Dipta ingin berteriak kegirangan tapi takut membangunkan seisi villa,akhirnya dipta memeluk putri erat."Aq harap ini bukan mimpi,kalau benar ini hanya mimpi,aq harap aq tidak akan pernah bangun lagi"bisik dipta lembut."Jangan gak bangun lagi kak,nanti putri sama siapa?"protes putri.Dipta menatap wajah putri,"Kamu gemesin banget sayang,aq mencintaimu putri clarissa,aq sangat...sangat mencintaimu sayang"ucap dipta tanpa ragu.Putri tersenyum malu-malu,"Putri juga mencintai kak dipta,putri tidak pernah menyangka kalau cinta putri berbalas"balas putri berjinjit dan melingkarkan tangannya di leher dipta."Kita tidur di kamar saja ya sayang"ajak dipta yang langsung menggendong putri menuju tangga.Putri menyandarkan kepalanya manja di kepala dipta dan melingkarkan tangannya erat di leher dipta.Saat mereka menaiki tangga,"Gedubrak!,aw!"ada suara gaduh terdengar dari sudut ruangan."Kak,itu suara apa?putri takut"tanya putri ketakutan memeluk leher dipta makin erat.Dipta yang melihat sekilas erica,rara dan vean bersembunyi di sudut ruangan,dipta tersenyum."Bukan apa-apa sayang,jangan takut ya,by the way meluknya jangan terlalu kencang sayang,aq gak bisa nafas ini"ucap dipta sedikit tersengal."Eh,maaf ya kak,abisnya putri beneran takut"balas putri nyengir dan "cup"putri mendaratkan kecupan singkat di pipi dipta."Yah koq cuma sebentar sayang"ucap dipta manja."Ah kak dipta..nanti aja,putri malu"balas putri dengan pipi merona.
Setelah dipta membawa putri masuk ke kamar,"Geseran erica,aq gak bisa nafas tahu!"omel rara yang didorong erica ke pojokan saat mengintip keromantisan dipta dan putri tadi."Eh..hehe,tapi mereka romantis banget ya,putri tuh polos manja gitu,gimana kak dipta gak gemes coba,ah pasti mereka di kamar ehem..haha"erica mulai mengkhayal yang tidak jelas.Vean hanya diam sambil melihat ke kamar dipta dan putri yang sudah tertutup,"Kak vean kenapa?"tanya rara heran melihat vean."Gak papa,aq harap dipta tidak menyakiti putri lagi untuk kedua kalinya,karena kalau itu terjadi aq pastikan dipta akan menyesal dan aq yang akan menggantikan posisinya di hati putri"jawab vean serius."Jadi kak vean beneran suka sama putri?"tanya rara kaget."Iya ra,aq juga gak tahu kenapa aq bisa suka sama dia,yang jelas putri telah mencuri hatiku sejak peristiwa dia tenggelam waktu itu"jawab vean dengan mata menerawang.Rara tidak tega melihat kakak sepupunya itu sedih karena menyukai istri adik kandungnya sendiri."Kak vean yang sabar ya,tapi aq harap kak vean bisa melupakan rasa suka kak vean ke putri karena hal itu hanya akan menyakiti diri kak vean sendiri dan kak dipta pasti tidak akan suka melihat laki-laki lain menaruh hati pada istrinya,aq tahu itu kak,gimana posesifnya kak dipta pada putri"saran rara,tapi vean hanya diam tanpa kata.
"Sayang,kamu udah mau tidur?"tanya dipta sambil memeluk putri di tempat tidur."Ehm..kenapa kak?"tanya putri balik dengan gugup."Eng..gak papa sih"jawab dipta juga tak kalah gugupnya.Putri diam tapi menatap dipta lekat,dipta menarik putri makin dekat dan merapat padanya hingga hidung mereka saling menyentuh dan nafas gugup mereka saling terasa.Putri makin gugup saat dipta mulai lebih berani dan menyentuh bibir putri lembut,putri menutup matanya dan melingkarkan tangannya ke leher dipta.Cukup lama dipta mendaratkan bibirnya ke bibir mungil putri,"Hah..huh...bentar kak.."putri melepaskan ciuman hangat mereka."Kenapa sayang?"tanya dipta ingin protes."Putri hampir habis nafas kak,sabar ya kak"jawab putri menghirup udara bebas sebanyak-banyaknya.Di saat putri mengambil nafas,dipta melancarkan aksinya yang lain,mendaratkan kecupan di pipi,dahi,hidung,leher dan tempat lain."Kak dipta..geli ah"putri nampak kegelian.Dipta menatap putri begitu dekat dan membelai wajah putri lembut,menyentuh punggung putri mencoba menggoda putri."Sayang.."Putri mendongak,"Iya kak dipta sayang"."May I do the rest?"dipta menatap putri memelas.Putri tersenyum malu-malu,"Yes,ah...kak dipta putri malu"putri dengan polosnya menenggelamkan wajahnya ke dada bidang dipta membuat dipta tertawa geli,istri polosnya itu sangat menggemaskan.
Keesokan paginya,dipta terbangun lebih dulu dan merasa ada yang tidur di pelukannya,terasa hangat.Dipta membuka mata dan tersenyum,"Ternyata aq tidak bermimpi,semuanya nyata dan istri cantikku ini benar-benar ada di pelukanku sekarang"gumam dipta pelan sambil mengamati wajah cantik putri yang masih terlelap.Tangan dipta begitu asyik menyentuh wajah putih mulus itu,lalu dipta mulai mendekatkan wajahnya ke wajah putri dan tanpa ragu kembali mencium bibir merah merekah yang mungil itu.Putri mulai terusik dan mengernyitkan dahinya,tak lama putri membuka matanya dan terkejut melihat suaminya sedang asyik menciumnya.Putri ingin protes tapi takut dipta akan marah dan mengira yang tidak-tidak lagi.Putri melingkarkan tangannya di leher dipta,membuat dipta terkejut dan saat itulah putri berhasil melepaskan diri dari dipta,walaupun baru bibirnya saja."Udah bangun sayangku?"sambut dipta tersenyum manis.Putri tersenyum,"Iya sayang"."Nyenyak gak tidurnya?"tanya dipta lembut."Putri tidak pernah tidur senyenyak semalam kak"jawab putri jujur."Oh ya?kalau begitu kita memang jodoh sayang,tadi malam itu adalah tidur yang paling nyaman yang pernah aq rasakan karena ada bidadari tidur di pelukanku"ucap dipta tersenyum."Kak dipta gombal ah"balas putri tersipu malu.Dipta tertawa dan kembali mendaratkan kecupan di wajah putri.Putri hanya bisa tertawa geli,sedang asyik berduaan,"Kak dipta!putri!ayo sarapan"panggil erica di depan pintu mengejutkan kedua sejoli itu.
"Kak,putri mandi dulu ya"ucap putri baru akan beranjak dari tempat tidur tapi ditahan dipta,"Kenapa kak?"tanya putri heran."Bareng"jawab dipta cepat menggendong putri ke kamar mandi,"Kak dipta!".Selesai mandi,putri masih cemberut,"Sayang,udah dong ngambeknya,ntar cantiknya luntur lho"goda dipta mencolek dagu putri."Bilangnya kalau mandi bareng bisa hemat waktu,ternyata malah gak selesai-selesai"omel putri dengan bibir manyun."Ya maaf sayang,namanya juga lagi kasmaran,gak mau jauh-jauh dari kamu"jawab dipta menunduk.Putri yang tadinya cemberut langsung luluh dan memeluk dipta,"Iya kak,putri ngerti,putri juga gak mau jauh dari kak dipta,gak mau lagi,cukup kemarin saja,putri benar-benar tersiksa"ucap putri pelan.Dipta mengangkat dagu putri,"Aq janji tidak akan pernah jauh lagi darimu,i'll make you happy with me my love"bisik dipta lembut mendekati wajah putri,"Stop!kapan kita sarapannya kalau kak dipta khilaf mulu"tahan putri mendorong wajah dipta pelan.Dipta nyengir dan menggaruk tengkuknya malu-malu.
Dipta turun tangga sambil menggandeng tangan putri mesra berjalan menuju meja makan.Rara,erica dan vean sudah menunggu dari tadi di meja makan.Dipta menarikkan kursi untuk putri lalu menarik kursinya menempel pada kursi putri."Yaelah,segitunya,pengantin baru gak mau jauh-jauh,eh,udah lama tapi baru mesra"ledek erica.Putri tersipu dan dipta hanya nyengir,"Udah..ayo sarapan,keburu dingin nasi gorengnya nih"ucap rara mengalihkan omongan karena vean dari tadi hanya menatap putri dan dipta tajam.Rara tidak mau kalau vean sampai khilaf mendekati putri."Eh kita jadi kan ke air terjunnya,ayolah mumpung masih pagi nih"ajak erica semangat."Sayang,kamu mau ikut atau di villa saja?"tanya dipta lembut."Ikut.."rengek putri dengan wajah imutnya.Dipta tertawa dan mencium kening putri mesra makin membuat hati vean panas."Ya udah kalau gitu buruan kita berangkat"ucap rara langsung mendorong vean menjauh dari putri dan dipta.
Dipta baru saja akan menarik tangan putri ke mobilnya tapi,"Bareng aja yuk kak sama mereka,kan deket ini"saran putri."Jangan!"teriak rara cepat membuat dipta dan putri bengong."Ehm maksudku kalian naik mobil kak dipta aja,jadi kalau mau langsung pulang gak perlu balik ke villa,hehe"dalih rara agar memisahkan vean dengan pasangan yang lagi dimabuk asmara itu.Putri pun mengangguk dan mengikuti langkah suaminya masuk ke mobil dipta.Begitu tiba di lokasi air terjun,mereka semua turun dan berjalan kaki menuju air terjun."Sayang,pegangan di aq ya,pelan-pelan"pesan dipta menggenggam erat tangan putri.Saat melewati bebatuan yang terjal tanpa sengaja putri terpleset,"Aaa!"."Sayang!"."Putri!"dipta dan vean refleks memegangi tangan putri.Dipta menatap vean tajam yang sedang memegang tangan kiri putri.Putri yang sadar akan terjadi perang dunia kelima buru-buru melepaskan tangan vean dan menghambur ke pelukan dipta,"Kak dipyang".Dipta langsung luluh dan kembali fokus hanya pada putri,"Iya sayangku,kamu gak papa kan?hati-hati ya,pegangan kuat sama aq ya,hanya sama aq"tekan dipta sambil melirik vean yang cemburu melihat dipta makin mesra dengan putri."Kak vean ayo sini"ajak rara yang mulai khawatir kalau dipta akan marah karena sikap vean pada putri.Dipta menjagai putri agar tidak disentuh vean lagi."Putri,kamu tahu gak kalau kak vean itu beneran suka sama kamu?"tanya rara sambil berbisik.Putri terkejut,"Masa sih ra?"."Iya beneran,makanya dia masih ngarep sama kamu"jawab rara.Putri menoleh dipta yang setia menemani putri yang asyik main di bawah air terjun.Putri memeluk dipta,dipta menatap putri heran,"Kenapa sayang?"."Kita harus saling percaya ya kak"bisik putri pelan.Dipta tidak paham apa maksud putri tapi hanya mengangguk menyetujui permintaan putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanficWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.