Part 42

50 7 1
                                    

Fachri makin parah dan kondisinya mengkhawatirkan,dipta panik dan membawanya ke rumah sakit."Fachri harus dirawat,sepertinya virus yang menyerangnya berbahaya"ucap dokter serius.Dipta hampir pingsan mendengar ucapan dokter ditambah lagi putri yang kabur meninggalkannya dan fachri.Dipta meminta mamanya untuk datang membantu mengurusi fachri."Putri kemana dip?"tanya mama dipta heran."Dia kabur ma"jawab dipta dengan emosi yang ditahan.Mama putri yang mendengar hal itu terkejut,"Tidak mungkin putri kabur meninggalkan fachri dalam keadaan parah begini,kamu jangan mengada-ngada dipta"mama putri marah tidak terima dipta menuduh putrinya seperti itu."Tapi itu kenyataannya ma,dia sms bilang kalau dia tidak akan kembali lagi,apa itu namanya kalau bukan kabur"balas dipta membela diri."Apa kamu sebelumnya bertengkar dengan putri?"tanya mama dipta curiga.Dipta diam sejenak dan berpikir,"Tadi pagi dipta sempat marah sama putri karena meninggalkan fachri main sendirian,cuma itu ma,masa gara-gara itu saja putri kabur,kekanakan sekali"jawab dipta menyindir putri."Apa kamu bilang hanya gara-gara itu?kamu gak sadar kalau selama ini sudah menyakiti hati putri berkali-kali hah?"tanya mama putri berapi-api dengan mata berkaca-kaca."Sabar mba,saya minta maaf karena kelakuan anak saya jadi putri kabur seperti ini"ucap mama dipta menenangkan mama putri."Walaupun putri marah tapi tidak mungkin putri meninggalkan fachri yang sedang sakit parah seperti ini mba,saya merasa ada yang tidak beres"sanggah mama putri menatap dipta tajam yang menunduk takut melihat mama putri.

Sudah dua hari fachri dirawat dan keadaannya semakin memburuk,"Mmma.."fachri mengigau memanggil putri dengan mata terpejam dan menangis.Dipta benar-benar tidak sanggup lagi melihat fachri menderita,"Putri kamu dimana?aq mohon kembalilah,setidaknya untuk fachri"gumam dipta putus asa mencoba menelpon putri tapi telponnya tidak aktif.Dipta melihat fachri tertidur tapi nafasnya semakin pelan,"Fachri?sayang?kamu tidur ya?"panggil dipta mulai khawatir.Tapi fachri tidak merespon,dipta panik lalu memanggil dokter.Dokter langsung memeriksa fachri,"Gimana fachri dok?dia baik-baik saja kan?"tanya dipta dengan wajah panik.Dokter memeriksa fachri dengan serius."Fachri kritis,saya sudah melakukan yang bisa saya lakukan pak,tapi sepertinya fachri membutuhkan mamanya saat ini"jawab dokter membuat dipta terduduk lemas.

Dipta menangis menunggui fachri yang masih kritis sambil terus berusaha menelpon putri yang masih tidak aktif hpnya.Vean mendekati dipta yang tampak kusut dan sedih,"Aq rasa ada yang tidak beres yang terjadi dengan putri dip,aq tahu putri tidak mungkin kabur seperti yang kamu bilang"ucap vean yang membuat emosi dipta makin memuncak."Kamu tidak tahu apa-apa tentang putri,kamu bukan siapa-siapanya putri,aq suaminya,aq lebih tahu dia dari siapa pun di dunia ini"bantah dipta menatap vean marah.Mama dipta dan putri hanya bisa menangis melihat cucu mereka terbaring lemah di rumah sakit."Kalian bisa tidak akur untuk sementara waktu tanpa membuat masalah baru?"ucap papa dipta mulai tidak sabaran."Tapi dipta telah menuduh putri yang tidak-tidak pa,vean tidak terima putri dituduh seperti itu hanya karena mendapat sms itu dari putri,bisa saja hp putri hilang dan ada orang jahat yang ingin merusak hubungan kalian"vean tidak kalah emosi."Kamu benar-benar ya.."dipta geram melihat vean tidak mau kalah.Di saat semua sedang tegang,"Maaf..bagaimana fachri?".Semua serentak menoleh,"Kamu kembali.."dipta tercekat melihat seseorang yang dirindukan dan diharapkannya kembali.

"Sayang..syukurlah kamu kembali"ucap mama putri memeluk putri yang kembali dengan tampilan kacau tapi tidak membuat kecantikannya pudar,"Fachri gimana ma?"tanya putri dengan air mata di pipinya.Mama putri tidak menjawab tapi menangis tersedu-sedu.Putri mendekati fachri dan menggenggam jemari mungil itu dan mengecupnya,"Sayang,gantengnya mama,ini mama nak,mama kangen sama fachri"bisik putri sambil meneteskan air mata.Dipta mendekati putri,"Pulang juga kamu,sudah sadar rupanya"sindir dipta pelan.Putri menoleh dipta sedikit bingung dengan ucapan dipta tapi putri tidak ingin menambahi masalah."Maaf kak,putri tidak mengerti apa maksud kak dipta"balas putri pelan takut membuat fachri terganggu.Dipta sebenernya bahagia melihat putri telah kembali dan berada di sampingnya dan fachri,tapi gengsinya mengalahkan segalanya."Mmmmaa.."panggil fachri membuka matanya sedikit."Iya sayang,ini mama,fachri harus sembuh ya sayang"jawab putri makin terisak memeluk fachri.Fachri menatap putri dan dipta bergantian dan tersenyum lalu memeluk putri dan tak lama fachri makin lemas dan nafasnya makin pelan."Fachri..sayang..jangan tidur lagi sayang..fachri!"panggil putri panik.Pelukan fachri terlepas seiring dengan nafas terakhirnya dihembuskan pelan.Putri berteriak histeris,"Fachri!!!bangun sayang,tolong panggil dokter!".Dipta ikut panik dan memanggil dokter.Dokter dan suster datang dan memeriksa fachri,kepala mereka tertunduk,"Kami minta maaf pak dipta dan bu putri,fachri sudah pergi,kami harap bapak dan ibu mengikhlaskan kepergian fachri"ucap dokter membuat lutut putri lemas dan melorot ke lantai tanpa sempat dicegah."Apa maksudnya dok?fachri sudah pergi?"tanya dipta masih tidak percaya."Maaf pak dipta,bapak harus ikhlas.."jawab dokter ikut menangis.Dipta terdiam,terpaku di tempatnya,matanya memerah dan seluruh persendiannya serasa kaku,sementara putri menangis tanpa suara terduduk di lantai."Sayang...fachri..."ucap mama putri dan dipta menenangkan putri dan dipta.Papa putri,papa dipta dan vean tidak bisa menahan tangis melihat cucu dan keponakan kesayangan mereka telah pergi untuk selama-lamanya meninggalkan mereka semua.

Rumah itu hening seketika seperti tidak ada kehidupan setelah kepergian fachri.Putri mengunci dirinya di kamar,begitu pun dengan dipta yang masih belum bisa menerima kepergian putra tercintanya untuk selama-lamanya.Putri teringat pertanyaan vean tadi saat fachri dimakamkan,flashback"Kamu beneran kabur put?"tanya vean.Putri terkejut mendengar pertanyaan vean,"Darimana kak vean berpikiran seperti itu?"tanya putri."Dipta bilang kamu sms dia,kamu tidak akan kembali lagi"jawab vean membuat hati putri makin teriris."Putri mau bilang sesuatu tapi kak vean janji jangan bilang siapa-siapa ya,terutama kak dipta"ucap putri yang diangguki vean."Putri diculik dua hari yang lalu saat akan ke apotek membeli obat untuk fachri"ucap putri membuat vean tercengang."Siapa yang menculikmu dan bagaimana kamu bisa selamat?"tanya vean penasaran."Putri juga gak tahu kak,tapi polisi bilang sudah menangkap orangnya,tapi putri belum tahu siapa dia,putri berhasil kabur setelah pura-pura pingsan dan kabur dari rumah tua itu dan ada polisi yang lagi patroli melintas yang menolong putri"jelas putri.flashback end.

