34. Study Tour (bagian 3)

45.2K 3.4K 247
                                    

Backsound : Hivi! Mata ke hati (indo) & Crush - Beautiful (ost drakor goblin♡)
--Cuman sekedar saran aja, soalnya aku dapet inspirasi buat nglanjutin ini dari kedua lagu itu [+ gegara filmnya kak Eriscafebriani "Dear Nathan" gila baper banget!! Bagi yg belum nonton, hukumnya wajib untuk nonton!] Menurut aku, pas aja kalo baca sambil ndengerin kedua lagu itu.---

[15+] nah loh 😝
Happy reading ~

Cinta itu rapuh, serapuh bunga dandelion yang ditiup.

Rio sedari tadi mengeluh, mulutnya berdecak, tangan kirinya meremas rambut hingga acak-acak, sedangkan tangan kanannya, asik memainkan game 2048 dengan kotak ukuran tiny. Permainan ini mudah. Sungguh. Bahkan anak TKpun bisa memainkannya. Hanya tinggal menggeser ke kanan, kiri, atas ataupun bawah, tetapi... permainan ini sungguh menjengkelkan bagi semua kalangan yang mencobanya pada pilihan kotak ukuran super mini ini. Kotaknya hanya satu dan berisi 9 kotak kecil di dalamnya. Tapi peluang untuk menang itu tipis, setipis kain kafan.

Bagi yang udah pernah nyoba, pasti tau rasanya jadi Rio.

"Mainan apa sih lo? Dari tadi serius amat?" Ucap Radit penasaran, ia menggeser tubuhnya ke kanan, untuk melihat lebih jelas game apa yang sedang Rio mainkan. "2048? Serius lo Yo?"

Rio menengok, "iya emang kenapa?" Radit tertawa, membuat Elfan dan Raka menoleh ke arahnya. "Kenapa lo ketawa Dit?" Suara Raka mengintrupsi Radit untuk sedikit meredakan tawa, "ini... si Yoyo mainanannya 2048."

"Canda lo." Radit berdecak kecil, "liat aja sendiri." Raka bangkit dari kursi yang ia duduki dan langsung menaiki kasur. Dengan membawa rasa tak percaya, ia berusaha melihat game yang sedang Rio mainkan.

1 2 3

"ANJIR LO YO, SUMPAH?! MAㅡ" Rio segera menutup mulut toa Raka dengan tangan kirinya yang menganggur. "Kecilin tuh suara lo, kamar sebelah bisa demo ntar."

"Hmmmppp," entah apa yang Raka bicarakan, namun ia mengangguk setelah suara terendam itu ia selesaikan. "Hahhh hahhh," nafas Raka terdengar cukup keras. "Sumpah ya, lo kalo mbekap gue biasa aja dong, gak usah sampe bawa-bawa hidung gue."

Rio menatap datar Raka, "terus? Gue harus bilang WOW gitu?" Kesal, Raka menoyor kepala Rio. "Gue gak bisa napas bego!"

Radit terkekeh, entahlah.. tapi setiap Rio dan Raka berantem, selalu terlihat asik dan tidak boleh sampe terlewatkan untuk ditonton bagi Radit. Pepatah bilang, teman tapi musuh, ya begitulah mereka. Temen iya, musuh juga iya. Akur sering sih, tapi, disenggol dikit langsung berantem.

Yang lain asik ngomongin game, berbeda dengan Elfan, ia malah asik senyam-senyum sendiri dari tadi. Membuat kadar ketampanannya semakin meningkat jika dilihat-lihat. Betapa beruntungnya gadis yang telah mendapatkan hati seorang Elfan Vernando. Ya, betapa beruntungnya seorang Renata.

Drrrttt

1 messege from Tata ♡

Senyum manis semakin merekah ketika Elfan menerima pesan itu, segera ia buka pesan dari Renata tersebut.

Tata ♡ : El jangan gombal ih, ga pantes tau

Elfan terkekeh, menggombali Renata dengan untaian kata-kata romantis sekarang benar-benar sudah menjadi kebiasaan laki-laki berumur genap 17 tahun ini. Rasanya itu... ada manis-manisnya gitu bagi Elfan. Ditambah dengan bayangan muka Renata saat digombalin. Merah manis gitu kayak buah kresem yang udah matang. Saking manisnya, Elfan sampe gak bisa berhenti buat senyum.

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang