Hari-hari putri sebagai seorang ibu mulai repot,"Iya gantengnya mama,sabar ya,gak nyaman ya,cup..cup..jangan nangis ya sayang"putri sibuk membujuk fachri yang menangis karena habis pup.Putri sudah mulai terlatih mengurusi fachri,dari memandikan sampai mengganti popoknya.Dipta senang melihat putri begitu menikmati perannya sebagai ibu dan tidak mau minta bantuan mamanya atau bahkan baby sitter tapi terkadang dipta tidak tega melihat putri kecapekan setiap hari begadang mengikuti waktu tidur fachri yang masih terbangun tengah malam."Kamu yakin gak perlu baby sitter untuk bantuin ngurusin fachri?"tanya dipta."Iya kak,putri bisa sendiri"jawab putri mantap walau dengan lingkaran hitam di bawah matanya.
"Putri,aq kangen banget,kamu udah langsing aja habis ngelahirin"ucap hellen yang datang menjenguk putri.Putri tersenyum sambil memangku fachri yang makin gendut."Ih gendut banget sih si ganteng,makin mirip papanya ya,gak ada mirip-miripnya sama kamu put"ucap hellen cuek menoel pipi fachri.Putri cemberut,"Kan matanya mirip aq"."Gak,matanya,hidungnya,bibirnya,ah semuanya muka kak dipta persis"sanggah hellen."Tapi dia manjanya sama mamanya"celetuk dipta yang baru pulang baru akan mengambil fachri dan fachri mulai mewek,"Tuh kan baru juga dibilangin,gak mau banget pisah dari mamanya"ucap dipta tidak jadi mengambil fachri.Putri tersenyum,"Sayang,itu papa,papa kangen sama fachri nak,ikut papa ya"bujuk putri sambil memindahkan fachri ke pangkuan dipta.Fachri menatap dipta tajam dengan mata sipitnya,"Aduh begitu banget liatin papa nak"ucap dipta gemas menciumi pipi tembam fachri dan fachri mulai senyum-senyum."Ih iri deh ngeliat kalian bahagia banget apalagi sekarang ada fachri"ucap hellen,putri hanya bisa tersenyum kecut.
Lima bulan berlalu,fachri sudah mulai mengoceh walau belum jelas."Ta..ta..mbbbb,,ma"."Apa sayang?ma?manggil mama ya?"tanya putri yang tampak senang karena fachri makin pintar.Pagi itu putri menemani fachri yang sudah bisa duduk sendiri bermain di ruangan khusus yang dibuatkan dipta untuk fachri.Putri merasa mencium bau gosong dari dapur,"Bau apa ya?kayak bau gosong"gumam putri curiga."Sebentar ya sayang,mama ke dapur dulu ya"ucap putri sambil menaruh fachri di box besar tempat bermain,jadi fachri tidak akan merangkak keluar dari box itu dan membahayakan dirinya sendiri.Putri berjalan tergopoh-gopoh ke dapur dan benar saja,panci yang sedang memanaskan gulai sudah menguap kuahnya hingga kering dan hampir saja terjadi kebakaran karena asap sudah memenuhi dapur,"Astaghfirullah,uhuk..uhuk.."putri buru-buru mematikan kompornya."Alhamdulillah tidak terjadi kebakaran"ucap putri bersyukur,baru saja putri akan memindahkan panci yang sudah gosong itu,"Putriiii!!!!".Putri terlonjak kaget mendengar panggilan dipta yang lebih tepatnya teriakan dipta.Putri segera berlari meninggalkan dapur menuju asal suara dipta.Putri melihat dipta sedang menggendong fachri yang sedang menangis."Ada apa kak?fachri kenapa?"tanya putri panik.Dipta menoleh putri,menatapnya tajam,sementara fachri sudah menangis tersedu-sedu dengan tangannya menggapai-gapai putri,"Mmaa"panggil fachri.Putri langsung menggendong fachri,"Kamu kemana saja sih sampe fachri menangis kencang begitu?kenapa kamu tinggalin fachri main sendirian?kalau dia kejedot atau kenapa-napa gimana?"bentak dipta keras.Putri terdiam menatap dipta yang benar-benar marah padanya."Maafin putri kak,tadi putri ke dapur sebentar karena ada bau gosong ternyata panci.."Gak usah banyak alasan,aq gak mau lagi melihat fachri menangis ketakutan seperti tadi lagi,ngerti kamu?"potong dipta benar-benar marah pada putri."I..iya kak"jawab putri menunduk sambil menahan air matanya yang sudah tidak sanggup lagi dia tahan.Dipta meninggalkan putri yang terdiam ketakutan membeku di tempatnya,sementara fachri sudah tertawa-tawa sambil memainkan rambut putri.
"Ya Allah non,bibik minta maaf,tadi bibik lagi beli sayur ke depan,bibik baru inget kalau lagi manasin gulai,bibik benar-benar minta maaf ya non"bik tinah menunduk ketakutan karena hampir saja terjadi kebakaran gara-gara kelalaiannya.Putri menghela nafas pelan,"Iya bik,tapi lain kali jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi ya,bahaya"jawab putri pelan."Iya non,makasih ya non,bibik sekali lagi minta maaf,bibik permisi dulu non"ucap bik tinah berlalu ke dapur.Putri diam dan melamun sambil memperhatikan fachri yang asyik bermain mobil-mobilan,lebih tepatnya membanting mobil-mobilannya ke lantai sambil tertawa-tawa.Dipta langsung pergi setelah membentak putri tadi,putri sanksi kalau dipta akan pulang setelah kejadian tadi.Putri berusaha tetap tegar,putri tidak ingin menangis,putri bertekad harus tetap kuat demi fachri.
Fachri yang tadinya semangat bermain tiba-tiba diam dan merangkak mendekati putri lalu menyandarkan kepalanya di pangkuan putri,"Eh anak mama kenapa jadi manja gini?ngantuk ya sayang?"tanya putri sambil membelai rambut hitam dan lurus fachri dan putri terkejut,"Ya Allah kenapa panas banget sayang"putri memegang dahi fachri."Mmmaa"panggil fachri mulai rewel dan menangis minta digendong putri."Iya sayang,gantengnya mama,pusing ya nak?kita panggil bu dokter ya,bu dokter..fachri sakit nih,huhu pucing"putri sibuk menenangkan fachri sambil menelpon dokter keluarga.Setelah dokter memeriksa fachri,"Gimana dok?fachri sakit apa?"tanya putri cemas."Sepertinya fachri terkena virus,tapi belum bisa ketahuan virus apa karena demamnya baru sehari,nanti kalau sudah tiga hari baru kita cek darah ya,oh ya ini obatnya kebetulan persediaan saya habis,jadi saya kasih resep saja ya"jawab dokter sambil menuliskan resep.Setelah dokter pulang,putri bingung harus menitip siapa membeli obat untuk fachri,akhirnya putri mencoba menelpon dipta dari telpon rumah.Putri sudah dua kali menelpon dipta tapi tidak diangkat-angkat,akhirnya putri memutuskan untuk pergi sendiri membeli obat."Bik,putri titip fachri sebentar ya,putri mau beli obat dulu buat fachri"pesan putri lalu mendekati fachri."Sayang,mama pergi sebentar ya beli obat buat fachri,jangan nangis ya nak,love you fachri kesayangan mama"bisik putri pelan karena fachri sudah mulai tertidur sambil dikompres bik tinah.
Putri dengan berat hati meninggalkan fachri dan pergi ke apotek membeli obat untuk fachri dengan naik taksi karena supirnya tidak masuk kerja hari itu.Baru saja putri turun dari taksi dan melangkah menuju apotek,tiba-tiba,"Hmmmpptt!!"mulut putri dibekap dari belakang dan tak lama kesadaran putri mulai menghilang,putri pingsan dan dibawa pergi oleh orang tak dikenal.Dipta pulang dari syuting sambil mengecek hpnya,dilihatnya ada dua panggilan tak terjawab dari nomor telpon rumahnya,"Ada apa ya?kenapa perasaanku tidak enak"gumam dipta merasa ada yang tidak beres lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya.
Dipta heran karena rumahnya sangat sepi,biasanya jam delapan malam fachri masih mengoceh sambil merangkak kesana kemari dan menyambutnya pulang.Tapi ini sangat aneh,bahkan putri yang biasanya rajin menyambutnya pulang malah tidak ada tanda keberadaannya sama sekali di rumah itu.Dipta melangkah menuju kamarnya,begitu pintu dibuka,dipta terkejut melihat fachri tertidur sambil dikompres bik tinah yang menungguinya."Fachri kenapa bik?lalu putri kemana?"tanya dipta mulai khawatir."Oh mas dipta sudah pulang,den fachri sakit mas,badannya panas dari tadi sore,trus non putri lagi pergi beliin obat buat den fachri,makanya saya jagain den fachri sampai non putri kembali"jawab bik tinah membuat dipta langsung sedih karena putra kesayangannya sakit."Sudah berapa lama putri pergi bik?"tanya dipta mulai mencemaskan putri yang belum juga kembali."Sejak sebelum maghrib mas"jawab bik tinah makin membuat dipta gusar karena benar-benar mengkhawatirkan putranya yang terus mengigau memanggil mamanya dan istrinya yang belum juga kembali.Di saat sedang cemas tiba-tiba ada pesan masuk,dipta buru-buru membacanya,"Maafkan aq,aq tidak bisa lagi hidup bersamamu,aq harap kamu bahagia dengan dengan kekasih sejatimu,jangan cari aq lagi"dipta terkejut membaca sms yang dikirim dari nomor hp putri."Apa maksudmu putri,di saat putra kita sedang sakit parah seperti ini kenapa kamu malah kabur?istri dan ibu macam apa kamu ini,aq benar-benar kecewa denganmu,demi fachri aq mohon kamu pulang,setelah fachri sembuh baru kita bicarakan perpisahan kita"balas dipta mengirim sms ke putri sambil menahan air matanya yang mulai menetes perlahan di pipinya karena memikirkan keadaan fachri yang makin memprihatinkan dan merasa heran dengan sikap putri yang berubah 180 derajat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser of Love
FanfictionWhen you love someone...fight for your love,don't let your ego beat your feeling..or you will lose everything that you love..and you will become a loser of love.