Putri sudah berada di kamar tercintanya sekarang,putri tersenyum melihat kamarnya sama sekali tidak berubah,masih sama seperti sebelum dia menikah.Tiba-tiba putri teringat lagi dengan dipta yang mengatakan dia tadi pergi karena ada urusan mendadak dengan gugup."Seharusnya aq tidak perlu memikirkannya,kak vean benar,dia saja tidak memikirkan perasaanku,untuk apa aq memikirkan orang sudah mengacuhkanku"gumam putri sedih.Putri menutup matanya sesaat memikirkan sesuatu,"Tapi tidak seharusnya aq menyalahkan kak dipta juga,dia tidak salah cuek padaku karena hubungan kami memang hanya sebatas pernikahan pura-pura yang cepat atau lambat akan segera berakhir"batin putri sedih.Putri menangis,"Tapi entah mengapa hatiku berkata lain,aq begitu nyaman saat bersama kak dipta,aq seharusnya tidak boleh seperti ini,aq bukan siapa-siapanya kak dipta,aq harus bersikap biasa saja,aq harus sadar diri..tapi aq rasa aq mulai memikirkannya..aaahh tidak..tidak..putri kamu harus ingat kalau kak dipta itu bukan milikmu,hanya dengan sekali telpon saja kak dipta tidak peduli padaku,aq benar-benar tidak berarti untuknya..."gumam putri sambil terus menangis.
Sementara dipta masih menginap di rumah mamanya,berdiri di balkon kamarnya menatap langit malam yang kelam."Dia pasti marah padaku,dia bahkan tidak mengizinkanku ikut dengannya,bagaimana kalau dia tidak mau pulang lagi bersamaku,..aaarghhh..sial,kenapa di saat aq hampir melupakannya dia malah datang lagi padaku..padahal hatiku sudah nyaman saat dekat dengan putri..tapi dia.."batin dipta berkecamuk tak menentu.Dipta meraih hpnya dari kantong celananya,mencari kontak putri,lalu mengirimkan sms.Putri yang masih terus terisak kaget saat hpnya berbunyi tanda pesan masuk,"Besok pagi aq jemput".Putri terdiam sambil sesekali masih terisak."Kenapa dia jahat sekali,aq tau kalau semuanya hanya pura-pura,tapi aq hanya manusia biasa yang tidak bisa mengatur hatiku untuk tidak menyukainya setelah apa yang dia lakukan padaku"gumam putri melamun lagi tanpa membalas pesan dari dipta.Tak lama bunyi sms lagi,"Udah tidur ya?masih panas gak badannya?"tanya dipta yang merasa diacuhkan putri."Ih bener-bener ngeselin,aq kan lagi marah sama dia masa harus bales smsnya dia"ucap putri cemberut.Dipta yang sudah pindah ke kamarnya sambil memeluk guling masih menunggu balasan sms dari putri.
"Hpnya jangan disilent biar ketahuan kalau ada sms"dipta lagi-lagi mengirimi putri sms.Putri makin kesal dengan suami jadi-jadiannya itu yang tidak tahu situasi dan kondisi putri yang lagi ngambek dengannya.Akhirnya.."Kriinnng!!"putri terlonjak kaget dipta menelponnya."Angkat,...jangan..angkat..jangan..ih..kak dipta nyebelin!"teriak putri kesal.Dipta terus-terusan menelpon putri,akhirnya putri menyerah,"Halo"putri menyapa dipta dengan datar.Dipta tersenyum,"Kirain udah tidur"balas dipta,"Apa-apaan dia,orang yang mati pun bisa hidup lagi kalau diteror terus sama dia"umpat putri dalam hatinya."Koq diem?masih panas ya badannya?"tanya dipta lagi perhatian."Kenapa kak dipta nelpon putri?"tanya putri langsung.Dipta menarik nafas pelan,"Besok pagi aq jemput ya"ucap dipta lembut."Gak usah kak,putri masih mau disini"tolak putri."Putri,aq minta maaf sudah meninggalkanmu,aq minta maaf tidak bisa menjagamu dengan baik,tapi aq cuma mau bilang kalau kita itu sudah menikah,kita suami istri yang sah walaupun kita hanya pura-pura,orang tua kita taunya kita benar-benar menikah karena kita saling mencintai,aq tahu kamu masih kecil,tapi aq mohon sama kamu agar kita sama-sama bisa bersikap dewasa menghadapi setiap masalah,jangan setiap ada masalah melibatkan orang tua kita,kasihan mereka yang masih harus ikut mengurusi permasalahan kita,aq rasa kamu paham maksudku kan?"nasehat dipta panjang lebar.Putri terdiam,dipta benar,bagaimanapun kondisi pernikahan mereka,mereka yang telah mengambil keputusan,jadi kalau setelahnya ada masalah,seharusnya tidak melibatkan orang tua mereka lagi."Putri?"panggil dipta."Iya putri mengerti kak,maafkan sikap kekanakan putri,besok tidak usah dijemput,putri bisa pulang sendiri"jawab putri pelan."Putri,kapan kamu akan mengerti kalau aq tidak akan lagi membiarkan kamu pergi kemanapun selain bersamaku?kamu mau kejadian di lift malam itu terjadi lagi?"tanya dipta mulai kesal."Putri diantar mama kak,tapi belum tahu jam berapa,putri mohon izinkan putri menikmati waktu bersama keluarga putri sebentar saja"jawab putri memelas.Dipta menarik nafas panjang,"Baiklah,tapi kalau kamu ingin pulang kabari aq,sekarang gimana keadaan kamu?masih panas gak badannya?aq rasa aq sudah menanyakan hal ini tiga kali,sekali lagi aq akan mendapat gelas cantik"tanya dipta kesal.Putri tersenyum tapi sedih masih menjalari hatinya."Putri baik-baik saja kak,putri rasa kak dipta tidak perlu repot-repot menanyakan keadaan putri,kak dipta tenang saja,putri akan menjalani pernikahan kita sesuai perjanjian kita waktu itu,maaf putri mau istirahat kak"jawab putri langsung menutup telpon.Putri menutup wajahnya dengan bantal dan kembali menangis.Runtuh sudah dinding yang dibangun putri untuk menjaga jarak dengan dipta,putri benar-benar tidak sanggup menahan hatinya untuk tidak menyukai dipta kalau dipta terus-terusan memberikan perhatian yang tidak terduga padanya.Dipta terdiam menatap hpnya yang sudah mati dari tadi.Dipta benar-benar mengkhawatirkan istrinya itu,tapi sepertinya putri beranggapan lain.Dipta sebenarnya ingin memeluk putri disaat dia sedang sakit seperti ini,sama seperti saat putri syok diganggu orang jahat malam itu yang semalaman tidur di pelukan dipta,tapi apa daya putri sepertinya benar-benar sedang ngambek padanya.Dipta mengetik sebuah pesan terakhir untuk putri malam itu,"Aq minta maaf sudah membuat kamu marah,aq ingin kamu tahu kalau aq benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu,aq tidak mau kamu sakit,aq senang kalau melihat wajahmu kembali ceria,tidur yang nyenyak ya,selamat tidur putri cantik".Putri membaca pesan dari dipta,bukannya senang tapi malah membuat putri makin sedih,"Aq juga mengkhawatirkanmu kak,ada apa antara kak dipta dan kak vean sebenarnya,kenapa tadi bibir kak dipta berdarah?tapi aq tidak berani bertanya,aq bukan siapa-siapamu kak"ucap putri sedih lalu menutup matanya dan berharap bisa tidur dengan nyenyak seperti harapannya dan dipta tadi.
Matahari pagi terasa menyilaukan mata indah putri yang baru terbuka perlahan-lahan.Putri benar-benar lemas,tidak bisa menggerakkan tubuhnya,putri baru sadar kalau tubuhnya masih panas,bahkan lebih panas dari tadi malam."Selamat pagi sayang,gimana demamnya udah turun belum?"tanya mamanya mendekati putri.Baru sedetik mamanya menempelkan tangannya di dahi putri,"Ya Allah kenapa makin panas sayang,calistaaa!!kesini nak,kompres kakak kamu,mama mau telpon dokter dulu"panggil mamanya,calista langsung berlari melompat ke atas tempat tidur putri dan memeluk putri erat,"Kapan kak putri datang?koq calis gak dikasih tau?kenapa kak putri bisa panas begini?trus kak diptanya mana?koq gak nemenin?"mulai cerewetnya calista kambuh.Putri tersenyum membalas pelukan adik kesayangannya itu."Semalem kakak datang kamu udah tidur,kakak gak tega bangunin kamu sayang,kakak cuma kecapekan koq sayang,kak diptanya lagi ada urusan makanya gak ikut nemenin"putri menjawab semua pertanyaan calista dengan sabar.Calista mengangguk-ngangguk lalu mengambil kompresan.
"Gimana anak saya dok,dia sakit apa?"tanya mama putri cemas sambil ditenangkan papa putri."Putri tidak bisa lama-lama terkena air dingin,pasti kemarin putri berenangnya kelamaan ya?"tanya dokter.
"Hah?kemarin putri sempat tenggelam dok gara-gara kaki putri kram"jawab putri jujur,untung tadi malam mama dipta sudah menceritakan semuanya pada mama putri jadi tidak ada kesalahpahaman."Nah itu dan sepertinya putri sedikit stres,jangan banyak pikiran ya nak,masih kecil juga apa yang dipikirin"canda dokter sambil tersenyum.Putri hanya tersenyum kecut,"Banyak yang putri pikirin dok,terutama tentang kak dipta,eh sebenarnya semuanya tentang kak dipta"batin putri.Putri sudah selesai diperiksa dokter,mamanya sedang membuatkan bubur untuk putri,calista masih sibuk mengompres putri,papanya sedang bolak balik di depan kamar putri,mengkhawatirkan anak sulungnya yang baru menikah itu."Papa ngapain bolak balik kayak setrikaan gitu?"tanya mama putri heran."Papa merasa ada yang gak beres sama hubungan putri dan dipta ma"jawab papa putri serius.
"Mama juga mikirnya gitu pa,tapi sudahlah mereka sudah dewasa,biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri dulu,kita pantau saja dari jauh"jawab mama putri menenangkan suaminya.Putri menolak makan bubur buatan mamanya,"Sayang,ayo makan dulu sedikit ya,kan mau minum obat"bujuk mamanya."Mulut putri pahit ma,putri gak lapar,putri mau tidur aja,ca kompresnya udahan dulu ya,kasihan kamu pasti capek,lihat jam sekarang,bukannya kartun kesayangan kamu sedang tayang sekarang?"ucap putri,"Oh iya ya,calis nonton dulu ya kak"balas calista langsung kabur."Putri sayang,kamu tega ya,mama udah bela-belain masak bubur buat kamu,dimakan ya sayang dikiiit aja ya..yah?"bujuk mamanya putus asa.Putri menggeleng,"Biar dipta yang nyuapin putri ma"ucap dipta yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar.Putri refleks menoleh,senang,sedih,gugup,kesal jadi satu saat putri melihat dipta datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.