Revisi : 12 Agustus 2017✔
🌸2. Music🌸
"Bedanya kamu sama musik? Musik itu penenang, kalau kamu penyejuk."
.
"Tata," panggil seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Renata. Merlyn.
"Ya bun?" Sahut Renata seraya mencomot roti lapis berselai strawberry kesukaannya.
"Besok malam ada pertemuan keluarga sahabat bunda. Dan kalian semua harus ikut."
"Kamu gak ada acara kan?" Lanjutnya.
"Bunda gimana sih? Tata mana ada acara pergi-pergian? Kan bunda tau sendiri Tata gimana." celetuk seorang laki-laki yang usianya terpaut sekitar 1 tahun lebih tua dari Renata.
"Ishh Kak Dylan,"
Ya, laki-laki itu Dylan. Dylan Oska. Kakak kedua Renata.
"Emangnya ada apa kita mau kesana bun?" Ucap Alva.
"Cuman pertemuan aja"
"Kenapa kita semua harus ikut?" Tanya Alva dengan dahinya yang ikut berkerut.
"Memangnya kamu gak bisa?" Pancing Merlyn.
"Ya.. gak gitu bun, tapi kan-" ucapan Alva terpotong karena Merlyn langsung menyerbunya dengan rentetan kalimat yang membuatnya bungkam seketika.
"Pokoknya kalian semua harus ikut besok malam. Gak ada tapi-tapian!"
Alva, Dylan, dan Renata hanya bisa menghela nafas bila bundanya sudah memutuskan suatu hal yang tak bisa dibantah. Selanjutnya mereka hanya bisa mengangguk pasrah.
"Oh iya bun, daddy kemana?" Tanya Renata penasaran.
"Daddy kalian pagi tadi udah berangkat ke Los Angeles."
"Daddy berangkat jam berapa?"
"Jam 2 pagi."
Renata ber-oh ria mendengar ucapan bundanya.
Beberapa menit kemudian, mereka telah usai dengan acara makan paginya. Dylan dan Renata berpamitan terlebih dahulu kepada bundanya.
"Bunda, Tata sama Kak Dylan pamit dulu ya."
"Hati-hati. Jaga adikmu lan!"
"Oke bun!"
🌸🌸🌸
Dylan memarkirkan mobil sport merah kesayangannya di area parkir khusus mobil yang disediakan sekolahnya itu.
Selanjutnya mereka berdua turun lalu berjalan beriringan menuju lobi sekolah. Renata dan Dylan memutuskan berpisah karna lorong kelas mereka yang berbeda.
Langkah kaki Renata mendadak berhenti tatkala matanya memandang sebuah ruangan yang biasanya tertutup rapat jika pagi hari seperti ini, kini terbuka lebar.
Karna rasa penasarannya yang tinggi, ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya kesana.
'Music Class'
Dahinya mengernyit ketika melihat tulisan di mini board yang tergantung di atas pintu ruangan itu.
Kosong.
Gak dikunci? Batinnya.
Ruangan itu kosong. Tak ada siapapun di sana. Hanya ada beberapa alat musik yang menganggur minta dimainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...