26. Unforgettable (Bagian 2)

41.6K 3.3K 59
                                    

26. Unforgettable (Bagian 2)

.

Sekolah terlihat penuh saat motor Elfan telah terparkir di antara deretan motor lainnya.

Elfan mengamit tangan Renata tanpa malu-malu dan berjalan beriringan, mengabaikan setiap pandangan yang memandang mereka berdua dengan berbagai jenis. Bahkan sampai ada yang berbisik-bisik, ada pula yang berbicara keras hingga terdengar sampai ke telinga keduanya.

"Renata sama Elfan cocok banget ya! Serius gue envy banget sama mereka!"

"Apalagi gue! Huaaa Elfan!! Kenapa lo gak sama gue aja?!!"

"Gue denger-denger, Elfan nembak Renata sambil nyanyiin lagu!"

"Eh, serius?"

"Duarius malah! Katanya juga, Elfan nyanyiinnya sambil mainin piano! Ohmaigadd guysss coba lo lo semua banyangin! Beruntung banget coba si Renata itu!"

"Iya yah, Udah cantik, punya kakak ganteng, sekarang ditambah punya pacar ganteng! Kurang sempurna apalagi coba dia?"

"Bener banget! Gue setuju!"

Dan banyak lagi omongan yang mereka lontarkan keras-keras hingga Renata dan Elfan sampai di depan kelas Renata.

"Aku ke kelas dulu ya, belajar yang rajin!" Elfan mengusap sayang puncak rambut Renata sebentar, lalu berbalik badan melangkahkan kaki menuju kelasnya.

Setelah Elfan menghilang dibalik tembok itu, Renata melangkahkan kaki memasuki kelasnya.

"Ehem! Percaya deh yang udah punya pacar... berangkat bareng, pegangan tangan, mau masuk kelas juga disemangatin dulu. Ya gak Kyl?"

Kyla mengangguk semangat, "Iya, bener banget tuh! Biasanya ke kelas sendirian sekarang jadi berdampingan. Ah... lo mah bikin gue envy aja sih Ren?"

Renata menggeleng kecil, "Apaan, sih, kalian ini?" Ucap Renata. "Udah ah, emangnya kalian udah pada ngerjain tugas liburan semester?" Lanjutnya.

"Alah... pake acara ngalihin perhatian segala lo Ren, gak asik!"

Renata mengendikkan bahunya sesaat lalu menaruh tas punggungnya di kursi. Namun pergerakannya terhenti ketika mendengar suara Kyla yang memanggilnya. "Ren, katanya... Elfan nembak lo pas malem tahun baru ya?" Renata mengangguk cepat. "Iya, kenapa emangnya?"

"E-enggak, enggak sih, gak ada apa-apa. Tapi kok, gue baru tau ya?"

Kok,

Tertarik dengan pembicaraan Kyla dan Renata, Sania membuka suara. "Waktu malem itu, gue nyariin lo kemana-mana. Tapi lo-nya gak ketemu-ketemu. Emang waktu malem itu, lo kemana sih?"

"Ah? O-oh... gu-gue gak kemana-mana kok waktu itu. Sesuai suruhan lo, gue ada di deket tangga."

Entah salah pemikiran atau memang apa yang dilihatnya kali ini adalah murni bentuk reaksi, Sania merasakan ada sesuatu yang janggal dari cara bicara Kyla. Terdengar gagu dan gugup.

"Tapi waktu gue susul lo, kok, lo gak ada di sana?"

"Gue di sana kok." Sania semakin bingung dengan tuturan yang Kyla berikan.

Seraya dahinya berkerut, Sania berkata. "Lo nunggunya di tangga utama 'kan? Tangga deket kelas sepuluh ipa tiga?"

Sania semakin mengernyit saat dilihatnya Kyla yang tersenyum geli sambil memperlihatkan gigi-giginya yang rata. "Gue tau sekarang, kenapa lo gak nemuin gue di sana. Soalnya, gue nunggunya bukan di tangga itu. Tapi, gue nunggu di tangga samping koperasi."

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang