32. Happy Valentine, Ta

47.6K 5.2K 136
                                    

32. Happy Valentine, Ta

15+

60+ vote for next :)

Happy Reading~

Berjalan mondar-mandir tanpa tujuan itu memang tak ada gunanya, tetapi Renata tetap melakukan hal itu berulang kali tanpa henti.

Kini dirinya sudah dirias bak putri kerajaan. Dengan balutan baju putih bergaris, rok 5 cm di atas lutut berwarna senada, tak lupa, rambut panjangnya ia biarkan tergerai, namun masih menyisakan helaian kecil bergelombang di daun telinga yang dibiarkan begitu saja. Dibubuhi dengan sepatu converse wedges, yang membuat penampilannya semakin sempurna.

 Dibubuhi dengan sepatu converse wedges, yang membuat penampilannya semakin sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Renata gemeteran, dingin, dan berkeringat sejak 15 menit yang lalu. Gigi kelincinya menggigit bagian bawah bibir, hingga menciptakan warna merah yang semakin menghias bibir ranum miliknya.

Ia takut.
Sangat takut.

Perasaan takut gagal dan pesimis selau bergentayang di otak, menakut-takutinya lebih dari sekedar film horor yang pernah ia tonton bersama Dylan dan Alva.

Renata hanya takut akan mengecewakan pelatih dan teman-teman club dance yang telah memberinya kepercayaan penuh.

Sekarang harus bagaimana?

"Ren, sorry ganggu. Itu di depan ada yang nyariin lo, katanya ada kiriman buat lo." Suara Gea berhasil membuat Renata terhenti.

Pikirannya mendadak bingung. "Kiriman?" Gea mengangguk, "Iya kiriman bunga deh kayaknya. Udah sana lo samperin aja. Lumayan tuh bunga," setelahnya ia terkekeh.

"Yaudah deh, aku ke sana dulu." Sekali lagi Gea mengangguk sebelum Renata melangkahkan kakinya ke arah pintu masuk studio Hall Center tersebut.

Seperti apa yang dikata Gea, seorang laki-laki berumur 26 tahunan terlihat menggenggam dua buket bunga, terlihat masih sangat muda, pakaiannya berseragam khusus, dan rapih. Renata berjalan mendekat, "Kakak mencari saya?"

Laki-laki itu menoleh dan tersenyum ramah, "Apa eneng yang bernama Renata Oska?" Renata mengangguk, "Iya Kak, saya sendiri. Ada apa ya Kak?"

"Ada kiriman bunga untuk eneng," Laki-laki berseragam itu mengulurkan kedua tangan yang menggenggam masing-masing satu buket bunga mawar dan tulip. Yang mana mawar dan tulip itu sama-sama berwarna senada, merah muda pucat.

Renata menerima bunga itu dengan bingung, "Ini dua-duanya untuk saya Kak?" Tanya Renata dengan nada tak yakin.

"Iya neng, ini semua untuk eneng. Tolong ditanda-tangani di sini sebagai tanda bukti." Laki-laki itu menyodorkan selembaran kertas yang langsung Renata tanda tangani.

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang