun..kamu kuliah kan?"panggil dipta.Hening..tidak ada jawaban.Dipta mulai khawatir,"Putri?kalau tidak jawab juga aq dobrak pintunya"ancam dipta.Tapi tetap tidak ada jawaban.Akhirnya,"Braaakk!!!"dipta mendobrak pintu kamar putri dan putri yang tadinya sedang tidur langsung terlonjak kaget."Kamu kenapa gak jawab panggilanku?"tanya dipta khawatir mendekati putri yang nampak ketakutan."Ma..maaf..putri ketiduran kak"jawab putri pelan dan mundur menjauhi dipta.Dipta melihat wajah putri pucat dan tampak habis menangis dengan ciri khas hidung mancungnya yang memerah karena menangis."Kamu kenapa?"tanya dipta mendekati putri dan ingin menyentuh dahinya tapi putri menjauh.Dipta heran,"Kamu kenapa sepertinya sangat takut aq dekati?apa aq semalam menyakitimu?apa aq semalam melakukan sesuatu yang buruk padamu?"tanya dipta mulai cemas.Bukannya menjawab,putri malah menangis tersedu-sedu.Dipta makin takut dan yakin kalau bayangan kejadian semalam benar dan bukan mimpi,"Apa aq telah melakukan..itu..hal yang seharusnya..ah.."tanya dipta yang telah ingat sepintas kejadian semalam.Putri menutup wajahnya dengan bantal dan makin terisak."Maaf..maafkan aq sayang..aq sungguh tidak bermaksud menyakitimu,aq benar-benar khilaf,aq benar-benar emosi semalam jadi aq.."Stop kak,jangan diterusin,putri tahu kak dipta tidak akan pernah melakukan hal itu pada putri,bahkan dalam keadaan sadar sekalipun,putri tahu kak dipta pasti semalam sedang mabuk jadi tidak sadar melakukan hal itu kan?"tanya putri sambil menangis."Hah..ehm..iya,tapi aq benar-benar minta maaf sayang aq.."Cukup kak,lupakan saja semuanya,anggap tidak pernah ada,putri sudah ikhlas,mau apa lagi,semuanya sudah terlanjur terjadi,kak dipta tidak usah merasa terbebani dengan hal ini,sudahlah.."putri berhenti bicara dan menyandar di tempat tidur dengan tatapan kosong.Dipta terdiam dan ikut menangis,dipta menyesal terlewat emosi hingga membuat putri syok dan ketakutan.Putri perlahan bangun dari kasurnya,"Mau kemana?"tanya dipta heran."Mau minum kak"jawab putri singkat berjalan ke arah pintu tapi belum sampai ke pintu tiba-tiba pandangan putri menggelap dan.."Sayang!!"dipta sontak berlari menahan tubuh putri yang terjatuh tak sadarkan diri.Dipta menggendong putri ke kasurnya."Ya Allah..dia sakit lagi,panas sekali"ucap dipta panik.Dipta bergegas menelpon dokter.Dipta menatap wajah polos putri yang pucat pasi,"Maafkan aq sayang..aq selalu menyakitimu..lagi..dan lagi"bisik dipta lirih memeluk putri yang masih tak sadarkan diri.Tak lama dokter datang dan memeriksa putri."Istri saya sakit apa dok?"tanya dipta khawatir."Putri kecapekan dan..ehm..istrinya jangan terlalu diporsir untuk yang satu itu..kan sama-sama masih muda,santai saja"ucap dokter tersenyum menatap dipta yang benar-benar malu karena ulahnya putri makin sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
أدب الهواةWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.