Chapter 22

2.7K 107 13
                                    

Chapter ini gw dedikasikan untuk readers gw yang aktif ngomen. aurynaurel JosiasCalvin sefilafila RosariNovarin dan juga buat dintiar yang udah nge add story gw ke reading listnya.

And.. anyway... buat yang mau ngepoin gw, bisa follow ig gw : ireneradha96

Ntar gw folbackkkk. Tapi bilang yakk.. hahahahah
Enjoy guys! Dont forget to voment yaa!

Love you all!








"Kau sudah siap?" Tanya Harry padaku yang sedang duduk memakai heels di sofa kamarku.

Aku pun mendongakan kepalaku dan mendapati Harry yang sudah berdiri di depanku sedang memperbaiki lengan kemejanya dengan stelan jas nya yang sudah lengkap.

"Ah ya. Aku hanya tinggal memakai heels sialan ini saja." Jawabku sambil kembali memakai heels.

"Baiklah. Aku tunggu di ruang tamu." Ujar Harry sambil berbalik dan keluar dari kamar.

Satu kaki lagi.

Ugh! Tali-tali ini membuatku muak.

Dan setelah sedikit bersusah payah, akhirnya aku selesai dengan heels bodoh ini. Aku heran, kenapa aku membelinya saat itu? Ah sudahlah. Sebaiknya sekarang aku keluar, menyusul Harry yang sudah berada di ruang tamu.

Aku pun bangkit dari sofa dan meraih dompet hijauku.

Meninggalkan kamar, di ruang tamu akupun melihat Harry yang sedang berdiri, menungguku, sambil memainkan ponselnya. Entahlah. Mungkin dia sedang membalas pesan.

Aku pun menghampirinya.

"Aku sudah selesai." Ucapku tiba-tiba dan itu mengagetkannya.

Seolah terpaku melihatku, Harry seperti tenggelam dalam pikiran kotornya.

Brengsek!

"Hey!" Seruku sambil menjentikkan jariku di depan wajahnya, untuk menyadarkannya.

"Uh oh. Ok baiklah. Kita berangkat sekarang?"

Aku pun mengangguk tersenyum.

Dan kemudian kamipun keluar dari apartmentku.

Setelah aku mengunci pintunya, Harry pun menyodorkan tangannya untuk ku kaitkan dengan tanganku.

Ketika berjalan ke arah lift, Harry berbisik padaku.

"Kau selalu terlihat cantik." Puji Harry dengan suara seraknya yang sangat menggoda. Oh tentunya itu membuat pipiku memerah. Dan aku hanya tersenyum, tersipu malu.

Setelah menuruni gedung apartment, aku dan Harry pun berjalan menuju parkiran mobil.

Sesampainya di depan mobil Range Rover hitam milik Harry, Harry langsung membukakan pintu untukku.

"Silahkan." Ucapnya sambil tersenyum.

"Terima kasih." Balasku dengan senyuman juga.

Kemudian akupun menarik tubuhku ke dalam mobilnya. Dan ketika aku sudah berada di dalam, Harry nenutup pintuku dan dia pun langsung berjalan ke arah pintu untuk bangku kemudi.

Setelah sabuk pengaman ku ataupun Harry terpasang, segera Harry melajukan mobilnya ke rumah Niall.

Di dalam perjalanan aku melihat Harry yang mulai tegang. Tidak. Bukan karena dia takut, tapi dia seperti tidak tahu akan bersikap seperti apa nanti. Aku masih mengaanggap wajar ke over protectiv-an Harry padaku.

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang