Part 17

44 9 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang,putri merasa perutnya mulai bernyanyi,putri membuka matanya,merasa sesuatu melingkari perutnya,tatapan putri turun ke perutnya,disana putri melihat sebuah lengan kekar melingkar erat,putri menutup matanya lagi tapi tiba-tiba melotot,"Kak dipta..hhh,gimana ini"gumam putri serba salah karena dipta masih tidur dengan posisi memeluk putri dari belakang.Putri berusaha melepaskan tangan dipta tapi sia-sia,tangan kekar itu masih melingkar bahkan makin erat.Akhirnya putri berinisiatif membangunkan dipta dengan menggoyang-goyangkan lengan dipta,"Kak..kak dipta bangun.."panggil putri menoleh dipta.Tak lama dipta mulai bergerak,"Jam berapa sih?"tanya dipta yang baru melek."Dua belas kak"jawab putri singkat."Oh"dipta masih malas untuk bergerak.
"Kak.."panggil putri,"Hmm"."Tangannya"dipta yang baru sadar langsung menarik tangannya dari perut putri,"Maaf"ucap dipta langsung duduk,putri hanya mengangguk dan ikut duduk."Oh ya gimana kalau kita makan siang di luar?"tawar dipta memecah keheningan antara mereka.Putri menggeleng,"Putri masih takut keluar kak"tolak putri halus."Ya sudah,aq pesan delivery aja ya"putus dipta sambil beranjak keluar setelah mengambil hpnya.

Dipta sedang memilih menu di hpnya,putri datang mendekatinya,"Pesen apa kak?"tanya putri."Pizza,atau kamu mau yang lain?"tanya dipta."Ehm..sushi aja kak,kan sama aja makan nasi..ya..ya.."jawab putri merebut hp dipta dan jari imutnya mulai bermain disana,tinggal dipta yang bengong."Udah,nih"putri memberikan lagi hp dipta."Tapi aq gak suka sushi"ucap dipta."Yah..kenapa tadi gak bilang..udah putri pesenin buat dua orang,batalin aja kalau gitu"sesal putri.Dipta menggeleng,"Ya udah gak papa,siapa tahu kalau makannya ada temennya jadi suka"jawab dipta pasrah.

Begitu pesanan mereka datang,putri dengan semangat empat lima langsung membuka bungkusan di depannya."Wuah..enak nih,ayo makan kak"ajak putri langsung memasukkan sushi ke dalam mulutnya dengan sumpit.Dipta hanya melihat putri makan dengan lahap,putri melihatnya dan ingin menyuapi dipta tapi dipta menolak.
"Ih cobain dulu"paksa putri."Aq udah pernah coba tapi aq gak suka,udahlah kamu aja yang makan"tolak dipta mendorong tangan putri.Putri mendekatkan lagi sushi ke mulut dipta,"Cobain dulu deh kak,beneran putri gak bohong,ini enak,kalau gak enak,nanti putri pesenin pizza buat kak dipta,putri yang bayar"bujuk putri lagi.
Dipta menatap putri ragu,tapi akhirnya membuka mulutnya juga,dan,dipta terdiam sesaat.Putri menunggu reaksi dipta,"Enak"ucap dipta singkat sambil mengunyah dengan semangat.
"Beneran enak kak?gak bohong kan?"tanya putri memastikan.
Dipta mengangguk pasti,"Iya beneran aq gak bohong,ini enak gak kayak yang pernah aq makan sebelumnya"jawab dipta jadi ketagihan."Yee kak dipta juga suka sushi sekarang"putri tertawa girang.Dipta ikut tertawa geli melihat tingkah putri.

Malamnya dipta ditelpon mamanya menagih janjinya untuk menginap di rumah mamanya."Iya ma,dipta tanya putri dulu ya bisa gak"dipta menutup telpon.Dipta mendekati putri yang masih menonton tv,"Put,mama minta kita nginep di rumah besok,gimana kamu mau gak?"tanya dipta.Putri menoleh dan berpikir sesaat,"Putri sih ayo aja kak,kak dipta besok gak syuting?"tanya putri."Gak koq,ya udah besok pagi kita pergi ke rumah mama ya"jawab dipta yang diangguki putri.Dipta ikut menonton tv di samping putri.Dipta melirik putri,baru hari ini mereka tidak ribut sejak hari pernikahan mereka,dipta berharap mereka tidak akan ribut lagi ke depannya."Minggu depan gantian kita nginep di rumah orang tua kamu gimana?"tanya dipta tapi tidak ada jawaban.Dipta menoleh putri,ternyata putri telah tertidur,dipta tersenyum lalu meraih remote di tangan putri dan mematikan tv.Dipta mendekati putri dan menggendongnya ke kamar,"Manjanya istriku ini"gumam dipta menyelimuti putri lalu meninggalkan putri.

Keesokan harinya putri sudah siap-siap untuk menginap di rumah orang tua dipta."Udah siap?"tanya dipta diangguki putri pasti.
Dipta membuka pintu,putri memeluk lengan dipta erat sambil celingak celinguk melihat ke kanan dan ke kiri.Dipta bingung,"Kamu kenapa?"tanya dipta heran."Putri takut ketemu orang itu lagi kak"jawab putri serak.Dipta kaget,ternyata putri benar-benar trauma keluar apartemen sendirian."Jangan takut ya,kan ada aq,nanti aq hajar orang yang udah buat kamu ketakutan seperti ini"janji dipta lembut padahal hatinya sudah panas karena emosi.Putri mengangguk tapi tubuhnya makin merapat ke dipta saat mendekati lift,begitu lift terbuka,putri bersembunyi di belakang dipta,lalu mengikuti langkah dipta masuk ke lift.Di dalam lift,putri menempel pada dipta di pojok ruangan,dipta merangkul putri,saat lift terbuka di lantai tiga,ada seorang laki-laki masuk,putri langsung memalingkan mukanya ke dada dipta.Dipta heran,"Apa dia orangnya?"tanya dipta mulai emosi.Putri masih belum menjawab,dipta sudah keburu emosi dan menarik laki-laki yang diduganya orang yang telah mengganggu putri,tanpa ba bi bu lagi,"Bugg!!"orang itu tersungkur."Aaa!cukup kak,bukan dia orangnya!"teriak putri saat menyadari dipta sudah terlanjur emosi."Bener bukan dia orangnya?"tanya dipta dengan nafas memburu karena emosi dengan tangan mengepal.Putri menggeleng ketakutan.Orang itu ketakutan saat dipta mendekatinya lagi,"Maaf ya mas,saya salah orang,saya pikir mas yang sudah mengganggu istri saya"sesal dipta.Orang itu langsung kabur ketakutan ketika lift terbuka saat sudah sampai di lantai basement.

Dipta hanya diam saat sudah masuk ke mobil,putri melirik dipta takut-takut.Putri ingin menegur dipta tapi putri tidak berani,akhirnya mereka hanya saling berdiam diri tanpa ada yang berani memulai obrolan."Mama kamu gak nanyain kamu?"tanya dipta tiba-tiba."Hah?"putri kaget dan tidak konsentrasi mendengar pertanyaan dipta."Kamu ngelamun?masih mikirin orang itu?"tanya dipta serius."Gak kak,maaf putri pikir kak dipta marah sama putri gara-gara kejadian tadi"jawab putri jujur."Ngapain marah-marah,menguras tenaga tanpa hasil"ucap dipta datar.Putri hanya diam tidak berani komentar lagi.

Akhirnya mereka tiba di rumah orang tua dipta,sebuah rumah yang tidak kalah luas dengan rumah orang tua putri.Begitu putri turun,"Anak mama yang cantik sudah datang,kamu apa kabar sayang?"sambut mama dipta sumringah merentangkan tangannya.
Putri tersenyum dan memeluk mama dipta yang begitu lembut dan menyayanginya tidak jauh beda dengan mamanya sendiri.
Dipta hanya diam mengambil tas putri dan masuk ke rumah tanpa banyak bicara."Hei put apa kabar?gimana dipta,romantis gak sama kamu?"sapa vean mengacak rambut putri.Putri hanya tersenyum,sementara dipta masih acuh masuk ke kamarnya.
"Sayang,gimana udah ada tanda-tanda kalau mama bakal segera dapet cucu belum?"tanya mama dipta semangat.Putri membulatkan matanya kaget,"Ehm..ma,kan baru seminggu kita menikah"jawab putri malu-malu."Ih gak papa,mama aja dulu begitu menikah sama papa dipta,sebulan kemudian langsung hamil vean"cerocos mama dipta membuat pipi putri merona."Itu mah mamanya aja yang genit sama papa,putri kan beda ma"ucap vean yang dicueki mamanya.
Lagi asyik ngobrol dengan mama dan vean,putri melihat dipta duduk di pinggir kolam asyik dengan gadgetnya.Vean mengajak putri ikut bergabung dengan dipta."Berenang yuk dip?"ajak vean sudah siap dengan celana pendeknya."Gak ah males"tolak dipta masih asyik memainkan hpnya."Ya udah deh,put,ayo berenang"ajak vean beralih ke putri."Ehm..gak kak,kak vean aja"tolak putri tersenyum.Putri heran melihat dipta begitu asyik mengetik di hpnya.Tak lama hp dipta berbunyi,"Halo?..tunggu aq akan kesana,kamu jangan kemana-mana"dipta bergegas pergi tanpa menghiraukan putri yang dilewatinya begitu saja.Putri hanya bisa melihat kepergian dipta tanpa kata."Lho itu dipta mau kemana put?"tanya mama dipta yang baru datang membawa minuman dan kue.Putri menggeleng,"Ada urusan kali ma"jawab putri pelan dan hanya bisa pasrah karena itu adalah urusan pribadi dipta yang dilarang keras oleh dipta untuk diketahui oleh putri,istri pura-puranya.

Loser of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang