Setibanya di lokasi,"Makasih ya pak"ucap putri,"Sama-sama non putri"jawab pak ujang tersenyum.Putri mendekati lokasi syuting,disana dipta sedang ngobrol berdua dengan egra,baru saja putri ingin berbalik,"Putri,ayo sini,take sama dipta ya"panggil pak yahya mengurungkan niat putri untuk kabur dan dipta sudah terlanjur melihatnya.Dengan terpaksa putri mengangguk dan mengambil skenario di tangan pak yahya."Adegannya kamu lagi kesal dan marah sama dipta karena dipta ketahuan sedang ketemu perempuan lain dan kamu menampar dipta,oke ya,ayo kita mulai latihan"perintah pak yahya.Putri seperti mendapat angin segar,karena punya kesempatan untuk melampiaskan kekesalan hatinya pada dipta.Putri sedang membaca skenarionya sekilas,dipta mendekatinya."Kenapa gak sms atau nelpon minta dijemput?"tanya dipta dingin.Ingin rasanya putri mencakar wajah laki-laki yang sekarang berstatus suaminya itu.Putri mendongak,"Katanya tadi tunggu aja"jawab putri masih menahan emosinya."Jadi kalau pak ujang gak jemput kamu akan terus nunggu di kampus gitu?sampe malem akan kamu tunggu aja?setia banget ya sama kampus"ucap dipta makin menyebalkan.Putri menarik nafas panjang,"Lain kali kalau gak bisa menepati lebih baik jangan berjanji"ucap putri pelan tapi begitu dalam menembus pertahanan hati dipta.Dipta terdiam karena merasa tersindir dengan ucapan putri.
"Siap semua ya..camera roll..and..action!".Putri membelakangi dipta dengan raut wajah menakutkan menahan amarahnya yang sudah sampai di ubun-ubun,tinggal menunggu meledaknya saja.
Dipta mendekati putri dan menarik tangan putri tapi ditepis putri dengan kasar,"Jangan sentuh aq dengan tangan kotormu itu!"teriak putri emosi dengan wajah memerah.Dipta kaget,"Biasanya dia kalau acting gak begini banget"batin dipta heran."Tapi aq bisa jelasin semuanya,dia bukan siapa-siapa,dia gak penting,yang penting itu cuma kamu di hatiku sayang"dipta memelas di depan putri."Gak penting kamu bilang?kalau dia gak penting kamu gak bakalan melupakan janjimu padaku dan malah menemui dia!"putri mulai lepas kontrol.Dipta mulai bingung,karena seingatnya di skenario tidak ada kalimat seperti yang diucapkan putri tapi pak yahya masih terus melanjutkan adegan itu."Sayang,tolong dengarkan dulu,aq gak bohong,aq gak melakukan seperti apa yang ada di pikiranmu,aq cuma.."dipta sambil berusaha meraih tangan putri tapi,"Sudah kubilang jangan sentuh aq!"Plakkk!!!"putri mendaratkan sebuah tamparan keras di pipi kiri dipta hingga pipinya memerah."Cut!!kereeenn putri,acting marah kamu bagus banget"puji pak yahya tersenyum puas.Putri hanya tersenyum kecut,padahal semua yang diucapkannya tadi benar-benar diucapkannya sungguh-sungguh untuk dipta yang sudah membuatnya sakit hati.Putri menoleh dipta yang masih memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan putri tadi.Putri merasa bersalah telah melampiaskan kekesalannya pada dipta melalui adegan tadi,baru saja putri ingin mendekat,"Kamu gak papa dip?sakit ya?sini aq obati"tawar egra dengan wajah khawatir sambil melirik putri sinis.
"Aq gak papa"jawab dipta sambil melirik putri sekilas dan berlalu meninggalkan putri dan egra.Egra masih menatap putri sinis,putri merasa tidak ada urusan dengan egra jadi putri berinisiatif menjauhi egra tapi,"Tunggu!aq mau bicara"tahan egra.Putri menoleh,"Mba manggil aq?"tanya putri dengan wajah polosnya.Egra geram,"Iya aq mau bicara sama kamu"jawab egra dengan wajah tegang."Ada yang bisa saya bantu?"tanya putri santai."Aq tahu kamu sekarang istrinya dipta,tapi asal kamu tahu ya dengan tingkah kekanak-kanakan kamu itu akan membuat dipta tidak betah dan akan segera meninggalkan kamu,jadi kamu harus siap-siap mulai dari sekarang,karena aq sudah siap menerima dipta setelah dia melepaskanmu,ingat itu"ucap egra tanpa ragu.Putri ingin tertawa mendengar ucapan egra yang benar-benar kepedean itu,"Silahkan mba terima kak dipta,itu pun kalau kak diptanya mau melepaskan istrinya yang imut dan kekanak-kanakan ini ya,dan satu lagi,itu pun kalau kak diptanya mau sama mba,ehm..sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan,saya permisi"balas putri telak meruntuhkan kepedean egra.Egra menghentakkan kakinya kesal karena dikalahkan oleh anak kecil seperti putri.
Putri masih kesal dengan dipta,setelah ingkar janji,bahkan merasa bersalah pun tidak.Setelah syuting selesai putri melangkah menuju parkiran,putri sedang sibuk mengutak atik aplikasi di hpnya untuk memesan taksi,"Ayo pulang"dipta menghentikan motornya tepat di samping putri.Putri menoleh sekilas,"Putri bisa pulang sendiri"tolak putri ketus dan berjalan lagi tapi tangannya ditahan dipta,putri menoleh dengan kasar,"Lepas kak,mau tambah lagi merah di pipi kanan?"ancam putri.Tapi kali ini dipta tidak gentar,putri pun berusaha keras melepaskan cengkraman dipta di lengannya,begitu terlepas,putri berjalan setengah berlari menjauhi dipta.Dipta benar-benar kesal lalu turun dari motornya dan mengejar putri,"Berhenti putri!"berhenti kubilang!"panggil dipta dan dengan sekali sentakan tangan putri sudah ada di genggamannya lagi.Putri masih memberontak,"Diam dan ikut aq pulang atau kalau tidak.."ancam dipta di depan wajah putri,"Kalau tidak apa?"tantang putri menatap dipta tajam.Dipta tidak menjawab tapi mendekatkan wajahnya ke wajah putri lalu mendaratkan kecupan cukup dalam di bibir mungil dan merah putri.Putri kaget membulatkan mata indahnya dan sempat lupa bernafas,putri meremas kemeja dipta hingga kusut.Semua kru dan pemain terperangah melihat kejadian romantis pasangan yang baru menikah itu,apalagi egra hampir pingsan melihat laki-laki yang disukainya malah sedang asyik mencium istrinya di tengah jalan.Setelah cukup lama akhirnya dipta melepaskan ciumannya,"Hah..hah..huh.."putri terengah-engah benar-benar hampir habis nafas akibat ciuman suaminya itu.
Dipta memang melepaskan ciumannya tapi tidak melepaskan pelukannya di tubuh mungil putri,"Masih mau berontak?"tantang dipta pelan.Putri terdiam dan menggeleng,"Kalau masih tidak mau ikut,aq akan melakukan hal yang lebih nekat lagi,kamu mau?"ancam dipta dengan senyum licik.Putri menggeleng cepat dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya."Bagus,sekarang kita pulang"ajak dipta membawa putri kembali ke motornya.Dipta memasangkan jaket dan helm pada putri yang masih nampak syok akibat ulah dipta barusan."Pegangan yang kuat,nanti jatuh"pesan dipta memastikan pelukan putri erat di perutnya.Putri hanya bisa mengangguk karena bibirnya benar-benar kelu sehingga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.Dipta membawa putri pulang melewati orang-orang yang menonton adegan suami istri itu bermesraan.Putri merasa matanya panas dan tak terasa air matanya mengalir,putri benar-benar syok dengan perlakuan tiba-tiba dan mengejutkan dari dipta tadi.Makin lama tangis putri makin kencang,hingga dipta kaget tubuh putri bergetar,dipta mempercepat laju motornya yang sedikit lagi tiba di apartemennya.Begitu sampai,putri hampir jatuh saat turun dari motor karena masih terus terisak.Dipta buru-buru melepas helmnya dan helm putri.Putri mengusap ingusnya yang keluar karena menangis.Dipta mulai panik,"Kamu kenapa nangis?apa ada yang sakit saat aq cium tadi?bibir kamu terluka?"tanya dipta menangkup kedua pipi putih mulus putri."Kak dipta jahat,itu kan ciuman pertama putri,harusnya putri kasih buat suami putri nanti"putri memukuli dada dipta kesal.
Dipta bingung,"Ehm..kan aq suami kamu,jadi gak salah kan"ucap dipta masih tidak paham."Kan kita nikahnya pura-pura"balas putri menghentakkan kakinya kesal."Sstt..kita nikah sungguhan,ada surat nikahnya lengkap,kemarin kamu lihat kan"dipta mulai menggoda putri."Kak dipta nyebelin!"putri langsung kabur duluan naik lift.Dipta keluar dari lift dan melihat putri manyun di depan apartemen mereka,putri tidak bisa masuk karena kunci apartemen ada di dipta.
"Koq gak masuk?"goda dipta jahil."Besok-besok kalau putri gak syuting,putri pulang ke rumah mama aja,kan gak punya kuncinya juga ngapain pulang kesini"ucap putri cuek masuk setelah pintu dibuka dipta."Enak aja,besok kuncinya diduplikat,gak ada alasan kamu gak pulang kesini"ucap dipta cepat.Putri langsung kabur ke kamarnya tanpa menoleh dipta lagi.Dipta pun masuk ke kamarnya sendiri lalu mandi karena merasa badannya sangat lengket dan benar-benar lelah.Dipta ke dapur dan mengambil minuman kaleng lalu duduk di meja makan.Tak lama putri keluar kamar sudah mengenakan piyama hello kittynya melewati dipta dengan cuek mengambil minum di dispenser.Putri tanpa sengaja melihat dipta sesekali menaruh minuman kaleng yang dingin itu di pipi kirinya.Putri duduk di meja makan berhadap-hadapan dengan dipta,"Masih sakit ya kak pipinya?"tanya putri merasa bersalah.Dipta menatap putri,"Lumayan,lain kali kalau marah jangan dimasukkan ke dalam adegan ya,nyeremin"jawab dipta santai."Iya maaf kak,putri bantu kompres ya"tawar putri dengan wajah sendu.Dipta menggeleng,"Gak usah,kan tadi sudah dapet obatnya,gak tanggung-tanggung langsung di bibir"jawab dipta tersenyum membuat pipi putri merona."Ish..pake diingetin lagi,udah ah mending tidur daripada ngomongin yang gak penting"ucap putri berusaha menutupi rasa malunya dan berdiri."Aq minta maaf putri"ucap dipta lirih menatap putri."Untuk apa kak?"tanya putri bingung."Sudah lupa menjemput kamu tadi siang"jawab dipta serius.Putri yang tadinya masih kesal dengan dipta langsung tidak tega melihat dipta merasa bersalah seperti itu."Gak papa kak,putri ngerti,karena itu mulai besok putri gak perlu dianter jemput lagi,putri bisa berangkat sendiri"balas putri tersenyum dipaksakan."Gak bisa,kamu harus diantar jemput sama aq"ucap dipta mulai kesal."Sudahlah kak,daripada tidak bisa menepati,lebih baik kak dipta berangkat sendiri,putri berangkat sendiri,beres kan"ucap putri berjalan ke kamarnya.Dipta terdiam menatap putri yang menghilang di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.