Part 18

57 7 1
                                    

Putri masih melamun duduk di pinggir kolam renang,sementara vean sedang asyik berenang dan bercanda dengan erica,adik sepupunya.
"Put,ayolah berenang dari pada ngelamun terus disitu"ajak erica.
Putri tersenyum dan menggeleng,"Udahlah put,dipta gak usah dipikirin,nanti kalau dia pulang akan aq kasih pelajaran"ucap vean serius."Hah?emangnya kak dipta salah apa kak?"putri kaget.
"Habisnya dia dengan cueknya meninggalkan istrinya begitu saja tanpa pamit"jawab vean kesal."Trus nanti mau dikasih pelajaran apa kak?"tanya erica polos."Pelajaran matematika,ipa sama bahasa inggris"jawab vean makin kesal.Erica cekikikan melihat ekspresi kesal vean,Putri pun ikut tertawa walau hatinya sedih memikirkan dipta yang acuh padanya.

Vean keluar dari kolam lalu berlalu ke dapur diikuti erica yang mendorong-dorong vean di belakangnya.Putri pun beranjak ingin masuk tapi saat berjalan di pinggir kolam,putri terpleset karena menginjak lantai yang licin,"Aaa!!!Byurrr..!!!"putri tercebur ke kolam.
"Sial!lagi gak enak hati,pake kecebur lagi"batin putri kesal baru akan berenang ke pinggir,tapi tanpa diduga kaki putri kram,"Aduh gimana ini,kakiku gak bisa digerakkin,aaahh.."ucap putri makin panik.
Putri yang panik membuat dirinya tidak konsentrasi berenang,hingga makin lama dirinya makin tenggelam,"Tolong!!to...blep..blepp..."

Vean mengintip ke kolam tapi sepi,"Putri kemana ya?"gumam vean heran adik iparnya itu pergi kemana.Vean baru saja akan pergi ke kamarnya tapi kaget saat melihat ada gelembung air di tengah kolam.Vean bergegas mendekati kolam dan vean kaget ternyata benar di tengah kolam ada seseorang yang tenggelam."Putri!!"
Vean tanpa pikir panjang langsung melompat ke kolam,"Byurrr!"
Vean menarik putri yang sudah tak sadarkan diri ke pinggir kolam lalu menggendong putri keluar dari kolam renang."Ma!!erica!!putri tenggelam!!putri pingsan!!!"teriak vean panik melihat wajah pucat putri yang seperti mayat.Mama vean berlari tergopoh-gopoh diikuti erica."Ya Allah putri,kamu gimana sih vean kenapa putri bisa tenggelam,kamu gak jagain putri ya?"mama vean panik mengelus wajah putih putri."Aduh jangan banyak nanya ma,putri udah banyak menelan air kolam,harus dikeluarin dulu airnya"jawab vean panik mengambil alih di hadapan putri."Trus kamu mau ngapain?"tanya mamanya bingung."CPR ma,biar putri selamat"jawab vean sudah siap meraih bibir mungil putri."Stoppp!"tahan mama vean menepis tangan vean."Apalagi sih ma,ini putri bisa mati kalau kelamaan nelen airnya"tanya vean mulai gusar."Mama gak mau kamu dihajar dipta karena berani menyentuh istrinya"jawab mama khawatir."Aduh..dipta pasti ngerti ma,daripada dipta jadi duda mendadak karena ditinggal putri"ucap vean hampir menyentuh putri lagi."Aq aja kak,aq pernah belajar CPR sebelumnya"erica menengahi dan mengambil alih melakukan CPR.Mama vean mengelus dadanya lega.Erica melakukan CPR sampai tiga kali lalu tak lama,"Uhuk..uhuk.."putri terbatuk-batuk mengeluarkan air dari mulutnya."Alhamdulillah kamu selamat sayang,mau bilang apa mama kalau dipta pulang kamu kenapa-napa"ucap mama dipta lega memeluk putri yang masih pucat.Vean dan erica tersenyum lega karena putri selamat.

"Minum dulu susu hangatnya sayang"ucap mama dipta lembut mengelus rambut putri yang masih basah.Putri mengangguk dan minum susu,tapi hanya dua teguk diletakkannya di samping tempat tidurnya."Kamu tadi kenapa bisa tenggelam sayang?"tanya mama dipta penasaran."Tadi putri kepleset trus jatuh ke kolam,pas mau berenang ke pinggir tiba-tiba kaki putri kram ma,makanya putri gak bisa gerakin kaki putri akhirnya putri tenggelam,maaf udah buat semuanya khawatir"jelas putri menunduk."Ya ampun sayang,jelas saja kami khawatir karena tuan putri kesayangan sampai tenggelam kayak tadi,gimana mama mau jelasin ke dipta kalau kamu kenapa-napa sayang"ucap mama dipta memeluk putri.Putri terharu melihat keluarga suaminya yang semuanya menyayanginya,walaupun itu hanya pernikahan pura-pura,setidaknya putri sempat berharap kalau seandainya saja itu adalah pernikahan sungguhan.

Putri tertidur karena tubuhnya demam setelah kejadian di kolam renang tadi.Malam harinya dipta pulang,melihat mama dan vean yang tampak mengkhawatirkan sesuatu."Putri mana ma?"tanya dipta santai tanpa rasa bersalah."Ada di kamar kamu"jawab mama pelan.
Vean berdiri di depan dipta yang baru akan beranjak ke kamarnya,"Ngapain kamu nanyain putri?bukannya kamu gak peduli sama dia?"tanya vean mulai emosi dengan tingkah adiknya itu.
"Apaan sih,putri itu istriku,jadi wajar saja aq nanyain dia,minggir"jawab dipta ingin melewati vean tapi vean menghalangi dipta yang akan menaiki tangga."Aq gak akan biarin kamu nyakitin putri sedikit pun,kamu gak tahu kan apa yang terjadi sama putri tadi siang?itu karena kamu gak peduli sama istri kamu sendiri,putri tenggelam di kolam renang"ucap vean membuat wajah dipta berubah panik."Apa??!kenapa putri bisa tenggelam,kenapa kamu dan mama gak jagain putri hah?"tanya dipta kesal."Gak jagain kamu bilang?harusnya kamu nanya sama diri kamu sendiri,kamu jagain istri kamu gak?yang ada kamu pergi ninggalin putri tanpa izin sedikit pun,kamu nemuin mantan kamu itu lagi kan?"tanya vean balik.
Dipta terdiam merasa tersindir,"Kalau gak melakukan CPR dengan cepat pasti kamu sudah jadi duda sekarang"ucap vean lagi.Dipta menatap vean,"CPR?siapa yang melakukan CPR pada putri?"tanya dipta mulai panik."Aq lah siapa lagi"jawab vean cepat,tiba-tiba,"Bugg!!"vean tersungkur dipukul dipta tepat di mukanya."Aaaa!!cukup dipta,bukan vean!"lerai mamanya panik."Bug!!"gantian vean yang memukul dipta hingga bibirnya berdarah."Memang aq trus kenapa?kamu gak suka?makanya punya istri cantik bukannya dijagain malah ditinggal-tinggal"tantang vean menjadi-jadi."Vean cukup!!"teriak mamanya berdiri di tengah-tengah vean dan dipta."Jangan pernah berani menyentuh istriku lagi,awas saja!"ancam dipta dengan sangat emosi.Vean tersenyum puas telah berhasil membuat dipta cemburu.Dipta langsung berlari ke kamarnya tanpa berpikir lagi karena terlalu mencemaskan putri.

Dipta membuka pintu kamarnya,putri masih tertidur dengan wajah pucat.Dipta mendekati putri dan menatap wajah polos itu lekat penuh rasa bersalah.Tangan dipta mengelus wajah putri perlahan dan tak lama air mata dipta menetes tanpa bisa dicegah.Dipta memegang dahi putri yang semakin panas,"Ya Allah panas banget"ucap dipta refleks,tak lama putri mulai terbangun dan melihat dipta ada di depannya."Kak dipta?"."Kamu jangan banyak bergerak dulu,aq panggilin dokter ya,badan kamu panas banget"ucap dipta langsung menelpon dokter pribadi keluarga mereka."Gak usah kak,tadi putri udah minum obat"tahan putri dan tidak digubris dipta.
Tak lama ada yang mengetuk pintu kamar dipta,"Tok..tok..putri..ini ada mamanya"panggil mama dipta."Mama kamu?kenapa bisa kesini?"tanya dipta heran."Putri minta dijemput mama"jawab putri datar.Dipta menatap putri heran,"Tapi kita sudah sepakat untuk menginap disini kan malam ini?"tanya dipta."Maaf kak,putri pikir tadi kak dipta gak akan pulang,jadi putri nelpon mama minta dijemput,maaf kak putri mau beres-beres dulu"jawab putri beranjak turun dari tempat tidur."Putri,tunggu dulu,tadi itu aq...ehm..ada urusan  mendadak,kita pulang ke apartemen kita saja ya"bujuk dipta.
Putri menggeleng,"Maaf kak,putri benar-benar lagi gak enak badan dan putri hanya ingin dekat sama mama,nanti kalau putri sudah sehat pasti putri pulang ke apartemen kak dipta"tolak putri sudah membawa tas ranselnya.Dipta terdiam bingung harus bagaimana.

Putri keluar kamar,"Mama"putri memeluk mamanya erat."Kamu sakit sayang?"tanya mamanya merasa ada yang tidak beres."Cuma lagi gak enak badan aja ma,kita pulang sekarang ya ma,putri pusing"rengek putri manja pada mamanya.Putri menoleh mama dipta yang hanya bisa terdiam malu dengan perbuatan anaknya pada putri."Ma,putri minta maaf belum bisa nginep disini dulu ya,nanti kapan-kapan putri pasti nginep disini lagi,titip salam buat papa ya ma"sesal putri memeluk mama dipta."Iya sayang,mama minta maaf gak bisa jagain putri kesayangan mama dengan baik"balas mama dipta sedih."Ma,dipta pamit dulu ya"ucap dipta salim dengan mamanya."Lho,kamu mau kemana dip?"tanya mamanya heran.
"Ya bareng putri lah ma,masa istriku pergi tanpa aq"jawab dipta pede."Maaf kak,putri nginepnya sendiri aja,kak dipta kan sibuk banyak urusan"larang putri,dipta melongo,"Tapi putri,aq kan.."Putri permisi kak,mama"potong putri langsung menarik mamanya."Ehm,jeng maaf ya saya pamit"ucap mama putri cepat karena sudah terlanjur ditarik putri.Begitu melewati pintu depan,"Kak vean,putri pulang dulu ya,makasih bantuannya siang tadi ya"ucap putri salim dengan vean,dipta makin emosi,ternyata benar vean yang melakukan.."Ah sial!kenapa harus laki-laki lain yang menyentuh istriku!"batin dipta kesal."Udah jangan lama-lama salimnya"dipta melepaskan tangan vean dan putri."Iya putri sama-sama,kamu hati-hati ya,besok kakak ke rumah kamu ya"balas vean makin memanas-manasi dipta yang sudah melotot padanya.Dipta mengantar putri dan mamanya hingga ke mobil."Putri,aq ikut ya"bujuk dipta lagi menahan tangan putri."Putri pergi ya kak,permisi"putri salim dengan cepat dan langsung masuk mobil.
"Ma,maafin dipta ya,dipta titip putri ya ma"pesan dipta yang diangguki mama putri.Dipta hanya diam melihat putri sudah menghilang dari pandangannya.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang