Epilog

48.7K 3.1K 179
                                    

2 tahun kemudian...

Renata membereskan peralatan tulisnya yang tadi ia pakai. Jadwal kuliahnya hari ini memang sudah berakhir, namun Renata akan bersiap ke suatu tempat lagi.

Setelah memberitahu supir taksi itu untuk menunggu, Renata menatap gerbang pemakaman di depan sana. Wajahnya berubah murung, namun sebisa mungkin ia bersikap tegar.

Dengan kedua tangan yang memegang dua buket mawar putih, ia berjalan dan menyusuri jalan setapak di dalam pemakaman itu.

"Hai Andin!" Senyum Renata mengembang bersamaan saat ia menyapa salah satu kuburan itu.

"Udah lama kita gak ketemu." Ucapnya sembari menaruh satu buket mawar putih di atas gundukan tanah itu.

Renata mengguyur kuburan Andin dengan air di botolnya sedikit demi sedikit. Lalu pandangannya berpindah ke kuburan tepat di sebelah kuburan Andin.

Ia beranjak dan berjongkok di samping kuburan itu. Menaruh satu buket yang sama lalu menyiraminya dengan air hingga habis.

Air matanya ikut terjatuh bersamaan dengan tangannya yang mulai menyentuh permukaan tanah itu.

"Udah dua tahun kamu ninggalin aku. Dan rasa itu masih tetep sama. Andai aja kamu ada di sini, pasti aku gak akan sesedih sekarang." Ucap Renata lalu mengusap pipinya yang basah.

Tak mau berlama-lama bersedih, Renata bangkit dan meninggalkan pemakaman itu.

Rumah terasa sepi sejak Dylan dan Alva pergi. Ingin rasanya Renata ikut pergi, tapi ia lebih nyaman di sini, di tanah kelahirannya.

Renata menaruh tasnya di atas meja belajar, lalu pandangannya tertarik pada sebuah kotak yang mengingatkannya dengan kepedihan.

Renata duduk di tepian kasur. Perlahan ia memulai membuka kotak itu. Benda pertama yang ia lihat adalah kamera SLR-nya. Lalu yang kedua, diarynya. Renata menatap sendu buku itu. Tangannya mengambil buku itu dan diletakkannya di samping ia duduk. Dan yang ketiga, sebuah surat.

Renata meraih surat itu dan meletakkan kotak itu di samping diarynya.

Ragu menelusup ke hatinya untuk membuka surat itu. Namun perasaan rindu lebih dominan ketimbang ragu. Dibukalah surat itu, walau hati tak mengizinkannya.

From : kesayangannya Tata
To : my beloved girlfriend, Tata

Ta, ada ribuan bintang dilangit sana. Ada ribuan bunga tertanam di tanah. Ada banyak hal membahagiakan di dunia ini. Tapi bagi El, hanya ada satu bintang, satu bunga, dan satu kebahagiaan yang bisa membuat hati ini terpikat dalam waktu sekejap. Ya, itu cuman Tata.

Renata tersenyum getir sambil membaca tulisan itu dalam hati.

Mungkin Tata gak inget, tapi Tata memang orang pertama yang berhasil bikin El merasakan yang namanya cinta tulus. Bukan Andin, tapi Tata.
Dulu, kita pernah tetanggaan. Tata inget gak? Ya, dulu kita sering main. Kita bareng-bareng nemuin bunga baby breath di taman Kak Mona, sampai akhirnya Tata pindah rumah, kata Bang Dylan, Tata nangis terus. El baru sadar kalo El emang udah suka sama Tata dari dulu, dari kita masih kecil.

Isak tangis Renata mulai terdengar.

El kangen masa-masa itu. El kangen Tata.

Ta, Maafin El ya, El pergi tanpa bilang pamit. El pantes di hukum. El izin pergi ya Ta? Tata harus tetep senyum walaupun gak ada El.

Love you Ta

Renata meremas kuat seprai kasurnya. Isak tangis terus terdengar bahkan semakin keras.

"Kamu jahat El! Kamu sendiri yang bilang, kalau di antara kita ada yang pergi, jangan lupa pamit. Tapi kamu langgar itu El."

Renata membiarkan air mata itu jatuh membasahi celana jins biru navynya.

Isak tangis itu perlahan berkurang. Renata menaruh surat itu kembali ke dalam kotak dan meraih buku diarynya untuk di masukkan juga. Namun, sebuah lembaran terselip di antara lembar kertas di dalam diary itu.

Renata menarik lembaran itu dan membaca isinya.

Hanya perlu hitungan bulan, aku bisa mencintaimu. Tapi butuh waktu ribuan tahun untuk menghapus namamu di hati.
Ta, gak perlu kamu terus menanyakan pertanyaan yang sama, karena kamu telah menjadi alasan dari semua kebahagiaanku, dari semua senyum aku.

For you,
my beloved admirer

-fi

Hapus air matanya:') hiks😢

Sampai bertemu di ekstra part nanti ya❤

[Pembaca yang baik adalah pembaca yang menghargai penulisnya⛅]

I Admired You • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang