Putri tersenyum dan menangis haru memandangi makhluk mungil yang sudah tertidur setelah kenyang minum asinya.Dipta tak kalah terharu melihat putri dan si kecil,"Maafkan aq"bisik dipta lirih.Putri menoleh,"Untuk apa kak?"tanya putri heran."Karena tidak menemanimu melahirkan si ganteng ini,maaf jika aq tidak perhatian padamu,maaf karena.."Cukup kak,kak dipta tidak salah,kita tidak ada yang tahu kalau si kecil akan lahir lebih cepat dari perkiraan,kak dipta mau menemani putri sekarang itu sudah lebih dari cukup buat putri kak"potong putri sambil memangku si kecil yang sedikit menggeliat."Siapa namanya?"tanya dipta."Kak dipta belum menyiapkan namanya?"tanya putri sedikit kecil hati.Dipta menggeleng,"Boleh putri yang kasih nama kak?"tanya putri lagi.Dipta mengangguk sambil mengelus pipi merah si kecil,"Jadi siapa nama si ganteng ini?"tanya dipta."Muhammad Fachri"jawab putri sambil mencium fachri yang tampak nyaman di pelukan mamanya.
Pagi-pagi fachri sudah mandi dan rapi lalu dibawa suster ke kamar putri."Yee,dedeknya udah datang ma"teriak calista girang mendekati fachri yang mengerjap-ngerjapkan mata sipitnya.Putri tersenyum melihat fachri menjadi rebutan keluarganya dan keluarga dipta.Sementara dipta menjauh karena takut disemprot mamanya dan mama putri.Dipta yang sama sekali tidak tidur menjagai putri semalaman sampai pagi merasa sangat mengantuk dan beberapa kali tertidur di sofa.Putri melihat dipta dan merasa bersalah telah membuat dipta kelelahan menjaganya.Putri menarik-narik tangan papanya,"Kenapa sayang?"tanya papanya heran."Boleh putri minta tolong pa?tolong bilang ke kak dipta untuk pulang dulu,biar bisa istirahat di rumah,kasihan kak dipta gak tidur semalaman jagain putri pa"pinta putri tulus.Papa putri heran melihat putrinya itu tampak sangat memperhatikan dipta padahal sudah berkali-kali dipta mengecewakannya.Papa putri mendekati dipta,"Lebih baik kamu pulang dulu,istirahat,disini kan banyak yang jagain putri,kamu gak perlu khawatir"ucap papa putri."Tapi dipta gak mau pa,biar dipta disini menemani putri dan fachri"tolak dipta bersikeras walaupun matanya sudah sangat mengantuk."Sudahlah dipta kamu jangan memaksakan diri,lebih baik istirahat,nanti kan bisa kesini lagi"ucap papa putri.Dipta merasa kehadirannya tidak dibutuhkan disana."Kalau putri memang tidak mau melihat dipta lama ada di dekatnya gak papa,biar dipta tunggu di luar saja pa"balas dipta dengan hati kecewa dan beranjak pergi keluar kamar.Putri melihat dipta keluar,dipikir putri dipta pulang tapi sama sekali tidak berpamitan dengannya dan si kecil.
Lagi asyik bermain dengan calista tiba-tiba fachri menangis,"Ma..dedeknya nangis"adu calista."Si ganteng laper ya sayang,cup..cup..mimik cucu dulu ya"ucap mama putri sambil menggendong fachri ke pangkuan putri.Putri sebenarnya mulai khawatir,takut kejadian dini hari tadi terjadi lagi saat asinya sempat tidak bisa keluar.Putri mencoba tenang tapi hatinya tetap was-was.Benar saja saat si kecil sudah siap minum asi putri,ternyata asi putri tidak keluar."Bagaimana ini ya Allah?"batin putri mulai panik dan menangis."Ada apa sayang?"tanya mama putri dan dipta bergantian dengan wajah cemas."Asi putri..hiks..gak keluar ma..hiks.."jawab putri terisak dibarengi suara tangis fachri yang makin kencang."Sabar ya sayang,kamu jangan banyak pikiran,kamu gak usah pikirin suami kamu yang menyebalkan itu,kamu pikirin fachri saja,banyak minum dan makan sayur juga buah-buahan ya sayang biar asinya lancar"ucap mama dipta geram dengan dipta."Tapi fachri gimana ma,kasihan dia tidak bisa minum asi,dia pasti kelaparan"ucap putri masih terisak.Mama dipta langsung memanggil suster untuk membuatkan susu formula untuk fachri.
Untunglah fachri mau minum susu formula selagi asi putri tidak keluar."Maafin mama ya nak,mama bukan ibu yang baik,membiarkan kamu tidak bisa minum asi yang sudah seharusnya menjadi hak kamu"bisik putri sambil memegangi botol susu formula yang sedang asyik diminum oleh fachri.Sementara dipta duduk di kursi ruang tunggu tak jauh dari kamar putri.Dipta yang tampak sangat lelah dan mengantuk duduk melamun memikirkan putri dan fachri."Ngapain kamu disini kalau bisanya cuma melamun?mending kamu pulang deh,disini putri dan fachri banyak yang jagain,terutama aq,calonnya putri"sindir vean berdiri tak jauh dari dipta.Dipta mendongak dan mulai emosi,"Sudah aq bilang kalau aq tidak akan membiarkan laki-laki lain mendekati putri,apalagi kamu!"balas dipta berdiri berhadap-hadapan dengan vean.Vean menantang dipta dengan tatapan tajam dan akhirnya perkelahian tidak bisa dielakkan lagi,"Bak..buk!!."."Cukup!!!apa-apaan kalian ini?kalian pikir ini di ring tinju?berkelahi kayak anak kecil,ini tuh rumah sakit,bikin malu saja,dipta mending kamu pulang,istirahat,kamu tidak usah khawatir, putri dijaga mamanya dan mamamu"lerai papanya.Dipta tidak menjawab tapi langsung masuk ke kamar putri.
"Brak!!"."Hoeeekkk..!!"pintu dibuka dipta dengan keras,alhasil membuat fachri yang baru terlelap terkejut dan terbangun langsung menangis.Putri dan yang lain ikut terkejut,"Cup..cup..anak mama sayang,jangan nangis ya,itu papa,maafin papa ya sayang,bobo lagi ya sayang"putri berusaha menenangkan fachri."Kamu apa-apaan dipta?!itu fachri sampai terbangun,kamu kalau mau jadi jagoan jadi preman pasar sana,jangan buat onar disini!"omel mama dipta kesal mencubit lengan dipta."Ma..maaf ma,dipta tidak sengaja,dipta lagi emosi tadi"jawab dipta meringis kesakitan dicubit mamanya dan menahan sakit di perut dan wajahnya yang dipukuli vean tadi.Putri menoleh dipta dan terkejut melihat wajah dipta banyak luka dan lebam."Maafin aq ya sayang,maafin papa ya nak"ucap dipta lirih mendekati putri tapi dihalangi mama putri,"Kalau kamu cuma mau bikin ribut,mending kamu keluar"ucap mama putri dingin."Ma..jangan begitu"protes putri membela dipta.Mama putri menatap dipta tajam,dipta makin menunduk ketakutan.Putri tahu dipta takut mendekat karena mama putri,"Ma,fachri kangen papanya sepertinya,lihat dia diam dan mencari-cari suara kak dipta"ucap putri berusaha mendekatkan dipta dan fachri.Akhirnya mama putri membiarkan dipta mendekati putri.
"Wajahnya kenapa lebam begitu kak?"tanya putri sedih ingin menyentuh wajah dipta tapi takut dipta risih."Gak papa,maaf ya aq selalu bikin masalah,kamu gak mau aq ada di dekat kamu ya?"tanya dipta lirih."Kenapa kak dipta bilang gitu?"tanya putri balik."Kamu minta aq pulang kan biar aq gak dekat-dekat kamu lagi"jawab dipta membuat putri menghela nafas pelan,geram dengan tingkah dipta yang seperti anak kecil."Bukannya begitu maksud putri kak,putri minta kak dipta pulang buat istirahat dulu,nanti kan bisa kesini lagi,putri gak mau kak dipta sampai jatuh sakit kalau kecapekan jagain putri dan fachri"jelas putri.Dipta tersenyum lalu mencium fachri yang baru saja akan terlelap lagi,"Huaaa!"fachri ngamuk lagi."Diptaaa!!!!"teriak mamanya dan mama putri serempak sambil melotot ke dipta."Iya ma..ampun!maaf..hee"jawab dipta nyengir dan putri sibuk menepuk-nepuk pantat fachri pelan biar tenang lagi.
Dipta memang bandel,bukannya pulang,dia malah tidur di samping putri dan fachri setelah keluarga mereka pulang.Putri sibuk menjagai fachri agar tidak sampai kegencet dipta.Putri tidak sengaja lalai menjaga fachri,begitu menoleh ternyata tangan kekar dipta tepat berada di tubuh mungil fachri."Aaa!kak dipta..kak..tangannya singkirin"pinta putri panik.Dipta terbangun,"Ada apa sih sayang?katanya suruh istirahat"tanya dipta cuek menatap putri."Tangan kak dipta gencet fachri kak"jawab putri masih berusaha mengangkat tangan dipta."Eh..maaf ya fachri sayang,kamu sih mungil banget jadi gak kerasa kalau gencet kamu"dipta buru-buru menyingkirkan tangannya dari tubuh fachri yang mulai terbangun dan menggeliat di tengah-tengah kedua orang tuanya.Putri tersenyum memeluk fachri tapi hatinya sedih karena fachri tidak bisa mendapatkan asinya,tanpa terasa air mata putri menetes."Kenapa nangis?fachri gak kenapa-napa kan?"tanya dipta refleks menghapus air mata di pipi putri."Gak kenapa-napa kak"jawab putri berbohong,putri tidak mau mengeluh pada dipta,putri berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri.Tak lama suster masuk membawakan makanan untuk putri."Wah makanannya sayuran semua sama buah"celetuk dipta."Iya pak,bu putri harus banyak makan sayur dan buahan biar asinya bisa keluar"jawab suster lalu meninggalkan mereka.Dipta kaget lalu menoleh putri,"Memangnya gak keluar lagi?"tanya dipta.Putri hanya mengangguk pelan,"Maaf kak,putri gak bisa ngasih fachri asi"jawab putri sambil menunduk."Makanya kamu harus banyak makan yang bergizi dan banyak minum"saran dipta tanpa rasa bersalah karena sebenarnya penyebab utamanya adalah karena putri stres bukan karena makanan.Putri hanya diam merasa dipta menyalahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.