Revisi : 14 Agustus 2017✔
🌸4. The Meeting🌸
"Pertemuan itu memang singkat, namun kamu berhasil membuatnya lama di waktu yang sama."
.
Malam ini Renata, Dylan dan Merlyn sudah berada di perjalanan menuju rumah sahabat Merlyn. Sarah dan Alex. Kedua sahabatnya yang sudah hampir 10 tahun tidak ditemuinya itu. Padahal ia sudah berjanji akan membawa seluruh anggota keluarganya. Tapi sayang, Jamesㅡsuami Merlynㅡdan Alva tidak bisa memenuhi permintaannya. James yang harus mengurusi perusahaannya yang berada di Los Angeles dan Alva yang harus menyelesaikan tugas kuliahnya karna mendekati deadline.
Merlyn tak bisa membujuk lagi karna ia sadar, apa yang dikerjakan mereka berdua teramat penting bagi mereka.
Mobil sport merah milik Dylan kini sudah memasuki perumahan elit yang tak jauh dari rumah mereka.
Merlyn memberitahu Dylan bahwa rumah sahabatnya yang berpagar putih. Dylan mengangguk paham. Setelah sampai di rumah mewah itu, Dylan mengklakson mobilnya dua kali.
Beberapa saat kemudian, terlihat seorang satpam rumah sedang membukakan pagar putih yang menjulang tinggi hampir menutupi rumah itu.
Setelah memakirkan mobilnya di halaman luas rumah itu, Merlyn, Renata dan Dylan turun menemui dua orang yang sudah menunggunya di depan rumah mereka.
Merlyn langsung memeluk sahabatnya itu bergantian. Betapa rindunya ia. Sahabat yang selalu ada saat ia susah dan senang.
"Merlyn. Aku kangen banget sama kamu," ucap Sarah ketika Merlyn melepaskan pelukan erat kepadanya.
"Aku lebih Sar."
"Oh iya Sar, Lex. Maaf ya aku gak bisa nepatin janji buat bawa James sama Alva. Mereka ada urusan penting. Jadinya aku cuman bawa mereka berdua aja." Jelas Merlyn.
"Ya ampun Merlyn. Gak papa kali. Kamu bisa dateng aja aku udah bersyukur banget. Apalagi kamu pasti lagi sibuk ngurusin butik kamu kan? Makanya aku sempet pesimis kamu bakalan dateng. Eh taunya dateng. Aku seneng banget!" Tutur Sarah.
Merlyn kemudian memeluk Sarah kembali. "Makasih ya Sar."
Setelah melepaskan pelukannya, pandangan Sarah jatuh kearah Renata dan Dylan.
"Ini pasti Renata sama Dylan kan? Wah sudah besar ya. Dulu terakhir ketemu waktu El ulang tahun yang ke 7. Masih imut-imut." Ucapnya seraya tangannya mengelus pipi Renata dan Dylan bergantian.
"Iya Sar. Ini mereka. Kayaknya mereka lupa deh sama kamu."
Sarah tersenyum ke arah Renata dan Dylan. "Iya yah Mer. Tapi Mer, Renata cantik banget sih? Aku pangling sungguh sama dia. Cantik banget."
"Siapa dulu dong ibunya?" ucap Merlyn percaya diri.
Sarah terkekeh geli. Sahabatnya tak berubah sama sekali. Selalu percaya diri. "Haha iya iya deh. Ibunya gak kalah cantik kok!"
"Eh ngapain kita jadi ngobrol di luar? Yuk masuk! Aku dah masak makanan kesukaan kita dulu." Lanjutnya.
"Seriusan? Wah! Gak sabar pengen nyicipin nih!" seru Merlyn bersemangat.
Renata dan Dylan yang melihat tingkah ibunya hanya tersenyum simpul seraya menggelengkan kepalanya pelan. Selanjutnya mereka berlima beriringan memasuki kediaman Sarah dan Alex.
Mereka berlima duduk di kursi makan yang sudah terdapat banyak makanan di atas meja besar itu.
Selagi asik bercengkrama, dua orang laki-laki berbeda usia itu berjalan beriringan menemui mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...