Part 46

79 7 3
                                    

Putri bisa bernafas lega karena dipta sudah sembuh dan bisa beraktifitas seperti biasa lagi.Putri sedang bimbingan di kampusnya ketika rara mendekatinya,"Put,besok ikut ke villa di bandung yuk"ajak rara."Hah?ehm..siapa saja?"tanya putri penasaran."Aq,erica,kak vean,ya kita kumpul-kumpul saja"jawab rara santai.Putri kecewa karena tidak ada dipta disana,"Aq ada urusan besok,maaf ya"tolak putri halus."Ayolah put,aq udah lama gak kumpul sama sepupu-sepupuku gara-gara kak dipta,jadi aq harus menjaga perasaanmu,biar gak cemburu kalau ngeliat aq ada di dekat kak dipta selama ini"pinta rara memelas.Putri tidak tega melihat wajah rara sudah memelas seperti itu."Hmm,iya deh,tapi nanti aq berangkatnya sama siapa?"tanya putri."Kamu tunggu saja,nanti aq dan erica jemput kamu"jawab rara tersenyum sumringah.

Putri sudah memakai tas ransel warna birunya menunggu erica dan rara menjemputnya.Tak lama,"Hai cantik,yuk kita berangkat"erica tersenyum begitu sampai di depan apartemen putri.Putri langsung naik ke mobil erica."Siap ya,cuuz kita berangkat"ucap rara semangat."Ciee yang semangat banget karena mau pulang ke bandung"ledek erica tertawa."Haha,iyalah pulang bentar trus kumpul-kumpul sama kalian"balas rara.Putri hanya tersenyum,padahal putri sedih karena dia sangat akrab dengan saudara dan sepupu dipta,tapi justru dengan dipta selalu tidak akur."Kak vean jadi ikut?"tanya putri."Hmm,kenapa kamu jadi perhatian banget sama kak vean put?jangan bilang kamu malah suka sama kak vean dan bukan sama kak dipta"tanya rara curiga."Hah?bukan begitu,aq kan cuma nanya,lagipula aq sudah menganggap kak vean itu kakak kandungku sendiri"bantah putri cepat.Rara menoleh putri dengan tatapan curiga tapi tak lama,"Hahaha,ekspresi kamu lucu banget put,aq cuma bercanda lagi,aq tahu koq kamu itu cintanya cuma sama kak dipta seorang"ucap rara tertawa puas berhasil mengerjai putri yang sudah merah padam karena ketahuan isi hatinya.

Begitu sampai di villa milik keluarga rara,"Hai putri,apa kabar?"sapa vean yang lebih dulu tiba.Putri tersenyum sambil berjalan ke arah vean,"Putri baik kak,kak vean sendiri gimana kabarnya?"tanya putri balik."Ya beginilah put,sejak cintaku kamu tolak,aq jadi susah tidur,gak nafsu makan dan mata berkunang-kunang"jawab vean asal.Putri bengong mendengar jawaban vean,"Gak usah terlalu serius put,kak vean itu lagi ngerjain kamu"ucap rara tertawa kecil."Oh..kirain beneran,syukur deh"ucap putri dengan polosnya."Eh jadikan kita bakar ikannya,gak nunggu kak dip...huufft"ucapan erica terpotong karena rara terlanjur menutup mulut lemes erica.Putri tidak memperhatikan,"Untung saja putri itu polos"batin rara lega.Putri ikut membantu rara dan erica menyiapkan ikan untuk dibakar."Put,udah gak usah bantuin nanti tangan kamu lecet,sayang kan kulit mulus begitu kalau lecet,biar aja rara sama erica yang nyiapin,kamu temenin aq berenang aja yuk"ajak vean menggoda putri."Modus aja terus,gak adeknya,gak kakaknya,sama saja,suka banget modusin putri"omel rara,putri hanya tersenyum.Pintu samping dibuka dari dalam,"Sorry ya aq telat"ucap seseorang yang mengejutkan semua orang,terutama putri.Begitu putri tahu siapa yang datang,senyum manis langsung terukir di bibir mungilnya.Yang baru datang langsung salah tingkah ketika melihat pujaan hatinya ada di depannya.

Putri makin salah tingkah saat hendak menyalakan api di tungku,"Aah!"putri kaget ketika api justru menyambar tangannya."Kamu gak papa?panas ya?"tanya dipta yang sigap langsung berlari mendekati putri dan meniup pelan jari putri.
Putri tidak menjawab melainkan terpana menatap dipta yang begitu perhatian padanya.Rara,erica dan vean hanya bisa senyum-senyum melihat suami istri itu malah seperti dua orang yang baru saling kenal dan saling menyukai.Dipta masih menggenggam jemari putri,putri menunduk malu-malu.Putri sibuk menaruh ikan yang siap dibakar di samping dipta yang bertugas membakar ikan,"Makasih ya"ucap dipta menatap putri.Putri hanya mengangguk dan berlari kecil masuk,"Koq kak diptanya gak ditemenin?"ledek erica tertawa kecil.Putri tidak menjawab hanya menggeleng pelan karena salah tingkah.Putri mengintip dipta dari jendela,dipta tampak mengucek matanya yang kelilipan karena terkena asap,putri bergegas keluar mendekati dipta,"Kak dipta kenapa?matanya perih ya?"tanya putri perhatian.Dipta menoleh putri,"Ehm,iya sedikit"jawab dipta pelan."Sini putri tiupin kak"ucap putri,dipta menatap putri ragu-ragu tapi mendekatkan wajahnya ke putri,putri meniup mata kiri dipta pelan."Gimana masih perih?"tanya putri lembut.Dipta menggeleng,"Udah gak lagi,makasih ya"jawab dipta tersenyum sambil menunduk."Iya sama-sama kak"balas putri tersenyum.

Akhirnya putri membantu dipta membakar ikan,"Harusnya kamu gak usah bantuin,tuh kan rambut kamu jadi bau asap"ucap dipta sambil mencium rambut putri refleks.Putri kaget,"Ehm gak papa kak,kak dipta gak suka ya kalau putri di deket kak dipta?"tanya putri sendu."Koq gitu ngomongnya,bukannya gak suka,tapi aq gak mau kamu jadi bau asap begini"jawab dipta lembut.Putri tersenyum mendengar jawaban dipta.Setelah selesai membakar ikan,mereka pun makan bersama.Putri mengambilkan nasi untuk dipta,"Put,aq gak diambilin juga?"tanya vean iseng.Dipta sudah cemberut melirik vean dan putri,"Gak usah sok manja deh,biasanya juga makan nasi dari rice cookernya langsung"ledek erica membuat yang lain tertawa."Awas durinya ya"dipta memperhatikan putri.Putri menoleh dipta,"Iya kak".Dipta melihat putri mengambil sambal cukup banyak lalu menahan tangan putri,"Jangan banyak-banyak,nanti sakit perut"ucap dipta."Ehm..ini cuma dikit koq kak"balas putri tidak mau kalah.Baru satu suap masuk ke mulutnya,mata putri melotot,"Tuh kan udah dibilangin,bandel,minum dulu"omel dipta memberikan minum pada putri yang kepedasan."Huah..pedes kak,cobain deh kak"ucap putri menyodorkan tangannya ke mulut dipta,dipta tidak bisa menolak lagi dan,"Putri!pedes banget,huahhh!"gantian dipta yang kepedasan dan sibuk mengambil minum.Sementara putri tertawa berhasil mengerjai suaminya."Putri iseng banget sih sama suaminya"ucap rara tertawa melihat wajah dipta yang memerah karena kepedasan.

Setelah makan bareng,vean mengajak yang lain berenang di kolam di belakang villa."Put,berenang yuk,panas banget nih"ajak vean mendekati putri.Dipta melotot melihat dari jauh,"Kak vean gak usah cari masalah deh,tuh yang punya udah melotot"ucap erica melirik dipta."Ehm,kak vean aja,putri disini aja"tolak putri tersenyum."Ya udah deh,padahal kan aq mau gendong kamu di punggung aq pas di kolam renang"ucap vean makin menjadi membuat dipta makin kepanasan."Panas..panas...kipas,.mana kipas"ledek rara sambil lewat di depan dipta.Erica tertawa puas melihat ekspresi kesal dipta.Putri hanya tersipu-sipu di tempatnya sambil sesekali mencuri pandang pada dipta.Vean sengaja berenang sambil mencipratkan air ke putri yang duduk di pinggir kolam,"Ah kak vean!basah nih"omel putri."Kalau gitu basah aja sekalian putri...byur!!"rara sengaja mendorong putri hingga tercebur ke kolam renang.Dipta kaget dan sontak langsung ikut menceburkan diri ke kolam renang.Putri basah kuyup dan menatap kesal pada rara yang juga ikut berenang bersama erica dan vean.Dipta memeluk putri dari belakang,sontak putri menoleh,"Kamu gak papa kan?gak terluka kan?atau kram gitu?"tanya dipta benar-benar cemas.Putri tidak menjawab tapi malah asyik memandangi wajah dipta dari dekat."Putri?sayang?kamu gak papa kan?"tanya dipta lagi sambil menyentuh wajah putri.Putri membalikkan badannya hingga berhadapan dengan dipta,"Kak.."."Iya sayang?"."Rara jahat kak"adu putri seperti anak kecil.Rara,erica dan vean tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi imut putri yang sedang mengadu pada suaminya."Iya nanti raranya aq jewer ya"ucap dipta makin gemas dengan istrinya."Aah!"."Kenapa?kamu kenapa sayang?"tanya dipta mulai panik memeluk putri."Kaki putri kram kak"jawab putri.Dipta langsung menggendong putri ke pinggir kolam.Setelah keluar dari kolam renang dipta langsung memijat kaki putri,"Masih kram gak sayang?"tanya dipta.Putri menggeleng pelan,"Udah kak dipta langsung bawa ke kamar saja,biar kita-kita punya keponakan lagi"ledek erica polos dan mendapatkan jitakan dari vean dan rara.

Setelah diledek erica,dipta benar-benar membawa putri ke kamar untuk berganti pakaian karena putri mulai menggigil kedinginan."Kamar mandinya disitu,kamu mandi dulu pake air hangat,sebentar aq siapin dulu ya airnya"ucap dipta sambil mengelus rambut putri lembut."Ehm,gak usah kak,putri bisa sendiri"tahan putri lalu pergi ke kamar mandi.Dipta gugup saat menunggu putri selesai mandi,"Aq gak nyangka dia bisa ada disini sekarang,tapi aq tetap tidak bisa memiliki hatinya"batin dipta sambil melamun."Kak dipta kenapa?"tanya putri menyentuh lengan dipta,dipta yang kaget refleks menarik tangan putri hingga putri terduduk di pangkuan dipta."Deg!"Putri dan dipta sama-sama gugup dan jantung keduanya berpacu dengan cepat apalagi dipta yang melirik paha mulus putri karena baju handuknya tersingkap.Dipta tidak bisa menahan godaan putri yang begitu kuat dan memeluk putri yang ada di pangkuannya dan mendekatkan wajahnya ke wajah putri,begitu dekat dan saat dipta menyentuh bibir mungil itu,putri menutup matanya dan melingkarkan tangannya ke leher dipta.Dipta tidak mau memikirkan apa reaksi putri setelah itu,yang jelas dipta tidak ingin melewatkan kesempatan di depan matanya.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang