Part 26

38 5 1
                                    

Putri hanya manyun melihat dipta difoto oleh fotografer,tapi putri mulai terpesona melihat suami gantengnya saat sedang berpose dengan berbagai gaya dan busana.Putri tanpa sadar senyum-senyum sendiri menatap suaminya itu.Saat sedang asyik memperhatikan suaminya,tiba-tiba tanpa sengaja mata keduanya bertemu,putri langsung memalingkan wajahnya ke arah lain dan kebetulan pada serombongan cowok-cowok muda yang sepertinya anak kuliahan sedang lewat.Sontak dipta melotot dan menatap putri tajam.Asisten fotografer melihat hal itu,"Eh kamu bisa gak menjauh dulu,kamu gangguin konsentrasinya mas dipta"tegurnya pada putri.
"Oh iya mba,maaf"jawab putri beranjak pergi.Dipta langsung mendekati putri,fotografer benar-benar kesal melihat ulah dipta."Eh..mau kemana?tadi aq bilang apa?gak boleh jauh dari aq"tahan dipta menarik tangan putri."Kata mba yang itu putri gangguin konsentrasi kak dipta,jadi disuruh jauh-jauh"jawab putri polos.Dipta menoleh asisten fotografer itu,"Jangan main usir seenaknya ya,dia ini istri saya,saya yang minta dia nemenin saya"omel dipta seperti mak-mak komplek yang sedang marah karena anaknya dimarahi."Ma..maaf mas,saya gak tahu"jawab asisten fotografer itu menunduk ketakutan.Fotografer mendekat,"Mas dipta,sepertinya dari tadi konsentrasinya hanya tertuju pada istrinya,gimana kalau fotonya bareng istrinya saja,biar saya bilang pihak majalah untuk menambahkan kontraknya,gimana?"usul fotografer yang sudah lelah menghadapi tingkah dipta.Dipta melirik putri dengan senyum puas.

Perubahan kontrak sudah disetujui dipta,sekarang putri sedang memilih baju untuk dipakai photoshoot bersama dipta."Ih lucunya..imut..mau!"Gak!terlalu minim,ganti yang lain!"tolak dipta mentah-mentah pada dress tanpa lengan warna pink.Berganti lagi ke baju yang lain,baru saja putri akan komentar,"Terlalu seksi,ganti!"dipta sudah duluan menolak.Berlaku hal yang sama pada baju-baju tak berdosa lainnya,terlalu pendek,terlalu ketat,baju kurang bahanlah dan entah apa lagi alasan dipta menolak semua baju yang ditawarkan untuk putri."Nah ini koleksi kita untuk majalah muslim,silahkan dipilih,siapa tahu cocok"ucap asisten fotografer mulai lelah.Putri sudah manyun dari tadi,"Ayo pilih sayang,mana yang cocok di kamu"pinta dipta tanpa berdosa."Males,kak dipta aja deh yang milih"jawab putri cemberut.Dipta tersenyum dan mulai memilih dress sopan berwarna peach,kemeja lengan panjang kotak-kotak warna senada dengannya,kaos tanpa kerah lengan panjang yang tidak ketat warna biru laut dan baju pantai bunga-bunga yang pastinya sopan.

Photoshoot dimulai lagi,kali ini konsentrasi dipta tidak terpecah karena sekarang si pengganggu konsentrasinya sudah ada di sampingnya,dalam pelukannya."Ehm..kak..memangnya posenya harus begini ya?"tanya putri ragu-ragu karena dipta memeluknya dari belakang."Iya,udah diem aja dan senyum ke kamera,ingat ya ke kamera bukan sama fotografernya"jawab dipta posesif.Fotografer baru saja akan mengarahkan pose,tapi begitu melihat dipta sudah asyik membuat pose sendiri,dia pun langsung mengambil foto alami saat putri menoleh dipta dan dipta menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam,"Cekrek!ya bagus..tahan..sekali lagi..cekrek!".Putri kaget karena dia sama sekali belum siap tapi sudah difoto."Ah kak,kan putri belum siap"protes putri.Dipta tersenyum dan mencubit pipi mulus putri pelan.Di lain background,latarnya adalah laut biru yang ada di belakang mereka.Putri dan dipta serasi mengenakan baju pantai bunga-bunga dominasi merah."Posenya gimana lagi?"tanya putri."Begini.."Aa!"putri refleks memekik tertahan menutup mulutnya karena sekarang tubuhnya telah melayang di udara,di gendongan dipta yang tersenyum geli melihat ekspresi kaget putri.Fotografer tersenyum puas karena hari itu dia berhasil mengabadikan momen indah pasangan yang cukup menguras tenaga dan emosi.

Setelah photoshoot selesai,putri berlari ke pinggir pantai,dengan rambut kuncir kudanya yang bergoyang kesana kemari,pipi putihnya yang memerah terkena panas matahari,begitu menyita perhatian dipta.Dipta mendekati putri yang berjongkok mencari kura-kura kecil tadi."Ngapain sih?"tanya dipta gemas."Kura-kuranya hilang"jawab putri kecewa."Ya udah nanti kita beli saja ya,trus pelihara di rumah"bujuk dipta."Gak usah kak,biar kura-kuranya di alam bebas saja"tolak putri."Lho kenapa?kamu suka kura-kura kan?"tanya dipta heran."Tidak baik menahan hal yang seharusnya bukan milik kita kak,kan kura-kura hidupnya di alam bebas,jadi sebaiknya biarkan saja mereka hidup di tempat semestinya"jawab putri membuat dipta terdiam.Sementara dipta memikirkan ucapan putri barusan,putri sudah berlari mengejar ombak dan gantian ombak yang mengejarnya hingga ke pantai membuat putri tertawa senang."Apa maksud putri bicara seperti itu ya?apa dia benar-benar ingin pergi dariku?"batin dipta."Kak dipta awas!itu ombaknya datang!"teriak putri mengagetkan dipta yang sedang melamun."Hah?apa sayang?"dipta gelagapan."Ih kak dipta katanya tadi mau main di pantai sama putri,eh sekarang malah bengong"omel putri manyun."Oh..iya,hehe,maaf ya,ayo kita mau main apa?"tanya dipta tersenyum."Kejar-kejaran ombak kak,tuh ombaknya datang kak,pokoknya gak boleh kena kita ombaknya,ayo kak!"putri sudah berlari menjauhi ombak yang semakin mendekat.Dipta mengikuti permainan istrinya sambil tertawa.Saat menghindari ombak,entah sengaja atau modus,dipta justru mengejar putri dan memeluknya erat.Putri mendongak,"Kak,kenapa malah ngejar putri?"tanya putri lugu."Gak enak ngejar ombak,enakan ngejar kamu"jawab dipta tanpa nada bercanda sedikit pun."Ehm..tapi kak.."putri menggigit bibir bawahnya gugup."Aduh..putri berhenti melakukan itu"ucap dipta langsung membalikkan tubuh putri hingga sekarang dipta memeluk putri dari belakang."Melakukan apa kak?putri gak ngerti"tanya putri apa adanya."Melakukan hal yang bisa membuatku khilaf,udah sekarang kita lihat sunset aja,tuh bentar lagi sunset"jawab dipta cepat dan memasangkan kacamata hitam pada putri dan dirinya sendiri."Indah banget kak"gumam putri tersenyum dan tanpa sadar bersandar di dada dipta,sedang tangannya membalas pelukan dipta di perutnya."Masih kalah sama kamu"bisik dipta lembut,putri tersenyum.

Setelah melewati hari yang begitu melelahkan tapi menyenangkan,putri tertidur pulas di mobil dalam perjalanan pulang.
"Kamu begitu polos dan apa adanya sayang,kamu benar-benar membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku darimu,jangan pernah pergi dariku sayang"ucap dipta lirih menatap putri sambil membelai wajahnya lembut.Perjalanan cukup jauh dan akhirnya mereka tiba di apartemen mereka.Dipta menggendong putri ke kamarnya dan begitu melirik pintu yang rusak,"Sepertinya sudah seharusnya aq membawamu kesana sayang"ucap dipta menunduk dan mendaratkan kecupan lembut di pipi putri lalu beranjak tidur di sofa di depan kamar putri.Karena pintunya rusak,jadi dipta tidak mau meninggalkan putri dalam  keadaan tidak aman,makanya dipta memilih tidur di sofa depan kamar putri,jadi tetap bisa mengawasi putri,walaupun dipta harus menelan ludahnya berkali-kali saat selimut putri tidak sengaja tersingkap memperlihatkan kaki putih mulus putri.

Hari-hari berlalu dan dipta makin tidak bisa jauh dari putri,seperti hari itu,putri ada job mc di sebuah acara musik,dipta ngotot ingin ikut."Kak dipta,bukannya kak dipta juga ada acara di tempat lain?"tanya putri heran."Iya sih,tapi aq akan tetap datang ke acara kamu begitu urusanku selesai,tunggu aq jemput ya"jawab dipta memaksa seperti biasanya dan putri hanya bisa mengangguk pasrah.Begitu tiba di tempat acara,dipta mengikuti putri,"Lho kak,kan kak dipta ditunggu di tempat lain"putri heran.Dipta melihat sekeliling dan memanggil kru sekaligus panitia acara,"Mba,saya titip istri saya ya,jangan sampe ada yang gangguin"pesan dipta serius."Oh iya mas,siap"jawab panitia tersenyum sementara putri manyun."Ingat ya,jangan tebar pesona sama cowok manapun,aq pergi dulu ya,tunggu aq jemput"pesan dipta sambil mencubit pipi putri.

Putri jadi mc acara musik berdua dengan artis perempuan lainnya,putri memang cocok membawakan acara musik untuk anak muda tersebut sehingga penonton begitu menikmati suguhan acara yang dipandu oleh putri.Di tempat lain,dipta juga sibuk menjadi bintang tamu di acara budaya.Begitu acara selesai,dipta bergegas menuju tempat putri tapi di tengah perjalanan,hp dipta berbunyi,"Dip,kepalaku pusing lagi"isi pesan singkat dari seseorang yang membuat dipta memutar arah tujuannya.Putri telah selesai satu jam yang lalu dan sekarang sedang menunggu dipta datang menjemputnya."Putri,belum pulang?"tanya syifa temannya mengisi acara tadi.Putri menggeleng,"Belum dijemput"jawab putri tersenyum dan syifa pun pamit duluan setelah dijemput pacarnya.Tinggallah putri sendiri di mal itu,dan tak lama mal itu tutup,tapi dipta tak kunjung datang.Putri hanya memandangi hpnya yang sama sekali tidak ada pesan sedikit pun dari dipta.Sejak dekat dengan dipta memang putri tidak pernah sekalipun mengirim sms atau menelpon dipta hanya untuk minta dijemput karena menurut putri itu akan menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan jika sewaktu-waktu mereka berpisah seperti perjanjian awal pernikahan mereka.Putri memutuskan untuk pulang sendiri naik taksi tapi,"Putri,diptanya belum jemput ya?"tanya panitia yang dititipi dipta tadi.Putri mengangguk,"Bareng aq aja yuk,kan lebih aman dari pada naik taksi"tawarnya yang diangguki putri.Selama perjalanan putri hanya melamun,"Ini yang kedua kalinya dia ingkar janji,sebaiknya aq sudahi saja.."

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang