Part 16

43 7 2
                                    

Dipta tiba di apartemennya,dipta masuk dan menutup pintu,tapi dipta merasa terusik karena ada suara seseorang menangis.Dipta mengedarkan pandangannya dan pandangannya terhenti pada sofa di dekat ruang makan.Seseorang duduk dengan kepala ditenggelam antara kedua kakinya sambil menangis.Dipta mendekatinya,benar saja putri sedang menangis.Dipta mulai merasa ada yang tidak beres,lalu menyentuh bahu putri pelan,"Aaa!!jangan sentuh aq,lepas!jangan kurang ajar!"teriak putri refleks menepis tangan dipta.Dipta kaget,"Putri..ini aq dipta"panggil dipta makin panik.
"Pergi!!jangan dekati aq,jangan sentuh aq!"teriak putri lagi makin terisak ketakutan memalingkan wajahnya.Dipta mendekati putri dan merengkuh tubuh mungilnya,"Lepas!lepas!jangan sentuh aq!"teriak putri masih meronta-ronta memukul-mukul dada dipta,"Putri..hei..ini aq dipta,suami kamu"bisik dipta makin mengeratkan pelukannya.
Putri masih ingin melepaskan diri dari dipta,tapi makin lama dalam dekapan dipta,putri mulai lebih tenang walau masih terisak.
"Brengsek!siapa yang sudah berani mengganggu dan menyentuh putri sampai dia ketakutan begini,awas saja orang itu akan aq hajar sampai mati!"umpat dipta dalam hati dan tanpa sadar mengepalkan tangannya karena sudah benar-benar emosi.

Putri sudah tertidur dalam pelukan dipta,mereka masih duduk di sofa.Dipta tidak tega meninggalkan putri di kamarnya sendirian,dipta takut kalau putri bermimpi buruk tentang kejadian yang dialaminya.
Dipta sedikit mengurai pelukannya,dipta melihat wajah polos itu yang sangat tenang dalam tidurnya,masih berbekas air mata di pipinya,dipta menghapus air mata di pipi putri lalu mengecupnya pelan."Sebenarnya apa yang terjadi padamu putri?ini adalah pertama dan terakhir kalinya aq melepasmu tanpa pengawasanku"bisik dipta ikut sedih mengingat putri yang tampak begitu syok.Dipta menyandarkan putri di dada bidangnya,sementara dipta bersandar di sofa dan memangku putri yang sudah tertidur pulas.

Keesokan paginya,putri mulai membuka matanya dan yang pertama kali dilihatnya adalah sosok lelaki tampan di hadapannya,putri tersenyum,tapi begitu tersadar,"Astaghfirullah"putri terlonjak kaget dan refleks menjauh dari pelukan dipta.Dipta terbangun karena tidurnya terusik ulah putri.Dipta menatap putri,sementara putri sudah duduk menjauh di ujung sofa."Sudah bangun?gimana tidurnya?gak mimpi buruk kan?"tanya dipta lembut.Putri menggeleng tanpa berani menoleh dipta dan terus menunduk."Semalam kamu kenapa?apa yang terjadi sama kamu?"tanya dipta penasaran.
Putri mencoba mengingat kejadian semalam,begitu ingat,putri mulai terbayang lagi wajah laki-laki menakutkan yang hampir menyentuhnya itu,eh sudah menyentuhnya walau baru di tangan.
Dipta mendekati putri,"Hei,kenapa diam saja?"tanya dipta lagi.
"Putri gak papa kak"jawab putri berbohong.Dipta mengernyitkan dahinya,sudah menangis tidak jelas dan berteriak-teriak ketakutan masih saja bilang tidak apa-apa,dipta gemas dengan istrinya itu.
"Bajuku sudah basah dengan air mata kamu dan dadaku sakit kamu pukuli,kamu masih bilang tidak apa-apa?sudahlah putri tidak usah berbohong,siapa yang sudah mengganggumu?dia menyentuhmu?"tanya dipta penuh selidik.Putri melirik dipta dan kaget karena ternyata semalam putri benar-benar tidak sadar sudah seketakutan itu."Putri?"Putri tidak menjawab tapi malah menangis lagi,dipta makin gemas lalu memeluk putri lagi."Dia..dia megang tangan putri kak..dia deketin putri...mulutnya bau alkohol..tatapannya menakutkan..dia..hiks..hiks..putri takut kak"putri mengeluarkan semua uneg-uneg yang disimpannya di hati.
Dipta terdiam mendengar jawaban putri sambil mengelus punggung putri lembut."Ssttt..jangan takut lagi,kan disini ada aq"bisik dipta menenangkan putri.Cukup lama putri menangis di pelukan dipta,"Udah lebih tenang sekarang?"tanya dipta menatap wajah putri.
Putri mengangguk,"Sekarang bilang,siapa laki-laki itu dan kamu ketemu dia dimana?"tanya dipta sudah tidak sabar ingin memukul habis-habisan wajah laki-laki kurang ajar itu."Putri gak kenal kak,semalam dia naik lift bareng putri,cuma berdua,dia ngeliatin putri trus dia deketin putri,pegang tangan putri,putri dorong dia tapi dia masih deketin putri kak,mulutnya bau alkohol,dia hampir menyentuh putri lagi tapi lift terbuka,putri dorong dia sampe dia jatuh,trus putri kabur,putri gak mau lagi ketemu dia kak,putri takut"jelas putri dengan polosnya.Wajah dipta memerah menahan amarah yang meletup-letup hingga ke ubun-ubunnya,"Memangnya hellen gak nganterin kamu sampe kesini?"tanya dipta.Putri menggeleng,"Kasihan hellen bolak balik kak,putri yang larang dia anterin putri"jawab putri."Dasar hellen ceroboh,udah dibilang anterin sampe selamat baru dia pulang,awas saja dia ya"maki dipta dalam hatinya."Ya sudah,sekarang kamu istirahat saja di kamar ya,gak usah kuliah dulu,masalah syuting itu urusanku"ucap dipta menarik putri untuk berdiri dan membawa putri ke kamarnya.

Begitu sampai di kamar,"Tapi putri takut sendirian di apartemen kak,putri minta dijemput mama aja"rengek putri."Siapa bilang kamu sendirian disini?"tanya dipta heran."Kan kak dipta mau syuting,putri sendirian disini,putri gak mau kak,putri takut"jawab putri."Aq gak akan kemana-mana,aq juga gak syuting hari ini,aq hanya di apartemen nemenin kamu,apa perlu aq tidur disini juga untuk nemenin kamu?"tanya dipta menatap putri lekat."Blush"pipi putri merona dan putri menunduk malu,"Gak usah kak,yang penting jangan tinggalin putri sendirian disini ya kak"pinta putri memelas.
"Iya cantik,aq disini gak kemana-mana,cuma jagain bayi gede yang manja"jawab dipta mencubit pipi putri gemas,putri tersenyum.
"Akhirnya liat senyum kamu juga setelah kamu nguras air mata semalaman,ya sudah sekarang kamu mandi dulu biar seger,aq pesenin sarapan buat kita,atau perlu aq mandiin juga?"tanya dipta menggoda putri yang buru-buru kabur menarik handuknya trus ke kamar mandi.Dipta tersenyum dan keluar kamar.

Dipta sibuk menelpon seseorang yang terdengar sedang kesal dan marah-marah dengan orang yang di telponnya itu.Putri duduk di sofa agak jauh dari dipta,mengawasi dipta yang masih marah-marah di telpon.Setelah telpon selesai,dipta membanting hpnya dan menoleh putri,"Eh..kirain gak ada orang"ucap dipta salah tingkah."Ehm..maaf kalau putri ganggu"ucap putri beranjak berdiri."Mau kemana?ini sarapannya,ayo dimakan"ajak dipta,putri duduk lagi dan senyum manisnya terukir di bibir mungilnya."Manisnya yang lagi nungguin sarapannya dibuka"goda dipta iseng.Putri manyun tapi tersenyum lagi saat kotak dibuka,"Asyik waffle!"seru putri persis seperti anak kecil.Dipta tertawa melihat reaksi istrinya itu.

Putri sedang menonton tv,dipta duduk sangat dekat dengan putri,putri kaget dan menoleh,"Kenapa koq kaget gitu?"tanya dipta menatap putri heran."Eng..gak papa kak"jawab putri pelan lalu kembali fokus pada tayangan film di tv."Lihat deh pasti cewek itu naksir sama cowok itu"ucap dipta serius,putri menoleh,"Kenapa mikirnya gitu?"tanya putri."Ya cewek kan dimana-mana sama aja,gampang jatuh hati,liat ada cowok yang perhatian dikit pasti langsung tersentuh dan jatuh hati"jawab dipta santai tapi putri sama sekali tidak santai mendengar jawaban dipta.Putri berdiri dan beranjak meninggalkan dipta,"Eh mau kemana?"tanya dipta."Istirahat di kamar"jawab putri singkat tanpa menoleh.

Putri melamun di kamarnya memikirkan jawaban dipta tadi,"Apa iya semua cewek itu gampang jatuh hati?apa aq juga begitu?apa aq salah kalau menganggap rasa yang ada di hatiku serius,bukan hanya jatuh hati sesaat pada dia"begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di otak putri saat ini.Dipta menatap kamar putri,"Apa dia tidur ya?kenapa dia tiba-tiba pergi padahal filmnya kan belum selesai"gumam dipta heran.Tiba-tiba hp dipta berbunyi,"Halo?"."Halo kak,koq hari ini gak syuting sih putrinya?"tanya hellen tanpa rasa bersalah.Dipta benar-benar geram,"Hei,hell,gara-gara kamu gak nganterin putri ke apartemen,dia diganggu orang jahat,dia ketakutan dan terus-terusan menangis"bentak dipta kesal."Ma..maaf kak,putri bilang gak papa kalau gak dianterin ke atas,maaf ya kak,boleh bicara sama putri gak kak soalnya hpnya mati"sesal hellen.Dipta yang kesal dengan hellen tapi tetap menghampiri kamar putri,"Tok..tok.."putri membuka pintu,"Hellen mau bicara"dipta menyodorkan hpnya dan dengan cueknya masuk ke kamar putri.Di saat putri sedang asyik ngobrol dengan hellen,dipta sudah merebahkan tubuhnya di tempat tidur putri dan memejamkan matanya,sementara putri duduk di sampingnya."Put,beneran kamu udah gak papa?"tanya hellen benar-benar tidak enak."Iya..aaah!"."Put,kamu kenapa?"tanya hellen panik mendengar teriakan putri."A..aq gak papa koq"jawab putri gugup karena ternyata dipta sudah tertidur dengan posisi memeluk pinggang putri di sampingnya,karena itu putri berteriak kaget.
"Jangan bilang kalau kalian lagi bermesraan ya,dasar pengantin baru sok romantis"tuduh hellen sambil menggoda putri."Ih gak koq,udah dulu ya,dah hellen"putri buru-buru menutup telpon.Putri menoleh dipta yang benar-benar sudah tertidur dengan dengkuran halus sambil tangannya memeluk putri,putri tak bergeming di tempatnya.
Putri hampir berteriak lagi saat dipta memiringkan badannya dengan tangan tetap melingkar di pinggang putri dan kepalanya menyandar di perut putri.Putri makin tidak bisa bernafas dan menutup mulutnya dengan tangannya karena takut kelepasan berteriak.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang