🌸6. Confused🌸

70.1K 6.2K 98
                                    

Revisi : 18 Agustus 2017✔

🌸6. Confused🌸

"Menginjak satu titik dimana itu kelemahan, disitulah kata menyerah berkibar."

.

Renata menghempaskan tubuh lelahnya di sofa depan TV. Badannya terasa remuk seusai latihan menari keterpaksaan akan temannya itu. Ia merutuki dirinya yang asal menerima permintaan temannya itu tanpa meminta waktu untuk berfikir.

Ia menyesal sekarang. Bagaimana ini? Ia juga tidak tega dengan temannya itu.

Renata membasuh wajahnya yang terlihat sedikit kusam dengan air wastafel. Setelah air itu mengenai permukaan wajahnya, ia terlihat sedikit lebih segar dari sebelumnya. Ia tersenyum samar seraya menata rambutnya dari balik kaca besar di depannya.

Kedua ujung bibirnya terangkat saat matanya bertuburukan dengan mata seorang gadis dari balik kaca. Gadis itu membalas senyuman Renata sampai memperlihatkan sedikit gigi kelincinya.

Setelah dirasa tatanan rambutnya sudah kembali rapih, ia berbalik lalu berjalan. Namun baru satu langkah ia berjalan, ia kembali membalikkan badannya saat gadis itu memanggilnya.

"Renata 'kan?"

Alis Renata terangkat. "Iya. Kenapa ya? Emm..."

Gadis itu tersenyum. "Panggil aja gue Gea."

"Oh Gea,"

"Iya. Lo temennya Sania 'kan?"

Renata mengangguk seraya tersenyum simpul. "Apa ada yang mau disampein ke Sania? Ntar aku sampein ke dia."

"Bukan bukan," katanya seraya mengibaskan tangannya di depan Renata.

Dahi Renata berkerut.

Kalau bukan Sania, trus ada apa dia manggil aku tadi ya? Batinnya.

Kerutan di dahinya semakin kentara saat Gadis yang dipanggil Gea itu melihatnya dari atas sampai bawah. Seperti sedang menilai penampilan dirinya. Kalau Renata boleh jujur, ia risih jika ditatap seperti itu.

"Trus kenapa ya kamu manggil aku?" Akhirnya ia berani bertanya langsung sehingga membuat gadis di depannya ini tak memandangnya lagi.

Gea tersenyum. "Maaf sebelumnya, lo pasti risih ya gue tatep kayak gitu?"

Renata menggangguk pelan. "Gue gak maksud apa-apa kok,"

"Cuman gue rasa.. lo pantes aja gantiin temen gue," lanjutnya.

"Maksudnya?"

"Jadi gini Ren, lo tau Karin 'kan?"

Renata mengangguk menanggapinya. Jelas ia tau siapa Karin itu. Karin adalah cewek yang paling di segani seantero sekolahnya. Ia bahkan dicap sebagai primadonanya SMA Gustav. Wajahnya yang bak putri kerajaan dan tubuhnya yang ideal dengan tinggi badan yang pas untuk seukuran gadis-gadis SMA, membuatnya dicap 'Primadona' oleh murid-murid SMA Gustav.

Lalu mengapa Gea menanyakan Karin kepadanya?

Gea menghela nafas sebelum melanjutkan kata-katanya. "Dia kemaren kecelakaan dan kakinya patah. Gara-gara kecelakaan itu, dia harus rehat dulu dan gak boleh banyak gerak. Dia juga butuh waktu 3 bulan buat masa terapinya. Lo tau 'kan kalo dia itu ketua sekaligus main leader kita di club dance? Karna itu gue bingung. 2 bulan lagi club dance bakalan ada lomba antar sekolah. Sekolah kita udah terlanjur mendaftarkan diri di lomba itu. Dan kita udah atur formasinya jauh sebelum kita didaftarin. Kalau formasinya diubah, itu nguras waktu kita banget. Satu-satunya jalan, gue musti cari pengganti dia secepatnya. Tapi gue belum juga nemuin penggantinya. Lo mau 'kan gantiin dia?" Jelas Gea.

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang