Happy reading~♡
.
"Renata.. dia.. masuk rumah sakit Len!" Sania yakin, Falen terkejut mendengarnya.
"Renata masuk rumah sakit?! Sekarang gimana keadaannya?"
"Gue gak tau, dia masih di UGD. Lo sekarang dimana?"
"Gue di jalan. Pokoknya lo kabarin gue terus. Sekarang gue tutup telfonnya. Oh ya! Jangan lupa kabarin yang lain." Sania mengangguk meng-iyakan ucapan Falen, walau Sania tau, Falen tak bisa melihatnya.
Setelah panggilannya terputus, Sania bergegas mencari nomer kontak Rio. Ia benar-benar butuh Rio sekarang.
"Halo Yo?" Sapa Sania begitu panggilannya diangkat.
"Ya sayang? Kamu kenapa? Kamu nangis?"
"Kamu bisa ke rumah sakit sekarang?"
"Rumah sakit? Siapa yang sakit?" Sania yakin perasaan Rio mendadak jadi khawatir.
"Renata Yo, nanti aku jelasin.. hiks..di sini. Kamu gak usah bilang yang lain. Kamu dateng aja ke sini. Aku udah.. hiks... minta ban-bantuan Falen."
"Oke sayang. Kamu tunggu bentar ya? Aku langsung ke sana sekarang. Kamu jangan nangis lagi ya?"
"Iya, aku tunggu. Hati-hati di jalan."
Sania menggenggam erat ponselnya, menggunakannya untuk menutupi wajah yang terus menangis tanpa henti.
***
Elfan memandangi langit malam yang gelap gulita dari balkon kamar. Aneh, malam ini terasa sunyi dan tak seindah malam-malam sebelumnya. Bintang-bintang yang selalu bersinar kini seperti enggan untuk menampakkan wujudnya. Kalau diperhatikan, hanya nampak bulan yang masih setia menemani langit malam ini.
"Elfan, ada Raka nih di luar." Suara Bunda Sarah membuat Elfan menoleh sekilas lalu kembali menatap langit. "Suruh masuk aja bun," ujarnya.
Tumben si Raka main. Tumben juga pake ijin ke Bunda Sarah segala. Biasanya tuh anak juga langsung nyelonong masuk ke kamarnya tanpa basa-basi. Pikir Elfan yang masih setia menatap langit di atas sana.
Ceklek
"Lo ngapain maㅡ"
"Fa-Falen?" Elfan menatap kaget siapa orang yang berdiri di dekat pintu kamarnya. Ia kira Raka, tetapi fakta malah mengejutkannya sekarang. Ia bertemu dengan Falen. Sekarang. Di kamarnya."Terkejut?" Falen tersenyum tipis. "Sorry gue bohong kalo sebenernya yang dateng itu gue, bukan Raka."
"Lama gak bertegur Fan!"
"Gimana kabar lo sekarang?"Mata Elfan menyalang marah, "apa mau lo ke sini?" Ucapnya penuh penekanan.
"Ternyata lo masih marah sama gue."
Elfan menatap geram Falen yang tak menjawab pertanyaannya.
Falen mengamati setiap sudut kamar Elfan, "kamar lo gak banyak berubah ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Admired You • completed
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ CERITA PERTAMA DAN MASIH ACAK²AN. JADI HARAP MAKLUM, NAMUN TERIMA KASIH BANYAK...