REPUBLISH : 90+VOTE FOR NEXT💘
CUMAN MAU NGASIH TAU AJA:) BUKAN MAKSUD PHP. BACA ULANG YANG DI UNDERLINE-IN YA KALO MAU CEPET2 DI UPDATE. MKSH BANYAK💕💘.
Renata memandang langit malam dari balkon, seusainya pulang kemarin, ia tak sempat menyapa penghuni rumah, ia terlalu lelah selama perjalanan. Hanya mengucapkan salam ketika masuk sambil membawa koper besarnya yang langsung diambil alih oleh Dylan.
Ia menghela napas, merasakan pundak yang tiba-tiba memberat, seakan ada beban yang menindihi tubuhnya.
Renata tak tahu, apakah ini firasat atau apa, tapi perasaannya menjadi tak berselera.
Pikirannya melayang akan kejadian kemarin, saat Kyla bersama Elfan. Tawa itu masih terasa... menyakitkan. Mencoba berbagai hal untuk melupakan, namun hanya bersifat sementara, terus terngiang tanpa mau berhenti.
Ini aneh, sungguh. Hal itu membuat kepala Renata terus berputar, pusing akan hal yang belum tentu kebenarannya.
"Mikirin apa sih? Pulang-pulang kok mukanya ditekuk gitu?" Renata berbalik, "Eh, Kak Dylan."
Dylan berjalan mendekat lalu memegang kedua pundak adiknya, "Tata kenapa? Hemm?"
"Gak papa kak, cuman capek aja karna seharian belum istirahat."
Mata Dylan menyipit, "yakin? Gak ada hal lain?" Tanyanya seperti tak percaya.
"Iya kak, serius!" Ucap Renata seraya menunjukan kedua jarinya yang membentuk huruf 'V'.
"Yaudah, kalo gitu istirahat gih, besok 'kan kamu tetep berangkat." Dylan mengusap lembut rambut Renata, dengan sayang, dengan rasa rindu yang sedikit mencuat hatinya.
"Kak Dylan juga, 'kan kakak bentar lagi mau tes simulasi. Pokoknya Kak Dylan gak boleh mikirin urusan lain dan yang paling penting gak boleh sampe capek, apalagi sakit. Tata gak mau sampe punya kakak yang nantinya gagal waktu ujian nasional."
"Iya Tataku sayang... jangan panggil Dylan kalo gak bisa ngurusin hal kecil itu." Renata mendesis kecil, "mulai deh kumatnya."
Dylan terkekeh, "yaudah, sekarang kamu tidur ya? Kakak keluar dulu. Good night Ta."
"Good night too Kak Dylan," balas Renata diringi senyuman manisnya.
Dylan menatap Renata beberapa detik sebelum akhirnya dia berjalan menjauh, keluar dari kamar Renata. Dari luar, Dylan masih berdiri di sana, pikirannya mendadak keruh seketika.
"Mana bisa kakak fokus di saat ada orang-orang yang mencoba mengganggu kehidupan kamu Ta?"
***
Pagi ini, mentari bersinar terang, tak malu-malu untuk menampakkan wujudnya. Ia memberikan cahaya penuh semangat kepada semua orang di muka bumi. Sepertinya, pergantian musim akan terjadi tak lama lagi. Waktu benar-benar singkat, layaknya ilusi yang terjadi begitu aja.
Renata kini sudah siap, ia memilih menggerai rambut panjangnya yang bergelombang di bagian ujung. Begitupun dengan Elfan, ia tak pernah absen untuk datang lebih pagi ke rumah gadis itu. Dengan penampilan yang selalu membuat gadis manapun terpikat, ia sudah bertengker manis di motor kesayangannya.
"Good morning Tata sayang," sapa Elfan ketika Renata sudah berdiri di dekatnya.
"Morning too El," balasnya dengan senyuman.
Elfan memberikan helm putih ke arah Renata, yang langsung diterima oleh gadis itu. Tanpa berbasa-basi lebih banyak, mereka memilih segera berangkat menuju sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...