Putri merasa dipta menyalahkannya atas kepergian fachri dan putri yakin sudah tidak ada lagi waktu untuk mereka berdua melanjutkan pernikahan pura-pura mereka.Putri yang juga belum bisa menerima kepergian fachri mencoba bangkit dan mengikhlaskan fachri agar fachri tenang disana.Putri mencoba menegur dipta tapi dipta seolah tidak mau lagi bicara dengan putri.Putri menyerah dan puncaknya dini hari itu putri meninggalkan semuanya,semua kebahagiaan sementara yang pernah dialaminya bersama dipta,semua kesedihan yang dialaminya selama menikah dengan dipta,semua kenangan indah yang tidak akan pernah putri lupakan selama hidupnya.Putri menoleh lagi mengingat semuanya dan tersenyum diiringi tangisan tanpa suara yang jatuh di pipinya,"Terima kasih untuk kisah indah yang pernah kak dipta beri untuk putri,maaf untuk semuanya,maaf karena kehadiran putri tidak seperti harapan kak dipta,selamat tinggal kak dipta.."ucap putri dalam hati dan meninggalkan selembar kertas di atas meja makan lalu meninggalkan rumah yang telah memberikan banyak kenangan indah untuk putri.

Dipta bangun pagi itu dengan sisa air mata bekas semalam yang masih menangisi kepergian fachri."Dipta!!!"teriakan seseorang di depan pintu kamarnya berhasil membuat dipta terlonjak dari tempat tidurnya.Begitu pintu dibuka,vean menarik dipta keluar dari kamar,"Apa-apaan kamu hah?"tanya dipta kesal."Nih kamu baca,itu hasil laporan polisi atas penculikan seseorang,coba kamu tebak siapa dalang penculikan itu?!"tanya vean tajam menatap dipta."Penculikan?siapa yang diculik dan siapa yang menculik?kamu ngomong apa sih?"tanya dipta masih belum paham dan membaca sekilas laporan di tangannya,"Putri?diculik?"dipta mulai paham dan menatap vean penuh tanda tanya."Putri menghilang bukan karena kabur seperti yang kamu bilang,putri diculik selama dua hari,kamu bahkan tidak curiga sama sekali tapi malah menuduh istri kamu yang tidak-tidak hanya karena sms yang aneh itu,dan kamu harus tahu yang menculik putri adalah mantan kesayangan kamu itu,rachel!"jelas vean berapi-api penuh amarah.Dipta terdiam,tidak bisa berkata apa-apa lagi,dipta terduduk lemas,semua rasa bersalahnya pada putri menari-nari di otaknya,tiba-tiba dipta teringat pada perempuan yang selalu dirindukannya itu,"Putri!"dipta langsung berlari ke kamar putri dan begitu dibuka,..kamar itu rapi dan barang-barang putri sudah tidak ada lagi di sana."Tidak mungkin..putri kamu dimana?"dipta mulai panik dan turun mencari-cari putri."Kenapa?"tanya vean heran."Putri tidak ada di kamarnya dan barang-barangnya pun tidak ada"jawab dipta panik bukan main."Maaf mas,bibik nemu surat ini di atas meja makan"ucap bik tinah memberikan selembar kertas pada dipta.Dipta terdiam menerima surat dari putri,"Kamu benar-benar meninggalkanku kali ini sayang..".

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang