Part 36

42 7 2
                                    

Putri sedang browsing nama-nama bayi laki-laki untuk bayinya yang sebentar lagi akan lahir,tak lama ada telpon,"Halo?"."Halo sayang,kamu apa kabar?cucu mama apa kabar?"tanya mama dipta di ujung sana."Putri dan calon cucu mama baik,mama sama papa dan kak vean apa kabar?"tanya putri balik."Kami juga baik sayang,oh ya dipta ada di rumah kan sayang?dia gak ninggalin kamu sendirian di rumah kan?"tanya mama dipta penuh selidik."Ada ma,kak dipta udah pulang tadi sore,mama mau bicara sama kak dipta?"tanya putri."Iya sayang,mama mau bicara sama dipta sebentar"jawab mama dipta.Putri keluar kamar dan melihat dipta sedang berdiri di balkon samping,putri tanpa curiga mendekati dipta."Kak,mama mau bicara"panggil putri di belakang dipta."Kamu jangan ngelakuin hal bodoh rachel,aq gak bisa kayak dulu lagi,aq janji akan tetap memperhatikanmu,tapi.."ucapan dipta terputus saat menoleh ternyata putri sedang mendengarkan semua percakapannya di telpon.Putri terdiam dan hampir saja menjatuhkan hpnya karena syok mendengar percakapan antara dipta dan..rachel."Ma..maaf kak,putri gak tahu kalau kak dipta lagi nelpon"sesal putri langsung pergi meninggalkan dipta yang masih terdiam karena ketahuan putri sedang bicara dengan rachel."Ma,maaf kak diptanya lagi nelpon,nanti putri sampein biar kak dipta nelpon mama balik ya"ucap putri berusaha menahan air matanya.

"Putri..aq mau bicara sebentar"panggil dipta di depan pintu.Putri buru-buru menghapus air matanya dan membuka pintu,"Ya kak?"."Ehm..aq mau keluar sebentar ya,ada urusan mendadak,kamu jangan telat makan malamnya ya"ucap dipta yang hanya bisa diangguki putri.Putri tahu dipta akan pergi kemana dan menemui siapa,siapa lagi kalau bukan rachel,kekasih sejati dipta,cepat atau lambat dipta akan segera meninggalkan putri dan kembali bersama rachel."Pergilah kak,putri akan tetap menunggu kak dipta disini bersama anak kita,putri tidak akan kemana-mana,sampai waktunya kak dipta melepaskan putri nanti..."gumam putri lirih menatap punggung dipta yang semakin menghilang di balik pintu.

Putri sudah makan malam walau sedikit,kalau tidak memikirkan si kecil dalam perutnya pasti putri akan mogok makan karena suasana hatinya yang benar-benar tidak enak.Putri sebentar-sebentar mengintip ke jendela berharap dipta segera pulang.Sudah tengah malam tapi dipta belum juga pulang,sebenarnya putri khawatir kalau sesuatu yang buruk bisa saja terjadi pada dipta di tengah malam begini.Putri duduk di sofa sambil melirik jam dinding dan pintu,masih berharap dipta segera pulang.Mata putri sudah tidak bisa diajak berdamai lagi dan akhirnya putri tertidur di sofa.

Dipta pulang pukul satu dini hari,dipta tampak lelah dan baru saja akan berjalan ke tangga,dipta melihat putri tertidur dengan posisi duduk di sofa."Ya Allah,kenapa kamu bisa tertidur disini sayang?"ucap dipta khawatir putri bisa masuk angin karena tidur di luar.Dipta menggendong putri dan sedikit keberatan karena sekarang putri semakin gendut tapi tampak makin imut dan lucu,dipta sangat senang memandangi putri berlama-lama kalau putri sedang mempraktekkan senam hamilnya di depan tv,putri kelihatan makin seksi dan menggoda.Begitu tiba di kamar,dipta membaringkan tubuh putri dan menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah cantiknya.Dipta tersenyum memandangi wajah polos dan imut itu,"Kak..kak dipta.."putri mulai mengigau.Dipta yang tadinya akan meninggalkan putri menoleh lagi,"Jangan pergi.."pinta putri dengan mata terpejam.Dipta terenyuh mendengar putri begitu tulus mengucapkannya.Dipta beringsut naik ke kasur putri dan memeluknya sambil membelai wajah putri,"Aq akan selalu bersamamu sayang,aq tidak akan pernah meninggalkanmu,kak diptamu akan selalu ada untukmu putri clarissa sayang"bisik dipta mengecup kening putri lembut.

Putri sedang berdiri di padang rumput yang luas,semuanya tampak hijau dan begitu indah.Putri melihat dipta di depannya sedang menggendong seorang anak laki-laki yang tampan,sangat mirip dengan dipta.Putri mendekati dipta dan anak itu,tapi ada seorang perempuan mendekati mereka,"Ayo kita pulang sayang"ajak perempuan itu yang wajahnya belum terlihat jelas oleh putri.Dipta dan anak laki-laki itu berbalik meninggalkan putri dan mengikuti perempuan itu tanpa mempedulikan putri."Kak dipta!tunggu putri!jangan pergi!"panggil putri ingin meraih dipta dan anak itu tapi tangannya ditahan oleh perempuan itu.Begitu putri mendongak,putri terkejut,"Rachel?"."Lebih baik kamu pergi,dipta milikku,dari dulu,sekarang dan sampai kapan pun dipta tetap akan jadi milikku!"bentak rachel dengan senyum sinis lalu pergi bersama dipta dan anak laki-laki itu."Tidakkk!!kak dipta jangan tinggalkan putri!!".

"Tidakkk!!!jangan pergi!!!hiks..hiks..".Dipta terlonjak bangun dari tidurnya begitu mendengar teriakan histeris dan tangisan putri.Dipta melihat putri masih terpejam tapi air mata terus mengalir di pipinya,dipta benar-benar panik."Putri..sayang..bangun..kamu mimpi buruk ya"panggil dipta menepuk pipi putri lembut."Sayang..bangun dulu,jangan buat aq panik"panggil dipta lagi dan kali ini putri membuka matanya yang sudah basah dengan air mata.Begitu melihat dipta,putri langsung memeluknya erat,"Jangan pergi kak,putri mohon jangan tinggalkan putri"pinta putri sambil terisak.Dipta masih cemas tapi berangsur sedikit lega karena putri benar-benar hanya mimpi buruk."Iya..aq tidak akan kemana-mana,aq tidak akan meninggalkanmu sayang,sekarang bilang sama aq,kamu barusan mimpi apa sampe histeris begitu?"tanya dipta lembut menyentuh wajah putri dan mengangkat dagunya hingga menatapnya.Putri menatap dipta sedih,tidak mungkin putri menceritakan mimpinya barusan,apalagi itu tentang rachel."Hei,kenapa malah diam?gak papa cerita saja,kamu mimpi apa sayang?"tanya dipta lagi sambil mengecup pipi putri meninggalkan rona merah di pipinya."Putri mimpi kak dipta pergi ninggalin putri sendirian di tengah padang rumput kak"jawab putri tanpa menceritakan keseluruhan mimpinya.Dipta mengeratkan pelukannya,"Ya sudah itu hanya mimpi,kenyataannya aq ada di sampingmu sekarang,jangan takut lagi,sekarang tidur lagi ya,aq akan selalu menjagamu disini"bisik dipta mengelus punggung dan mengecup kening putri lembut.

Putri memeluk dipta erat seakan takut saat dia membuka mata dipta tidak ada lagi di sampingnya dan pergi meninggalkannya.Putri benar-benar takut,mimpinya seolah benar-benar nyata dengan tatapan sinis rachel yang begitu menakutkan putri.Putri masih belum tertidur memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi,kenapa di mimpi itu ada anak laki-laki dalam gendongan dipta,"Apa dia anakku dan kak dipta?tapi kenapa bisa dia ikut dibawa pergi oleh rachel?apa yang akan terjadi sebenarnya?aq benar-benar takut"batin putri benar-benar berkecamuk.Putri mendongak memperhatikan dipta yang sepertinya juga belum bisa tertidur."Kak.."panggil putri pelan."Hmm..apa sayang?kenapa belum tidur?"tanya dipta menatap putri lekat."Kak dipta jangan kemana-mana ya,jangan tidur dulu,tungguin putri tidur dulu baru kak dipta tidur juga,putri takut"pinta putri sedikit posesif kali ini.Dipta makin merapatkan tubuhnya pada putri,"Iya sayang,sekarang tutup mata kamu,baca doa trus coba untuk tidur,jangan pikirin yang lain,biar aq yang menjagamu"jawab dipta mencium bibir putri hingga putri refleks menutup matanya sambil membaca doa dan makin lama matanya makin berat dan kembali ke alam mimpi.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang