26. Unforgettable (Bagian 3)
.
"Kamu mau pesen apa, yang?" Tanya Elfan sesaat setelah dia dan tentu saja Renata, menduduki salah satu tempat duduk di kantin.
Renata sedikit mendongakkan kepala. "Gak ah, aku udah kenyang, kamu aja." Tolaknya halus.
"Yakin nih?"
Sedikit tersenyum dan mengangguk. "Iya Elfan sayㅡ" cepat-cepat Renata menutup mulutnya yang hampir keceplosan mengatakan kata sayang.
Elfan menggerlingkan matanya. "Say apa?"
"E-enggak kok, Fan." ucap Renata gugup.
Dalam hati, Elfan sebenarnya tau ucapan apa yang akan Renata lontarkan. Sedikit kecewa memang... karna Renata belum bisa mengatakan sebuah kata yang sangat ingin Elfan dengar dari mulut gadis itu.
Elfan tersenyum hangat, "Yaudah, aku mau pesen dulu ya. Kamu tunggu bentar di sini."
Fiuh. Untung Elfan tak semakin mempermasalahkan hal kecil itu.
Setelah melihat Renata mengangguk, Elfan sedikit berlari ke arah stand bakso di ujung sana. Bibir merah muda itu tertarik ke atas ketika melihat Elfan yang berlari ke arah stand penjual minuman.
Sampai detik ini, rasanya semua masih terasa seperti mimpi belaka baginya. Dari hanya bisa curi-curi pandang, kini bisa selalu memandang. Dan dari hanya bisa membidiknya diam-diam, kini bisa berfoto berdua. Mungkin, bagi sebagian orang yang tak tahu perjuangannya... itu semua terasa klise. Tapi nyatanya, ini seperti sebuah anugerah baginya. Anugerah nyata yang terasa seperti mimpi.
Renata tersenyum ketika Elfan berjalan ke arahnya sambil membawa pesanannya. Menaruhnya di atas meja dan menyodorkan gelas berisi jus strawberry kesukaan Renata. Renata bingung. Pasalnya, ia tak meminta Elfan untuk membelikan jus itu. Tapi mengapa Elfan menyodorkan ke arahnya?
"Buat kamu, lagian kalo liatin aku makan 'kan boring ntar. Jadi aku beliin jus kesukaan kamu." Renata menerima gelas berisikan jus strawberry itu dan tersenyum. "Makasih ya, Fan."
"Sama-sama sayang," ucap Elfan seraya mengacak lembut rambut Renata sekejap, lalu kembali duduk berhadapan dengan Renata.
Masih dengan senyum yang sama, Renata menyeruput jus strawberry yang sama sekali tak terasa asam saat bersentuhan dengan lidahnya. Namun sedikit demi sedikit, senyumnya pudar ketika tak sengaja menatap raut wajah Elfan yang mendadak tak bersemangat menyantap bakso pesanannya itu. Ia hanya melihatinya saja tanpa ada keinginan untuk menyantap bakso di depannya yang bisa dikatakan cukup menggiurkan.
"Kenapa cuman dilihatin?" Elfan mendongak menatap Renata lalu kembali menatap baksonya. "Gak nafsu yang," tiba-tiba Elfan tersenyum miring seraya kembali menatap Renata. "Suapin dong."
"Suapin?"
Elfan mengangguk manja, "Iya suapin."
"Kayak anak kecil aja kamu, Fan." Renata menggeleng kecil seraya terkekeh geli.
Senyum harapannya berubah senyum cerah saat Renata berdiri, berjalan ke arah samping Elfan dan duduk di sana. Renata mengambil alih mangkuk berisikan bakso dan menyodorkan sendok yang tentu saja berisikan satu buah bakso kecil disertai kuah panas di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...