Chapter 3

4.6K 151 8
                                    

Dont forget to Voment!!!

Enjoy!!

Love you guys!! Xx






"Kendddaaaaallllllllll !!! Awaasssssss!!"

Seketika aku mendengar teriakan Gigi dari arah belakang dan itu membuatku tidak sanggup melihat apa yang sedang menuju dari arah kananku. Langsung ku pejamkan mataku untuk mengurangi kecemasan dan sepersekian nano detik kemudian aku pun merasakan tubuhku di putar dan di tarik ke belakang sehingga jatuh di dekapan seseorang.

Brengsek! Aku nyaris ditabrak oleh sebuah mobil yang datang dari arah kananku dengan kecepatan yang tinggi.

Napasku menderu dengan sangat kencang. Isi kepalaku seperti ditarik ulur oleh seseorang. Dan pada saat yang sama aku semakin merasakan sepasang tangan kekar yang menyelimuti tubuhku semakin memelukku erat seolah memerintahkanku untuk tenang.

Merasa sudah cukup aman, kuberanikan diri untuk membuka mataku. Dan ketika aku mendongakan kepalaku keatas aku menemukan sosok pria yang..

Oh God! Sangat tampan.

Dia menatapku dengan mata hijau yang dimilikinya. Dekapannya ku akui sangatlah nyaman. Sial! Sudah lama aku tidak merasakan ini. Pelukannya seperti tidak asing bagiku. Hatiku serasa ingin meloncat keluar. Seperti ada rindu yang terbalaskan. Jantungku, detakan nya pun tidak terkendali. Mata hijau itu benar-benar merubah suasana sepi hatiku.

Namun tiba-tiba fase kagumku buyar ketika dia melepaskan dekapannya dari tubuhku dengan kasar.

"Dasar gadis bodoh! Jangan lupa menggunakan matamu juga saat berjalan." Ujarnya dingin menatapku tajam sambil berbalik dan melangkah pergi.

Brengsek! Dia pikir dia siapa bisa menghina ku bodoh?! Aku yang mendengar hal itu tentu tak tinggal diam

"Hei! Apa kau bilang?! Gadis bodoh?" teriakku dan itu berhasil menghentikan langkahnya.

"Kau pikir siapa dirimu bisa menilai orang sembarangan? Dasar pria bodoh!" ejekku dan dia hanya memutar kepalanya ke samping, kemudian menggeleng kecil dan lanjut melangkah pergi.

Brengsek! Dasar pria kasar! Angkuh sekali dia.

Aku membencinya!

Dadaku kembang kempis karena kekesalan yang aku rasakan.

Setelah pria itu pergi kudapati Gigi sudah berada disampingku dan melihatku dengan panik dan takut.

"Oh my god!! Kenya!!.. are you okay??!! Apa kau terluka?!! Ata-.."

"I'm okay Gi." jawabku mencoba untuk tenang

"Huft.. Syukurlah. Ap apa kau mau ku antarkan pulang? Ku antarkan saja, ya?"

Tawarnya padaku. Dia nampak begitu cemas. Dasar Gigi. Begitu mudah panik. Ah. Apa bedanya denganku.

"I'ts okay Gi. Aku tidak apa-apa. Aku bisa sendiri. Kau pulanglah." Saranku

"Kau yakin?"

"Yes, I'm sure."

Jawabku dengan melempar sebuah senyuman agar dia yakin,

"Well baiklah. Tolong jaga dirimu, Kenya." Pintanya dengan lirih.

"Aye aye Miss."

Dan akhirnya dia tersenyum kembali.

Saat aku memutar tubuhku untuk masuk ke mobil , Gigi pun menghentikan ku dengan meraih tanganku.

"Wait, Kenya. Kenapa kau memarahi pria itu? Bukankah dia sudah menyelamatkanmu, Ken?"

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang