Part 28

42 7 1
                                    

Putri makin tercengang begitu masuk ke rumah barunya,dilihatnya semua perabotan sudah lengkap,sofa ruang tamu,sofa ruang keluarga dengan televisi ukuran home theater,karpet tebal yang lembut, dan lebih mengejutkan lagi foto pernikahan mereka terpajang di ruang tamu hingga ruang keluarga.Putri menoleh dipta,"Kak,ini...semuanya kak dipta yang ngatur?"tanya putri masih tidak percaya.Dipta tersenyum dan mengangguk."Kenapa foto pernikahan kita dipajang kak?"tanya putri. Dipta mengernyitkan dahinya,"Kenapa?kamu gak suka?ya sudah besok aq turunkan semua"jawab dipta dengan wajah kecewa.Putri menahan tangan dipta,"Bukan begitu kak,jangan marah dulu,putri tidak menyangka kak dipta mau memajang semuanya,kirain kak dipta malu majang foto putri"ucap putri lirih.Dipta menatap putri,"Kenapa harus malu,kamu kan istriku,mana cantik lagi,jadi yang bertamu ke rumah ini tahu siapa nyonya rumahnya yang cantik dan imut"balas dipta tersenyum,putri tersipu malu dan melanjutkan berkeliling rumah.Begitu melewati ruang keluarga,"Selamat siang mas dipta dan non putri,selamat datang di rumah barunya"sapa bik tinah mengejutkan."Lho koq bik tinah ada disini?"tanya putri heran melihat art di rumah dipta sekarang ada di rumah mereka.Dipta mendekati putri,"Aq sengaja minta mama mengizinkan bik tinah membantu kita di rumah ini,biar kamu gak sakit lagi kalau harus ngurus rumah"jelas dipta tersenyum.Putri tersenyum,"Oh gitu,makasih ya bik udah mau bantuin putri dan kak dipta disini,nanti ajarin putri masak ya bik"bisik putri yang dibalas kedipan mata bik tinah pertanda setuju.Dipta bingung melihat putri berbisik pada bik tinah lalu menyenggol siku putri,"Apa sih,kepo deh"omel putri sementara bik tinah tertawa dan berlalu ke dapur.

Putri naik ke lantai dua,melihat ada tiga kamar disana,selain dua kamar di bawah,lalu menoleh dipta,"Kak,kamar putri yang mana?"tanya putri."Kamar kita yang ini"jawab dipta menarik tangan putri ke kamar yang ada di tengah dengan pintu berwarna coklat muda,begitu pintu dibuka,"Luas banget kak,kebesaran buat putri sendirian kak"ucap putri menatap dipta."Siapa bilang buat kamu saja?kan tadi aq bilang ini kamar kita,itu artinya yang di kamar ini tuh ada aq sama kamu,jadi kamu gak sendirian,mana tega aq biarin istriku tidur sendirian di kamar seluas ini"balas dipta santai.Mata putri membulat,"Ih kak dipta mulai modus lagi,kan kita pisah kamar kak,cukup malam itu saja kak dipta khilaf ya"ucap putri membuat dipta terdiam dan merasa sedih."Iya maaf,kamu boleh di kamar ini atau kamar yang lain terserah kamu tinggal pilih"jawab dipta pelan terdengar lirih.Putri tidak menyadari perubahan ekspresi wajah dipta yang sangat sedih mendengar ucapan putri barusan.Putri berjalan ke kamar yang di pojok kiri,begitu dibuka ternyata ukurannya tidak jauh beda dengan kamar yang tadi tapi agak lebih kecil sedikit."Ehm,putri di kamar ini saja boleh kak?"tanya putri menatap dipta dan diangguki dipta lemah lalu dipta mulai menurunkan tas dan barang-barang putri disana,setelah itu dipta berlalu tanpa banyak kata."Dia kenapa lagi,ah mungkin dia lelah"batin putri.

Dipta kembali ke kamar utama tadi lalu memandang foto pernikahan mereka yang juga terpajang disana,"Kamu bahkan tidak memperhatikan kejutan lain disini sayang,mungkin hanya keajaiban yang akan mampu menyelipkan namaku dihatimu sayang"gumam dipta pelan.Sementara putri mandi setelah merapikan baju-bajunya ke dalam lemari di kamar barunya.Setelah mandi,putri keluar kamar dan turun ke dapur melihat bik tinah yang sedang memasak,"Lagi masak apa bik?"tanya putri ingin tahu."Eh non putri,biasa pesanan mas dipta,katanya non putri suka makanan seafood ya,ini bibik hampir selesai masak,non putri tunggu saja di meja makan ya,kan capek abis beres-beres"jawab bik tinah."Pesanan kak dipta?dari mana dia tahu aq suka seafood ya?"batin putri heran.Begitu bik tinah sedang membawa makanan ke meja makan,"Putri bantuin ya bik.."Eh gak usah non,aduh nanti kalau mas dipta tahu pasti bibik dimarahin non"bik tinah buru-buru menahan putri."Ih kak dipta aneh banget sih"umpat putri dalam hatinya.Setelah makanan tersaji di meja,"Tunggu sebentar bibik panggil mas dipta dulu ya non.."Eh gak usah bik,biar putri aja yang manggil kak dipta"potong putri langsung menuju kamar dipta.

Putri mengetuk pintu kamar dipta,"Tok...tok.."tapi tidak dijawab.Sekali lagi,"Tok..tok.."Iya bik,nanti dipta turun"jawab dipta dengan suara serak."Kak...ayo makan dulu kak,makanannya udah siap"panggil putri,seketika dipta terlompat dari tempat tidurnya,"Iya..kamu duluan saja ya,nanti aq nyusul"jawab dipta buru-buru ke kamar mandi dan mencuci mukanya yang ada cap bantal karena sempat tertidur.Dipta buru-buru turun tangga dan melihat putri sudah duduk manis di meja makan menunggunya.Putri mengambilkan dipta nasi,dipta tersenyum,"Makasih ya"ucap dipta lembut,putri pun tersenyum.Putri heran melihat dipta hanya mengambil ayam goreng dan sayuran."Kak,cobain cumi rica-ricanya,enak banget deh bikinan bik tinah"putri menyodorkannya di depan mulut dipta,tapi dipta refleks termundur,putri memaksa lagi,"Kak,ayo dicobain dikit aja,pasti ketagihan deh"rengek putri,dipta tidak tega melihat wajah putri memelas seperti itu,akhirnya dipta menggigit sedikit cumi-cumi yang disuapkan putri,"Koq dikit banget kak?ini kan ada sepotong,habisin aja kak"pinta putri lagi dan dengan terpaksa dipta memakan semuanya lalu buru-buru minum.Putri tersenyum dipta akhirnya mau makan makanan kesukaannya.

Putri sedang asyik menonton film di ruang keluarga,dipta duduk di dekatnya,"Film apa?"tanya dipta ikut menonton."Pembunuhan kak,kayaknya orang itu deh yang bunuh"jawab putri langsung bercerita.Tak lama dipta mulai menggaruk tangannya,kakinya bahkan wajahnya,dan makin lama tangan,kaki dan wajahnya memerah,putri menoleh,"Kak dipta kenapa?"tanya putri mulai panik."Ehm..gak papa..bentar lagi juga sembuh,aq tinggal ke kamar ya"jawab dipta langsung berlari ke kamarnya menahan rasa gatal yang tak tertahankan.Putri makin bingung melihat tingkah dipta,"Kenapa mukanya cemas begitu non?"tanya bik tinah yang kebetulan lewat."Itu kak dipta tangan,kaki sama mukanya merah-merah gitu trus kak dipta kayak kegatalan gitu bik"jawab putri cemas."Oh..kalau itu sih biasanya kalau mas dipta abis makan seafood,kan mas dipta alergi makan seafood non,bisa berhari-hari badannya panas dan gatal sampe merah-merah gitu"jelas bik tinah membuat putri tercengang."Seafood?apa saja seafoodnya bik?"tanya putri makin panik."Apa saja yang berasal dari laut non,tapi biasanya sih,cumi-cumi,udang,kep.."Cumi-cumi!aduh..gimana ini bik,semuanya gara-gara putri,tadi putri nyuapin kak dipta cumi-cumi,kak dipta udah sempat nolak tapi karena putri paksa akhirnya dimakan juga..hiks..hiks...ini salah putri bik,putri harus gimana bik??"putri mulai menangis terduduk di lantai.Bik tinah sebenarnya sudah mulai panik tapi tidak tega melihat istri majikannya yang masih lugu itu menangis karena merasa bersalah."Sabar ya non,nanti bibik panggilin dokter keluarga yang biasa ngobatin alerginya mas dipta,sekarang non putri duduk di sofa ya,jangan nangis ya non,kan non putri gak tahu makanya jadi begini,bukan karena disengaja,sebentar saya tinggal ya non"ucap bik tinah mencoba menenangkan putri.

Putri berdiri di depan kamar dipta saat dokter memeriksanya,"Udah tahu gak bisa makan seafood,kenapa masih dimakan juga mas ganteng?"omel dokter dengan nada bercanda."Hehe..maklum dok,yang nyuapin cantik,jadi gak bisa nolak"jawab dipta sambil bercanda,dipta tidak tahu kalau putri mendengar yang diucapkannya.Wajah putri bersemu merah mendengar ucapan dipta,tak lama dokter keluar kamar melihat putri masih berdiri di sana."Pasti nona ini si cantik yang dimaksud mas ganteng"sapa dokter tersenyum."Eh..maaf dok,saya beneran gak tahu kalau kak dipta alergi makan seafood"sesal putri sedih.Dokter tersenyum,"Gak papa,udah saya kasih obat,sebentar lagi juga sembuh,apalagi kalau ditungguin sama yang cantik"goda dokter sambil berlalu.Putri menoleh ke kamar dipta lalu perlahan memberanikan diri masuk ke kamar dipta.Dipta kaget melihat putri,"Maafin putri ya kak,udah maksa kak dipta makan cuminya"putri menunduk dan mulai menangis lagi."Udah,gak papa,kan kamu gak tahu,hei kenapa nangis?"tanya dipta cemas."Kenapa kak dipta gak bilang kalau alergi seafood?jadi putri gak akan maksa kak dipta"tanya putri masih menangis."Ehm..abisnya gak tega nolak suapan dari kamu"jawab dipta pelan dengan malu-malu.Putri duduk di samping dipta dan menyentuh lengan dipta yang memerah,"Gatal ya kak?"tanya putri sedih."Hah?ah cuma sedikit"jawab dipta berbohong,padahal kalau tidak ada putri,rasanya dipta ingin mencakar kulitnya sendiri karena kelewat gatal.Putri melihat ke meja kecil di samping tempat tidur,"Ini obat olesnya ya kak?putri bantuin ngolesinnya ya kak"tawar putri."Eh gak usah,gak papa nanti aq olesin sendiri saja,nanti tangan kamu ikut gatal lagi"tahan dipta."Gak papa,biar putri bisa ikut ngerasain kayak kak dipta"putri tetap kekeuh.Dipta hanya bisa menahan rasa aneh saat putri mulai mengolesi obat di lengannya,"Hmm"dipta malah keasyikan dan memejamkan matanya."Kak,jangan modus deh,lagi sakit juga"omel putri membuat dipta membuka matanya kembali,"Gak modus koq"balas dipta menunduk.

Dipta tertidur setelah obat yang diminumnya bereaksi.Putri menunggui dipta duduk di samping dipta,karena bosan tidak ada yang dikerjakan akhirnya putri ikut tertidur di samping dipta.Sore menjelang maghrib,dipta merasa hangat menempel di tubuhnya,begitu membuka mata,dipta sedikit kaget tapi akhirnya tersenyum, bahkan makin menempelkan tubuhnya pada putri yang masih tertidur menghadapnya."Cantik,imut,lucu,lugu,tapi susah digapai"batin dipta menatap wajah cantik itu dengan sedih.Dipta memajukan wajahnya dan mencium kening putri lembut dan lama,hingga,"Kak dipta ngapain?"dipta kaget dan melepaskan ciumannya."Eh..kamu udah bangun,maaf ya gara-gara aq kamu jadi kecapekan"sesal dipta masih gugup."Gak papa kak,ini kan salah putri,biar putri tanggung jawab"ucap putri."Iya sih,tapi jangan salahkan aq kalau aq bisa saja khilaf lagi kalau sudah sangat dekat seperti ini"dipta menakut-nakuti putri.Putri sontak duduk dan beranjak menjauh,"Ehm..putri ke kamar dulu ya kak,nanti putri balik lagi"ucap putri cepat dan melarikan diri.Dipta tersenyum,"Aq sengaja menakutimu sayang,biar kamu menjauh,aq gak mau kamu ikut sakit karena menungguiku".

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang