🌸1. Hurt🌸

114K 8.4K 653
                                    

Revisi : 12 Agustus 2017✔

1. Hurt

"Bukankah mencintai dalam diam itu menyakitkan? Lalu mengapa kamu terus melakukannya?"

.

Sedang asik-asiknya mengamati Elfan dari atas tribun, Renata dikagetkan dengan kedatangan Sania yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Mengagetkan Renata dengan menepuk pelan pundaknya.

Renata mendelik. Yang ditatap hanya menyengir kuda seraya mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'. Sedetik kemudian Sania tertawa sambil memegangi perutnya.

Renata hanya berdecak kesal karna ulah sahabatnya itu. Ia mengambil kamera SLRnya yang tadi ia taruh di bangku kosong sampingnya itu. Dikalungnya kamera itu lalu berdiri sambil menenteng bukunya.

Ia kemudian melangkahkan kakinya hendak meninggalkan Sania yang sedang asik menertawakannya.

Baru dua langkah Renata berjalan, tangannya tiba-tiba dicekal oleh seseorang.

"Yaelah Ren. Masa gitu aja lo ngambek?"

Renata masih terdiam tak merespon pertanyaan Sania. Matanya memandang Sania malas.

Sania terkekeh geli "Oke oke. Gue minta maaf oke? Abisnya lo lucu."

"Lucu gimana sih San? Emang aku badut apa?"

"Jangan marah elah, duduk dulu coba." Sania menuntun Renata untuk kembali duduk. Tapi kali ini bukan di tempat duduk paling ujung. Melainkan berada di tengah tapi masih dengan posisi yang sama. Di tribun teratas.

Setelah Renata menuruti sahabatnya untuk duduk, Sania tersenyum lalu ikut mendudukan dirinya di samping Renata. Mata kedua gadis itu sama-sama menatap ke arah lapangan. Tapi dengan makna pandangan yang berbeda. Sania yang cenderung menonton pertandingan, sedangkan Renata, menonton sang pujaan hatinya di sana.

"Biasa aja kali natapnya." Sejurus kemudian Sania kembali terkekeh.

"Ren," panggilnya.

"Hmm?"

"Mo sampe kapan lo mandangin dia dari jauh kayak gini? Gak capek?"

"Sayangnya enggak." jawab Renata dengan cuek.

Sania mendesah pelan. Ia memusatkan pandangannya ke arah sahabatnya itu. Memandang sendu mata almond milik Renata yang bahkan tak melepaskan barang sedikitpun dari seseorang di sana. Seseorang yang bahkan tidak pernah memandang balik sahabatnya.

Ia menepuk pelan bahu Renata dua kali. "Tapi Ren, lo taukan kalo mencintai dalam diam itu menyakitkan? Kenapa lo masih bertahan sampe sekarang? Udah satu setengah tahun loh Ren"

Renata menghela nafas pelan. "Aku tau. Dan kamu udah tau San, alesannya simpel, karna aku sayang sama dia."

"Lo gak ada usaha buat ndeketin dia?"

Renata mengangkat bahunya tak acuh. Kepalanya menunduk menatap sepatu sneakers putih bergaris hitam yang sedang ia pakai hari ini.

Sania yang melihat perubahan wajah Renata langsung memeluk singkat tubuh itu.

"Gue yakin, suatu saat dia bakal liat kearah lo," ucapnya mantap.

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang