Revisi : 12 Agustus 2017✔
🌸Prolog🌸
.
Renata Oska.
Gadis cantik berwajah manis dengan lesung pipi di sebelah pipi kirinya berjalan menelusuri tangga tribun menuju bangku teratas. Sambil menenteng sebuah notebook bersampul merah marun dan kamera SLRnya, ia mendaratkan pantatnya di bangku tribun teratas dan paling ujung.
Matanya berbinar dan sesekali mulutnya berdecak kagum memandang seseorang di lapangan sana. Dipangkunya notebook itu di atas pahanya. Tangannya bergerak memposisikan kameranya di depan mata almond miliknya. Sesekali jarinya bergerak memutar lensa untuk memfokuskannya pada seseorang yang sedang fokus di dunianya itu.
Senyumnya mengembang manis tatkala melihat hasil jepretannya. Setelah puas dengan aksi memotret diam-diamnya itu, ia menaruh kameranya di bangku kosong samping ia duduk. Tangannya kemudian beralih membuka buku notebook yang ia pangku sejak tadi.
Jari-jarinya menari ria membentuk tulisan apik dengan rentetan kalimat yang meluncur dipikirannya. Sesekali matanya melirik pujaan hatinya sambil masih menuliskan sebuah kata-kata di atas lembaran kertas putih bergaris itu.
Ia membubuhi tanda titik di akhir kalimat yang telah ia tulis. Masih dengan senyum yang sama, ia kembali membaca tulisannya.
Dear diary,
Seperti biasa, dia kini sedang bergulat dengan dunianya. Dunia basket yang sangat dicintainya. Dia lucu. Melihatnya tertawa bebas seperti saat ini, membuatku tak luput untuk ikut tersenyum. Meski aku hanya bisa memandangnya dari sini, aku bahagia. Dia selalu tampan dengan jersey merah bernomor punggung 14 itu. Peluh keringatnya membanjiri dahinya seiring ia berlari kesana kemari untuk mendribble bola oranye itu. Kuakui, dia semakin terlihat tampan. Masih sama. Dia, Elfan.
09/11/2016
Ditutupnya buku notebook bersampul merah marun itu. Di letaknya kembali di pangkuannya. Matanya memandang laki-laki itu lagi. Senyumannya tak juga surut dari wajah cantiknya.
Sedetik kemudian raut wajahnya menjadi lesu. Ia menunduk memandang kosong buku yang ada dipangkuannya lalu menghela nafas untuk kesekian kalinya. Tawa keras dari laki-laki itu dan temannya membuatnya kembali mengadah menatap wajah laki-laki yang sudah lama ia kagumi itu. Sudut bibirnya kembali terangkat.
Mencintai tanpa dipandang oleh Elfan bagi Renata itu sudah menjadi hal lumrah dalam kehidupannya. Hanya dengan melihat laki-laki itu tersenyum, cukup berhasil membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.
Renata tau, mustahil baginya untuk sekedar mendapat perhatian seorang Elfan. Sifatnya yang pendiam dan malu-malu membuatnya sangat mudah untuk tersaingi oleh gadis-gadis yang selalu mencoba mendekati Elfan.
Sakit hati? Sudah ribuan kali ia merasakannya. Tapi ia tetap mencintai Elfan dalam diam. Mencintai tanpa adanya satu katapun yang terucap.
Ribuan jarum menusuk hatinya ketika tatkala melihat Elfan tersenyum membalas sapaan dari gadis-gadis yang menyapanya.
Ia iri dengan gadis-gadis itu. Yang bisa menyapa laki-laki itu dengan bebas dan mendapat balasan langsung dari laki-laki itu. Ia ingin, namun tak bisa. Mulutnya terkunci rapat ketika tak sengaja berpapasan dengannya.
Padahal Renata adalah gadis cantik yang memiliki senyum manis. Senyum yang dapat memikat hati laki-laki manapun yang melihatnya. Sudah banyak yang mencoba mendekati, tapi tak ada yang bisa memikat hatinya. Hati itu sudah terlanjur memilih seseorang yang bahkan tak akan pernah meliriknya barang sedikitpun.
Hatinya memilih Elfan. Elfan Vernando.
Ya, Dia.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Hai! Nama aku Fia. Salken ya😊. Ini adalah kali pertama aku membagi ceritaku di wattpad. Sebenarnya udah banyak cerita yang ku ketik di work pribadi. Tapi baru sreg sama yang satu ini. Jadi mohon maaf ya kalo ada kesalahan dalam penulisan karna masih new bie di sini.🙇
Fi-
28/11/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...