Part 10

46 8 1
                                    

"Makanya nanya dulu baik-baik"gerutu dipta mengelus rambutnya yang dijambak putri karena dikira telah berani menyentuh putri dengan menggantikan bajunya."Salah sendiri tadi bilangnya kak dipta yang gantiin baju putri,kalau ngomongnya calista yang gantiin dari awal kan gak bakal putri ngamuk kayak tadi"putri tetap tidak mau mengalah."Tok..tok..kak putri..kak dipta ayo makan malam"panggil calista di depan pintu.Putri bergegas menuju pintu dan mengikuti calista tanpa menunggu dipta lagi."Dasar istri durhaka"umpat dipta masih meringis mengelus rambutnya.

Putri makan dengan cuek tanpa memperhatikan dipta,"Putri itu suaminya ditanyain mau makan apa"ucap mama putri."Udah gede ini ma,bisa ambil sendiri"balas putri dengan mulut penuh makanan.
Dipta hanya bisa tersenyum kecut,"Awas kamu ya,tunggu pembalasanku"batin dipta menatap putri tajam."Om.."Papa dipta,bukan om lagi"koreksi papa putri."Oh iya pa..Dipta mau minta izin besok mau ngajak putri pindah ke apartemen dipta,boleh kan pa?"tanya dipta,"Uhuk..uhuk..!"putri langsung tersedak mendengar pertanyaan dipta.Calista buru-buru memberikan putri minum.Putri sampai mngeluarkan air mata karena tersedak barusan."Ya kalau papa sih terserah dipta saja,kan sekarang putri tanggung jawabnya dipta sebagai suaminya putri"jawab papa putri santai."Jadi papa ngusir putri gitu?"tanya putri dengan mata berkaca-kaca.
"Bukannya ngusir sayang,tapi sekarang kan putri sudah menikah,sudah punya suami yang bertanggung jawab atas putri kecil papa ini,jadi papa tidak bisa melarang suami kamu untuk membawa kamu kemana pun lagi,kamu paham kan sayang?"jelas papa putri mengelus rambut putri lembut.

Putri duduk melamun di tempat tidurnya dan tidak sadar saat dipta sudah berada di sampingnya memejamkan mata.Putri tanpa sengaja menoleh dan baru sadar kalau ada dipta di sampingnya,"Eh koq tidurnya disini,ini kan kasurnya putri kak"omel putri mendorong-dorong dipta yang terlonjak kaget karena sudah sempat tertidur."Pelit banget sih,kan kasurnya luas juga,udah ah aq capek"dipta malah menarik selimut dan berbalik memunggungi putri yang makin kesal padanya."Kak dipta!"pekik putri tepat di telinganya.
Dipta langsung terduduk,"Apalagi sih,aq tuh ngantuk,capek putri,males debat,besok aja debatnya kita sambung lagi ya"ucap dipta dengan mata sayu.Putri menggeleng cepat,"Kalau mau tidur di sofa situ aja,putri gak mau kak dipta sampe khilaf sama putri"pinta putri sedikit mengancam."Hadeeehhh..ribet banget sih mau tidur aja,lagian aq juga gak bakalan khilaf sama anak kecil kayak kamu"balas dipta cemberut beranjak membawa bantal menuju sofa yang ada di seberang kasur.Putri menghela nafas pelan saat dipta sudah tidur di sofa.

Keesokan harinya putri packing barang-barangnya sambil berurai air mata,"Kak putri kenapa nangis?"tanya calista yang ikut membantu putri."Kamu di rumah baik-baik ya ca,jangan nakal,nurut sama mama papa..kalau ada apa..."Yaelah udah kayak mau pergi perang aja,pesannya banyak amat,apartemenku itu cuma satu jam dari sini...paling besok juga kamu sudah main kesini lagi"potong dipta yang mulai mengangkut barang-barang putri yang segambreng.
"Ish..dasar suami gak peka"putri menatap dipta kesal.
Putri masih menangis tersedu-sedu dipelukan mamanya,"Ehem..putri sayang,kita jalan yuk,nanti keburu sore lho,kan harus beres-beres lagi disana"dipta membujuk putri yang seolah tidak mau lepas dari keluarganya.Putri mengikuti dipta dengan bibir manyun dan sepanjang perjalanan hanya diam dan tidak mau menoleh dipta sedikit pun.

Dipta dan putri tiba di apartemen dipta di lantai lima.Begitu pintu terbuka,putri kaget karena apartemen itu begitu luas,perabotannya juga lengkap."Sudah berapa perempuan yang diajak kesini kak?"tanya putri cuek.Dipta mengernyitkan dahinya,"Maksud kamu?"tanya dipta."Maksudnya apa semua pacar kak dipta udah pernah diajak kesini?"tanya putri dengan polosnya menatap dipta yang mulai tersinggung."Gak ada"jawab dipta langsung meninggalkan putri dan berusaha untuk tidak emosi.Putri mengejar dipta,"Gak ada gimana kak?"tanya putri lagi.Dipta berbalik dan menghadap putri,menatapnya lekat,"Aq gak pernah mengajak perempuan mana pun kesini,kecuali mama dan..kamu"jawab dipta dingin.Putri terdiam melihat ekspresi dipta yang begitu serius.Dipta yang baru melangkah tiba-tiba berhenti dan berbalik lagi,"Tapi untuk apa kamu menanyakan hal itu padaku?bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing?atau kamu sudah merasa tertarik padaku?"tanya dipta menyeringai.Putri tercekat,"Ehm..itu..iya maaf..putri tidak seharusnya menanyakan hal itu,sekali lagi maaf kak"jawab putri pelan dan menunduk menyesali kebodohannya."Sudahlah..aq capek mau istirahat,badanku pegel-pegel gara-gara tidur di sofa"sindir dipta membuat putri makin merasa bersalah.Baru saja dipta akan masuk ke kamarnya,"Eh tunggu dulu,trus putri tidurnya dimana?"tanya putri bingung.
"Tuh ada sofa,kamu bisa tidur disitu"jawab dipta dengan senyum sinis dan meninggalkan putri yang merasa dipta telah merencanakan balas dendam padanya.

Putri mengambil selimut doraemonnya dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa,putri merasa sedih sekali,untuk pertama kalinya dia tidur di sofa,padahal selama ini orang tuanya sangat memanjakannya.Putri terisak sedih memikirkan nasibnya yang begitu menderita sejak bertemu dengan dipta."Aq harus kuat,gak boleh cengeng,kalau aq nangis terus yang ada kak dipta pasti akan semakin menindasku"batin putri sambil menghapus airmatanya.
Putri pun akhirnya tertidur setelah puas menangis.

Dipta terbangun tengah malam karena merasa haus.Dipta melangkah pelan menuju dapur dengan mata masih separuh terpejam,dipta meraih gelas dan mengambil botol minum di kulkas lalu meminumnya hingga rasa hausnya hilang.Dipta pun berjalan lagi menuju ke kamarnya tapi tanpa sengaja dipta melihat ada seseorang yang tidur di sofa,dipta kaget dan menjelaskan pandangannya,ternyata yang dilihatnya tak lain adalah gadis yang baru sehari yang lalu dinikahinya,putri clarissa.Dipta mendekati putri,dilihatnya putri tertidur pulas dan tampak menggigil karena selimutnya terjatuh ke lantai."Kenapa dia tidur disini?..ah..pasti dia kira tadi aq serius menyuruhnya tidur di sofa..dasar anak kecil"gumam dipta tersenyum melihat wajah polos istrinya itu.Tanpa berpikir lagi dipta langsung menggendong putri pelan agar tidurnya tidak terganggu menuju kamar di samping kamar dipta.Selama menggendong putri,tatapan dipta tidak bisa lepas dari wajah cantik dan imut putri,hingga saat putri telah ditidurkan di kasurnya,dipta masih asyik memandangi wajah polos itu,bahkan tangannya terulur untuk mengelus wajah cantik itu dan mendekatkan wajahnya ke wajah putri,sangat dekat dan dipta hampir saja menyentuh bibir mungil putri kalau saja putri tidak tiba-tiba menggeliat karena merasa tidurnya terusik.Dipta tersadar dan buru-buru menyelimuti putri dengan selimut tebal dan meletakkan selimut doraemon kesayangan putri di samping istrinya.Dipta masih sempat menoleh menatap putri yang kembali tidur pulas,dipta tersenyum,"Good night my wife" lalu menutup pintu pelan.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang