Part 40

47 6 5
                                    

Fachri sudah tidur di box bayi,putri berusaha belajar berjalan ke kamar mandi sendiri sambil berpegangan di dinding sambil membawa infusnya.Sedikit lagi putri sampai ke kamar mandi tapi putri tidak melihat ada bekas air di lantai dan,."Aaa!aaw!"putri terpleset dan terjatuh di lantai,untung tidak terlalu keras.Dipta yang tertidur di sofa terbangun langsung melihat ke arah kamar mandi,"Ya Allah putri,kamu kenapa?"tanya dipta panik dan mendekati putri,membantunya untuk bangun."Gak papa kak,maaf sudah membangunkan kak dipta"jawab putri sedikit meringis karena kakinya sedikit keseleo saat jatuh tadi."Kamu kenapa gak bangunin aq kalau mau ke kamar mandi"omel dipta tapi dengan cepat dipta menggendong putri menuju kamar mandi.Dipta menurunkan putri di samping closet.Putri bingung karena dipta masih berdiri di sampingnya,"Kak,..putri mau pipis"ucap putri pelan."Eh..iya,aq keluar dulu,nanti teriak ya kalau udah selesai"pesan dipta keluar kamar mandi.Setelah selesai,"Kak..udah"panggil putri.Dipta masuk lagi dan langsung memeluk pinggang putri baru akan menggendongnya lagi,"Kak,jalan aja"tahan putri."Yakin bisa jalan?"tanya dipta membiarkan putri berdiri tapi,"Aaw!"."Tuh kan bandel"omel dipta karena putri merasakan nyeri di kakinya,lalu dipta menggendong putri lagi.

Setelah menurunkan putri di tempat tidurnya,dipta duduk di samping putri dengan tampilan kacau dan pakaian yang belum diganti dari kemarin.Putri sedih melihat tampilan suaminya yang biasanya selalu keren setiap harinya,tapi sejak menemaninya dan fachri seolah dipta lupa memperhatikan dirinya sendiri."Kak,tadi bik tinah bawain baju ganti buat kak dipta,mandi dulu kak,nanti gantengnya hilang lho,ntar gak ada cewek yang klepek-klepek lagi kalau gantengnya hilang"ucap putri berusaha menarik tas yang ada di lemari."Ugh.."putri kesusahan mengambil tasnya.Dipta membantu putri mengambil tasnya."Eh,makasih kak"ucap putri lalu mengambil baju untuk dipta."Mau kaos yang mana?"tanya putri."Besok aja deh,aq ngantuk banget"jawab dipta yang tadinya duduk di kursi malah pindah duduk di samping putri di kasur."Kak..bajunya udah gak ganti dari kemarin,jangan jorok ah,gantengnya hilang aja baru tau,nanti abis mandi kan enak udah seger baru tidur,ya kak dipta sayang"bujuk putri kelepasan memanggil dipta sayang.Dipta menatap putri lekat dan tersenyum,"Iya deh,tapi nanti aq tidurnya disini ya,biar aq tahu kalau kamu mau ke kamar mandi"jawab dipta sedikit modus."Iya kak,jadi mau kaos yang mana?"tanya putri lagi mengangkat dua kaos warna merah dan biru."Kamu pilih yang mana aja pasti aq pake"jawab dipta sedikit manja.Putri tersenyum dan memberikan kaos biru dan semua perlengkapan dipta lainnya.

Lima belas menit berlalu,putri sudah sempat tertidur ketika tiba-tiba tempat tidurnya bergoyang dan putri terbangun lalu tersenyum melihat dipta sudah mandi,wangi dan ganteng."Eh udah tidur ya,maaf udah buat kamu kebangun"sesal dipta ikut berbaring di samping putri menatap putri lekat lalu tangannya terulur dijadikannya bantal untuk putri dan memeluk putri,"Ehm..kak..gak enak kalau susternya lihat"bisik putri malu-malu."Ah cuek saja,udah sah ini,tuh bukti sahnya lagi bobo ganteng di boxnya,tidur yuk,ngantuk nih"jawab dipta cuek makin erat memeluk putri dan mulai memejamkan matanya.Putri tersenyum,sebenarnya putri senang kalau dipta bersikap manis seperti itu padanya,tapi putri takut itu cuma sesaat.

Baru saja terlelap beberapa jam,"Hooeeekk!"fachri menangis kencang.Putri dan dipta serentak terbangun,"Anak siapa itu nangis tengah malam begini"omel dipta tanpa sadar."Plak!"."Aduh..sayang"ringis dipta mengelus tangannya yang dipukul putri."Itu anak kesayangan kak dipta,fachri,kak dipta lupa ha?"balas putri mengomeli dipta.Dipta menoleh ke box bayi lalu menepok jidatnya,"Oh iya ya,anak kita ya sayang,hehe"jawab dipta nyengir.Putri berusaha bangun ingin menggendong fachri,tapi,"Biar aq yang gendong,kamu tunggu disini saja ya"dipta bangun dan berjalan ke box bayi."Anak papa kenapa nangis?gak ada temen mainnya ya?besok lagi aunty calis kesini ya,kalau sekarang masih tengah malam sayang,bobo lagi ya nak"bujuk dipta menepok-nepok pantat fachri pelan."Huuuaaa,hoeekk!!"fachri makin kencang menangis karena dipta bukannya menggendongnya tapi malah menggodanya."Kak dipta!"panggil putri sambil melotot.Dipta nyengir mengangkat fachri yang ngambek padanya lalu menggendong fachri.

Putri mulai cemas saat harus memberi asi pada fachri,"Bismillah"gumam putri pelan.Fachri mulai menyusu tapi baru beberapa menit,fachri menangis lagi karena asi putri tidak keluar lagi.Putri memencet bel memanggil suster,"Kenapa?"tanya dipta heran."Asinya gak keluar lagi kak"jawab putri pelan dan mulai menangis.Tak lama suster datang,"Kenapa bu putri?"tanya suster ramah."Asi saya gak keluar lagi sus,kasihan bayi saya kelaparan"jawab putri sambil menghapus air matanya."Bu putri yang sabar ya,sebentar saya buatkan susu formula dulu buat fachri,dan tolong bu putri jangan terlalu stres ya karena percuma ibu sudah makan dan minum yang bergizi kalau bu putri stres dan banyak pikiran,asinya tidak akan keluar bu,sebentar ya bu"ucap suster membuat dipta terdiam dan menoleh putri yang terisak sambil menenangkan fachri.

Tak lama suster datang lagi membawa sebotol susu hangat untuk fachri yang langsung disedot oleh fachri yang sudah sangat kelaparan."Maafin mama ya sayang"gumam putri masih menangis."Aq yang harusnya minta maaf sayang,kamu stres karena aq ya kan?aq gak tahu kalau asi kamu gak keluar karena stres dan banyak pikiran,aq benar-benar minta maaf menuduh kamu tidak makan dan minum yang bergizi hingga asi kamu gak keluar,aq selalu saja membuat masalah dan menyakitimu,aq minta maaf"sesal dipta merangkul putri sambil menghapus air mata di pipi putri.Putri menoleh dipta,"Jangan bilang gitu kak,putri akan berusaha agar bisa ngasih asi lagi buat fachri"balas putri bersandar di dada dipta sambil memandangi fachri yang asyik minum susu formulanya.

Hari ketiga putri dan fachri diperbolehkan pulang.Dipta telah menyelesaikan semua urusan administrasi dan saatnya membawa istri dan anaknya pulang.Kedua keluarga ikut datang menjemput putri,"Ayo put aq bantuin ya"ucap vean saat putri hendak turun dari kasur.Di saat bersamaan dipta datang dan berdiri di samping putri,"Sini sayang sama aq,aq gendong saja ya"ucap dipta tidak mau kalah merebut perhatian putri."Gak usah kak,putri bisa jalan koq"tolak putri."Nih kak putri naik kursi roda aja ya"calista dengan cuek mendorong putri,sementara dipta dan vean bengong lalu saling cemberut karena gagal mendekati putri.Fachri digendong bergantian oleh mama putri dan dipta.Dipta sengaja meminta supir untuk membawa mobilnya karena dipta ingin bersama putri dan fachri duduk di belakang.Vean kesal melihat senyum sinis dipta yang merangkul putri dengan mesra.Putri asyik bercanda dengan fachri yang sibuk menggenggam jari jempol putri lalu menariknya ke mulutnya.Dipta tersenyum lalu,"Cup".Putri kaget dan menoleh dipta yang masih tersenyum setelah mencium pipinya.Alhasil pipi putri merona tanpa bisa dicegah.Dipta melingkarkan tangannya di pinggang putri,"Ehm,,kak,gak enak diliat pak suryo"bisik putri berusaha melepaskan tangan dipta.Dipta kecewa karena putri menolaknya lalu melepaskan pelukannya.Putri hanya diam melihat ekspresi dipta yang berubah kecewa dan memberi jarak dengan putri.

Setelah tiba di rumah,putri terkejut melihat kamar dipta yang luas disulap menjadi kamar khusus untuk fachri,semuanya didominasi warna biru dengan box bayi yang besar khusus untuk fachri,putra kesayangannya.Putri masih kagum melihat semua perubahan itu,"Kapan kak dipta menyiapkan semuanya?bukannya kak dipta tidak pernah pulang dari rumah sakit?"tanya putri heran."Tidak usah kamu pikirkan,yang jelas sekarang kita tidur di kamar yang sama,biar kita bisa sama-sama mengurus fachri,kamu yang bilang kan waktu itu mau merawat fachri bersamaku?"tanya dipta balik.Putri mengangguk,"Makasih kak buat semuanya"ucap putri tulus."Apapun untuk fachri"balas dipta singkat tapi menusuk tepat di jantung putri.Sampai kapan pun dipta hanya menyayangi putri karena adanya fachri,tidak lebih.Putri mencoba tersenyum dan bersyukur setidaknya dia masih bersama dipta,tapi entah berapa lama lagi putri tidak tahu.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang