Dipta masih belum bisa mengantar putri ke kampus karena tubuhnya masih merah-merah dan gatal."Anterin sampe ke depan kelasnya ya ca,nanti siang jemput putri jangan lupa,awas saja kalau sampe lupa"pesan dipta pada erica."Dianya sendiri sering lupa"gumam putri pelan,"Apa?"."Oh gak kak,hee.."putri nyengir."Iya..iya..pokoknya tenang saja,sama erica pasti beres,ayo put kita berangkat"ajak erica menggandeng tangan putri,"Eits,tunggu dulu"dipta menahan tangan putri."Kenapa kak?".Dipta mendekati putri dan mendaratkan ciuman di kening putri.Pipi putri bersemu merah,"Aih..mesranya,tiba-tiba aq jadi kangen sama..eh..sama siapa ya?"erica mulai stres.Dipta tidak mempedulikan adik sepupunya yang memang agak gesrek itu,"Nanti langsung pulang ke rumah ya,gak mampir-mampir ke tempat lain dulu"pesan dipta menatap putri lekat.Putri mengangguk,"Ih lama deh,ntar aq telat ke kampus nih,yuk put,bye kak dipta!"teriak erica cepat menarik putri."Hhh..yang mau kuliah siapa,dia yang heboh"dipta geleng-geleng kepala.
"Erica,boleh tanya sesuatu gak?"tanya putri."Apa?"tanya erica balik."Ehm..soal kak dipta,apa kak dipta sebelumnya punya pacar?"tanya putri hati-hati."Punya,cantik lagi"jawab erica."Deg!"jantung putri serasa melorot mendengarnya."Memangnya kenapa?"tanya erica santai."Eh..gak koq,cuma iseng aja,hee.."jawab putri pura-pura nyengir padahal hatinya gundah gulana."Tidak seharusnya aq menanyakan pertanyaan bodoh itu,ujungnya aq sendiri yang sakit hati"maki putri dalam hatinya."Tapi udah putus,dia ninggalin kak dipta,padahal kak dipta cinta banget sama dia,tapi dianya gitu"lanjut erica tanpa ditanya.Putri menatap erica intens,"Gitu gimana?"tanya putri mulai penasaran."Ya gitu,kayaknya gak cinta sama kak dipta,buktinya dia ninggalin kak dipta gitu aja,kasihan deh kak dipta abis ditinggal sama rachel,kacau"cerocos erica sambil menyetir."Rachel?namanya rachel?kak dipta kacau,maksudnya gimana?"tanya putri."Iya,namanya rachel,kak dipta itu berhari-hari gak mau makan,gak mau mandi juga,ih dipikir-pikir jorok amat ya dia,trus males ketemu cewek,deket sama cewek apalagi,selama dua tahun dia begitu tuh"jawab erica.Putri tak percaya dipta ternyata pernah sekacau itu,"Tapi baru-baru ini katanya si rachel ngajak kak dipta balikan lagi".."Deng!!"putri terdiam,menyesali pertanyaan bodohnya hingga membuat dirinya sendiri yang sakit sekarang."Eh..tapi kan kak dipta udah punya kamu ya,udah sah lagi,gak mungkinlah kak dipta balikan lagi sama perempuan matre itu,lagipula keluarga kami udah sayang banget sama kamu,dari pada iblis sok cantik itu"erica tersenyum melirik putri yang wajahnya sudah pucat pasi.Putri hanya tersenyum kecut,"Keluarga kak dipta mungkin sayang padaku,tapi kak dipta pasti lebih sayang pada..pacarnya"batin putri sedih.
Selama belajar di kelas putri tidak bisa konsentrasi sama sekali,pikirannya hanya tertuju pada dipta."Put,kenapa ngelamun sih?mikirin kak dipta ya?"tanya deli heran."Ah gak koq,hee"jawab putri tersenyum dipaksakan.Begitu kuliah usai,putri keluar kelas dan berjalan di koridor kampus sendirian,"Putri,udah mau pulang ya?"sapa rara ramah.Putri terpaksa tersenyum,"Iya ra,kamu masih ada kuliah ya?"tanya putri basa basi."Gak koq,eh,kita udah lama gak ngobrol nih,kita ke kantin yuk sambil ngobrol bentar,kamu belum dijemput kak dipta kan?"tanya rara memastikan."Belum,ehm tapi kak dipta gak bisa jemput aq,dia lagi sakit,jadi erica,sepupunya yang menjemputku"jawab putri.Rara tersenyum dan berjalan beriringan dengan putri menuju kantin.
"Gimana pernikahan kalian?pasti bahagia banget ya kan?"tanya rara antusias.Putri melongo mendengar pertanyaan rara yang terdengar bagai pungguk merindukan bulan,hal yang tak mungkin terjadi."Koq bengong sih put?"rara menyenggol lengan putri."Hah?eh..gak koq,soal pernikahan kami..ehm..yah gak jauh beda sama orang lain yang kadang ada berantemnya hehe"jawab putri mencoba bercanda.
"Tapi kak dipta sebelum menikahi kamu bilang sama aq kalau kamu itu berbeda dari perempuan-perempuan yang pernah ditemuinya,yang benar-benar tulus dari hati"puji rara.Putri kembali bengong karena tidak percaya kalau dipta bicara seperti itu tentang dirinya."Yang jelas kamu jauh lebih baik dari pada mantannya yang culas itu,aq simpati sama kak dipta karena perempuan matre itu yang membuat kacau hidupnya,kak dipta sering curhat sama aq,makanya kita jadi deket,ehm,jangan cemburu ya put,kan kamu pemenangnya di hati kak dipta"ucap rara tersenyum menggenggam tangan putri yang sudah dingin seperti es.Putri tidak sanggup berpikir lagi hari itu,setelah mendapat cerita tentang dipta dan mantannya bernama rachel dari orang-orang terdekat dipta.Bahkan putri hampir lupa mengucapkan terima kasih pada erica begitu keluar dari mobil kalau saja erica tidak meneriakinya,"Hei cantik,gak makasih sama aq?"."Eh..iya maaf,makasih ya erica,salam ya buat mama,papa dan kak vean"jawab putri tersenyum melambaikan tangannya dan dibalas erica."Udah pulang?koq pucat gitu mukanya?kamu sakit?"tanya dipta mengejutkan putri yang hampir menabraknya."Eh..gak kak,putri baik-baik saja,kak dipta udah mendingan?"tanya putri balik."Lumayan,besok aq harus ke peresmian acara salah satu tv swasta,makanya harus cepet sembuh"jawab dipta sambil berjalan di samping putri."Sekali lagi putri minta maaf ya kak,gara-gara putri hari ini kak dipta tidak bisa menghadiri acara talkshow"sesal putri.Dipta meraih tangan putri,"Kamu gak salah,mesti berapa kali aq bilang sih sayang?"dipta menatap putri gemas,putri pun menunduk."Oh ya kak,itu bik tinah kan tahu kalau kita tidak tidur sekamar,gimana kalau dia lapor sama mama kak?"tanya putri khawatir."Beres,sebelum kesini aq sudah bilang sama bik tinah tentang kita,jadi bik tinah tidak akan lapor sama mama atau keluarga kita yang lain"jawab dipta menenangkan putri.
Putri jadi sering melamun memikirkan kemungkinan dipta akan segera meninggalkannya karena kembali pada rachel,walaupun putri belum mengenal rachel,rasanya perempuan itu pasti sangat agresif dan ambisius,dia pasti akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan dipta lagi,dan putri tidak akan bisa bersaing melawannya karena menurut erica rachel itu cantik dan dipta sangat mencintainya,jadi apalah daya putri untuk bisa mempertahankan dipta di sisinya.Dipta lagi-lagi memergoki putri sedang melamun berdiri di balkon kamarnya."Dia akhir-akhir ini sering sekali melamun,apa ada masalah yang dihadapinya?atau karena seseorang?setauku kalau seseorang sering melamun dan menyendiri biasanya dia sedang gelisah tentang perasaannya,tapi pada siapa ya?"batin dipta memandangi putri dari balkon kamarnya yang bersebelahan dengan putri.Tak lama putri mengangkat telponnya yang berbunyi,"Nuca?iya..aq gak marah lagi koq,iya baikan".Dipta terkejut,dadanya bagai dijatuhi besi ber ton-ton karena mendengar dengan jelas putri sedang asyik bercanda dengan laki-laki yang sangat dibencinya itu.Dipta langsung meninggalkan putri dan masuk ke kamarnya dengan wajah memerah menahan amarah.
Keesokan harinya,di hari sabtu,putri sudah mandi dan cantik menunggu dipta sarapan.Begitu dipta turun,wajah putri langsung ceria,lain halnya dengan dipta yang memasang wajah dingin."Selamat pagi kak"sapa putri tersenyum manis.Tapi dipta hanya meliriknya sekilas lalu mulai sarapan tanpa banyak bicara.Putri tidak berani bicara lagi,hanya bisa menunduk memandangi piringnya yang masih kosong.Tak lama dipta beranjak berdiri,"Aq pergi dulu,ada urusan"ucap dipta datar lalu berlalu meninggalkan putri yang masih termangu di tempatnya.Putri berusaha menahan air matanya,"Padahal putri mau bilang kalau hari ini putri ultah kak.."ucap putri lirih dan air matanya mulai menetes.Putri menonton tv tapi entah pikirannya kemana,"Kak putri!"calista mengejutkan putri diikuti erica yang mengekor di belakangnya."Calis?erica?koq bisa disini?"tanya putri heran."Ih gak penting,kita jalan-jalan yuk kak"ajak calista menarik putri cepat.Putri tidak bisa menolak dan hanya bisa pasrah mengikuti kedua cewek centil itu.Putri diajak calista dan erica berjalan-jalan beberapa jam dan begitu kembali ke rumah,rumah benar-benar sepi,putri bingung kenapa bik tinah tidak membukakan pintu untuknya.Begitu pintu dibuka,"Surprise!!!!happy birthday putri..happy b'day..happy b'day putri!!!"putri terperangah tak percaya melihat seluruh keluarganya dan keluarga dipta bahkan teman-temannya datang untuk memberikannya kejutan,tapi diantara mereka tidak ada sosok yang diharapkan putri hadir di hari spesialnya itu,dipta tidak ada,putri tersenyum dengan hati hampa."Make a wish dulu sayang,baru tiup lilinnya"ucap mamanya membelai rambut putri lembut.Putri menutup matanya dan berharap saat membuka matanya ada dipta disana.Baru saja putri membuka matanya dan ingin meniup lilin,"Putriii!!!".Ikhsan menelpon seseorang,"Putri pingsan!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.