24. New Year and New Relationship
"Bagiku, ini seperti sebuah kenyataan yang terasa seperti mimpi. Mimpi terindah dalam sejarah mimpi yang pernah hadir dalam tidurku."
.
Renata kini duduk termenung di kursi, tepatnya di balkon kamarnya seraya memandangi langit oranye sore ini.
Melihat langit itu, entah mengapa ia kembali teringat akan sosok Elfan. Laki-laki yang sudah ia sukai genap satu setengah tahun lamanya.
Bagi Renata, satu setengah tahun itu belum apa-apa. Karna yang Renata liat dan ketahui, ada yang lebih lama dari dirinya. Bahkan hampir 10 tahun. Tapi perlu kita garis bawahi, bahwa setiap orang memiliki nasib yang berbeda. Ada yang baru menyukai sehari langsung menjadi pacarnya atau bahkan pasangan hidupnya. Ada juga yang sudah menyukai bertahun-tahun, tapi tak kunjung dibalas perasaannya. Miris memang, tapi itulah hidup. Kadang menyenangkan, kadang pula menyakitkan.
Renata menghela nafas gusar, sedari tadi, ia hanya bingung memikirkan gaun apa yang akan ia kenakan malam ini. Gaun yang ia punya rata-rata berwarna peach, warna favoritnya.
Berkali-kali ia obrak-abrik lemari pakaiannya tapi tak ada satupun gaun yang pas menurutnya. Renata punya sih, gaun warna hitam dan putih, tapi ya itu... ia merasa enggan menggunakannya ke acara pesta tahun baru malam ini.
Daripada stres, mendingan duduk di balkon seperti sekarang. Menghabiskan waktu senjanya dengan memandangi langit indah yang menenangkan hati. Ditambah dengan siluet burung-burung yang berterbangan ke sana kemari mencari tempat bertengker. Sungguh mengagumkan salah satu lukisan Tuhan itu.
Renata terperanjat saat sebuah tangan tiba-tiba menepuknya dari belakang. Menolehkan kepalanya sedikit dan menemukan Dylan yang sedang menenteng sebuah kantung paper bag berwarna hitam.
Seakan mengetahui maksud dari lirikan mata Renata ke arah paper bag yang ditentengnya, Dylan langsung menyodorkannya ke gadis itu.
"Isinya gaun, buat ntar lo pake ke pesta." Dylan mendudukkan dirinya di kursi sebelah Renata yang kosong.
"Dari siapa?"
"Udah gak usah banyak tanya, pokoknya wajib lo pake ntar malem," kata Dylan.
Renata mengerutkan dahinya bingung.
Atau mungkin dari bunda? Masa iya? Bunda 'kan gak tau kalo ntar malem ada acara pesta tahun baru.
Renata mengendikkan bahunya tak acuh lalu membuka isi dari paper bag tersebut. Mulutnya menganga ketika melihat gaun yang kini berada di depan matanya.
Cantik.
Satu kata yang menggambarkan tentang gaun itu. Renata sampai berdecak kagum akannya.
Pilihan ibunya itu selalu pas di matanya.
Tanpa sadar, Renata tersenyum sambil memandangi gaun itu. Rasa gusar yang tadi menghantuinya kini hilang ketika melihat gaun itu.
Dylan ikut tersenyum memandangi adiknya yang terlihat bahagia mendapat gaun yang ia berikan tadi. Meski Renata tak tahu siapa yang memberikannya, itu sudah mewakili semua perasaannya saat ini. Perasaan kakak kepada adik kandung yang disayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...