Mama putri meninggalkan dipta dan putri yang masih saling lirik.Dipta mendekati putri,mengambil mangkok bubur,"Makan dulu ya,ayo buka mulutnya"bujuk dipta lembut.Putri menggeleng,"Putri gak mau kak,putri gak nafsu"tolak putri manyun."Kalau gak mau bubur,biar aq beliin makanan yang lain,ehm..sushi,mau ya?"dipta masih terus membujuk putri."Gak mau kak dipta,mulut putri pahit,lagian ngapain kak dipta kesini?kan putri udah bilang akan pulang sendiri,kak dipta jangan khawatir,putri gak akan kabur dari pernikahan kita"tanya putri kesal."Jangan salah sangka dulu,perasaanku gak enak,aq takut kamu makin parah,makanya aq kesini,ternyata firasatku bener,kamu makin parah,aq minta maaf ya"jawab dipta penuh rasa bersalah.Putri memalingkan mukanya,dipta menghela nafas pelan."Putri..ayolah makan ya,sedikit saja,kan mau makan obat,biar panasnya cepet turun,kalau kamu memang gak mau melihatku gak papa,anggap saja aq tidak ada disini,tapi kamu harus makan ya"bujuk dipta pasrah.Tiba-tiba ponsel dipta berbunyi lagi,tapi langsung direject oleh dipta,tapi lagi-lagi hpnya bunyi dan direject lagi oleh dipta,putri menoleh,"Gak usah direject,nanti yang ada salah paham sama yang nelpon,mending pergi saja temui yang nelpon,nanti putri pasti pulang kalau sudah sembuh"sindir putri telak.Akhirnya dipta mengangkat telpon,"Maaf aq lagi sibuk"lalu mematikan telponnya.Putri makin malas melihat dipta."Putri..aq harus bagaimana lagi biar kamu gak marah lagi sama aq?dan bagaimana caranya agar kamu mau makan?"tanya dipta sudah menyerah.Putri melihat dipta,"Putri cuma mau istirahat,putri gak marah sama kak dipta,sebelum kita nikah juga seperti ini kan,kita tidak pernah akur,trus kenapa sekarang jadi masalah?"tanya putri ketus."Sekarang beda putri,sekarang kamu itu adalah istriku putri clarissa,sekarang gini aja,kamu bilang mau makan apa dan apa yang harus aq lakukan biar hati kamu senang dan gak ngambek lagi?"tanya dipta menatap putri lekat.Putri membalas tatapan dipta,"Putri pasti akan makan,tidak perlu dipaksa,dan lebih baik kak dipta pulang saja,putri akan lebih senang kalau kak dipta tidak ada di dekat putri"jawab putri dengan suara bergetar menahan tangis.Dipta terkejut mendengar jawaban putri,sungguh di luar dugaan kalau putri sebegitu marah padanya."Baiklah kalau itu yang kamu inginkan,aq akan pergi,tapi kamu harus janji akan makan dan minum obatnya biar wajah pucatmu itu kembali ceria,ini buat kamu,tapi kalau kamu gak suka buang saja"dipta meletakkan setangkai bunga mawar merah di samping putri,lalu beranjak pergi dengan wajah kusut.
Putri tidak bisa menahan tangisnya lagi yang sejak tadi sudah ingin keluar tapi masih ditahannya,putri tidak ingin menangis di depan dipta,putri tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang yang mulai disukainya itu.Putri menangis tersedu-sedu di balik bantalnya.
Mamanya hanya menatap sedih dari balik pintu,mamanya tidak menyangka putri kecilnya itu harus menderita karena cinta.Dipta yang baru akan menyalakan mobilnya,"Jangan pergi dipta,tunggu saja disini,putri ngambek itu sudah biasa,dia memang manja,tapi kamu harus mengerti putri itu masih muda,jadi emosinya masih labil"tahan papa dipta.Dipta turun lagi,"Putri memang pantas marah pa,dipta memang salah tidak bisa jagain putri dengan baik,dan sebenarnya putri itu tidak manja,dia bahkan tidak pernah meminta dipta untuk mengikuti semua keinginannya,dipta benar-benar menyesal pa,maafin dipta sudah membuat hati putri kesayangan papa sakit sampai jatuh sakit seperti ini"sesal dipta sedih.Papa putri mengangguk dan menepuk-nepuk bahu dipta dan mengajaknya masuk.Mama putri membawakan semua makanan kesukaan putri dan berharap putrinya itu mau makan kalau sudah merasa lebih baik.
Putri yang sempat tertidur setelah puas menangis,melihat di meja sudah banyak makanan kesukaannya,putri duduk dan tanpa sengaja tangannya menyentuh bunga mawar pemberian dipta tadi,putri tersenyum,"Seandainya saja bunga ini tanda cinta darinya untukku..ah mikir apa sih aq,ngayal"gumam putri dengan mimik wajah yang lucu.Di ruang keluarga,dipta dan papa putri masih ngobrol sambil main catur,tak lama,"Permisi tante,saya mau jenguk putri"dipta merasa sangat mengenal suara itu,dipta menoleh,"Vean?ngapain dia kesini,nambah-nambahin masalah aja"gumam dipta kesal.Setelah diajak mama putri masuk,vean menyapa papa putri ramah dan dengan cuek tidak menegur dipta sama sekali."Om,saya izin mau jenguk putri dulu ya"ucap vean baru akan naik tangga,"Ngapain kesini?"tanya dipta ketus."Ya mau jenguk putrilah,kemarin aq udah janji mau jenguk dia,udah ah minggir"jawab vean cuek mendorong dipta agar tidak menghalangi jalannya.
"Sudahlah dipta,dia kan kakak kamu sendiri,ayo lanjut main catur lagi"ucap papa putri santai."Selamat siang tuan putri yang cantik"sapa vean tersenyum di depan pintu.Putri menoleh,"Kak vean!ayo masuk kak"teriak putri girang.
Vean masuk dan duduk di kursi di samping putri,"Nih aq bawain kamu makanan,mudah-mudahan kamu suka,oh ya gimana keadaan kamu?"tanya vean perhatian."Parah kak"jawab putri jujur dari hati dengan mata menerawang."Hah?memangnya kata dokter kamu sakit parah?sakit apa put?"tanya vean panik.Putri menatap vean dan baru sadar kalau jawabannya tadi itu maksudnya kondisi hatinya yang parah,bukan sakitnya."Oh..itu bukan kak..hehe..gak parah kak,cm karena terlalu lama kena air dingin,itu saja koq"jawab putri gelagapan."Oh begitu,syukurlah"ucap vean lega.Putri sudah mulai makan walau sedikit,ditemani vean,"Ehm..kak..boleh tanya gak?"tanya putri ragu."Tanya apa put?"tanya vean balik."Semalam sebenarnya ada apa antara kak dipta dan kak vean?koq bibir kak dipta berdarah,eh mata kak vean juga lebam,ada apa sih kak?"tanya putri penasaran."Oh itu karena kamu put"jawab vean enteng."Hah?memangnya putri kenapa kak?"tanya putri kaget."Aq sengaja manas-manasin dipta dengan bilang kalau aq yang melakukan CPR sama kamu waktu kamu tenggelam kemarin,dipta marah,dia tidak terima kalau kamu disentuh laki-laki lain,jadi kami berantem,yah begitulah,itu biasa put,namanya juga laki-laki,otot lebih unggul dibanding otak"jawab vean santai.Putri diam,"Kak dipta marah putri gak boleh disentuh laki-laki lain maksudnya apa ya kak?"tanya putri polos."Hadeeeh,istri adikku ini benar-benar polos ternyata,maksudnya itu dia marah karena cemburu kamu disentuh laki-laki lain selain dia,suami kamu sendiri,paham nona cantik?"jawab vean sambil mengacak rambut putri hingga putri terkekeh.Di balik pintu ada yang sejak tadi mengintip dengan hati panas karena terbakar api cemburu,tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena jika dia mendekat pasti putri makin ngambek.
Maksud hati kegiatan mengintai secara diam-diam,tapi apa daya saat si cerewet memergokinya,"Kak dipta ngapain disitu?"."Ssstttt"dipta langsung menutup mulut calista agar diam.Putri dan vean serentak menoleh ke pintu tapi suara itu menghilang."Calista sayang jangan bilang-bilang sama kak putri ya kalau kak dipta masih disini,nih buat kamu beli es krim ya"dipta menyogok calista dengan selembar uang warna merah.Calista tersenyum dan mengangguk lalu dengan cuek masuk ke kamar putri seolah tidak terjadi apa-apa."Aman"gumam dipta lega dan langsung turun lagi agar putri tidak tahu kalau dia masih menunggunya.
Vean sudah pulang dari tadi sore,putri masih memikirkan alasan dipta berkelahi dengan vean tadi,"Kalau cemburu tandanya cinta kan ya,tapi kak dipta kan gak cinta sama aq,trus kenapa dia mesti cemburu ya"batin putri bingung.Setelah makan obat,putri menutup matanya berharap segera tertidur agar rasa rindunya pada dipta bisa menghilang.Sesungguhnya putri tidak ingin jauh dari dipta,putri merindukan dipta,tapi dipta sudah punya seseorang di hatinya,itu yang membuat putri tidak mau berharap banyak dan memilih menjauh.Putri sudah tertidur saat seseorang mengendap-endap mendekatinya dan menyentuh dahinya yang masih panas walau tak sepanas tadi pagi."Kak..kak..."putri mengigau.Dipta cemas karena putri hanya memanggil kak tanpa nama di belakangnya."Jangan sampai putri mengigau nama vean,akan aq hajar vean walau dia kakak kandungku sekalipun"batin dipta mulai emosi."Kak..kak.."dipta menunggu dengan cemas,"Kak..dipta.."senyum merekah terukir di bibir dipta setelah putri mengigau memanggil namanya.Dipta memutuskan tidur di samping putri yang memunggunginya."Iya sayang aq disini,kak diptamu disini,jangan takut ya,aq akan menjagamu"bisik dipta lembut di telinga putri lalu tangannya memeluk putri dari belakang.Putri berhenti mengigau seolah dia sadar kalau orang yang dirindukannya sudah ada di dekatnya,menjaganya dengan nyaman.Dipta pun tertidur sambil memeluk putri tanpa memikirkan apa akibatnya saat putri bangun besok pagi dan melihatnya tidur di samping putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.