41. More Better

37.8K 2.9K 201
                                    

[[Baca catatan di bawah sama jawab Q&Anya ya 😉]]

Happy Reading~♡

Sinar terang seakan menusuk kelopak mata Renata, membangunkan gadis itu dari mimpi yang datang dan pergi begitu saja. Sejenak, Renata terdiam. Apa tadi malam hanyalah mimpi?

Ceklek

Suara yang berasal dari pintu kamar mandi membuat Renata segera menoleh dan tepat saat itu juga, bibirnya melengkung sempurna. Satu hal yang membuat itu semua terjadi adalah ini bukan mimpi.

Ia ingat, tadi malam, Elfan meminta maaf sambil memeluk tubuh rapuhnya. Itu benar terjadi dan Renata yakin, itu bukanlah mimpi semata. Renata juga ingat, tadi malam Elfan memutuskan untuk menginap, menggantikan Alva yang harus pergi karna ada persiapan sidang di universitasnya.

"Kok nglamun?" Renata mengerjap, lalu kepalanya secara otomatis mengadah, menatap mata teduh Elfan yang akhir-akhir ini sering menghilang.

Kehabisan kata, ia hanya bisa menggeleng dengan senyum yang masih setia bertengker di wajahnya.

Elfan berjalan mendekat, mengusap rambut Renata yang lembut. "Kamu pasti laper karna semalem harus istirahat total. Tadi waktu kamu tidur, suster nganterin bubur. Kamu makan dulu ya?" Ucap Elfan sembari meraih mangkok putih berisikan bubur yang masih tertutup rapat dengan plastik.

Renata hanya terdiam, mengamati gerak-gerik Elfan yang sedang membuka penutup mangkuk tersebut. Bak orang yang sudah terlatih, Elfan membuka penutup itu dengan rapih, lalu membuangnya di tong sampah dekat brangkar. Meraih sendok, menyendokkan bubur, lalu menyodorkannya pada Renata.

"Ayo buka mulutnya," pinta Elfan dengan nada lucu. Alhasil, Renata terkekeh dibuatnya. "Apaan sih El, lebay kamu."

El-nya udah balik? Batin Elfan bertanya dengan gembira.

"Yaudah makanya buka mulutnya. Atau... perlu main pesawat-pesawatan?" Renata langsung menggeleng akan ide jenaka Elfan. "Yaudah nih aku buka mulut."

Bibir merah Elfan tersenyum saat Renata mulai membuka mulutnya. Segera ia sodorkan sendok berisi bubur itu ke mulut Renata. "Gimana? Enak?"

"Hambar."

"Makanya makan buburnya sambil liat aku. Ntar ada manis-manisnya," ucap Elfan dengan penuh gurauan.

Renata tertawa. "Tapi bubur manis 'kan gak enak El."

"Enak kok, asalkan makannya sambil senyum."

Renata mendengus geli. "Bisa aja kamu."

Kini giliran Elfan yang tertawa. Ia merasakan hatinya menghangat saat melihat senyum dan tawa Renata. Dan itu membuat ia semakin yakin bahwa hatinya sudah penuh terisi oleh Renata. Meski ada sedikit ingatan menyakitkan di masa lalu, Elfan tak peduli. Ia ingin melupakannya dan mengisi memori-memori selanjutnya bersama Tata. Tak peduli berapa banyak orang yang mencoba mengusik kepercayaan di antara mereka. Yang ada di hati Elfan saat ini dan seterusnya, hanya Tata dan Renata. Tak ada yang lain.

She's the only one who had chosen by his heart for now and next.

***

"Raka, Kyla! Buruan!" Seru Sania tidak sabaran menunggu mereka berdua yang berjalan beriringan dengan tangan Raka yang bertengker manis di pundak Kyla.

"Lama amat sih kalian? Jangan pacaran dulu napa sih?" Gerutunya.

"Yaelah San, sabar dikit napa? Marah mulu kerjaannya. Cepet tua baru tau rasa lo!" Ucap Raka begitu sampai tepat di depan Sania.

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang