Chapter 5 (Clear)

331 27 0
                                        


Harap memberi vote per chapter biar gw semangat😢

Tamatlah riwayatku!

Perlahan Harry pun mendekatiku sambil membuka jas yang dia kenakan, membuka kancing lengan kemejanya kemudian menggulungnya ke atas. Aku hanya diam mematung. Membulatkan mataku. Mulutku tertutup dengan rapat. Entahlah aku seperti terpesona atas apa yang sedang dia lakukan.

Dan sekarang dia tepat berada di depanku. Harry mencoba mendekatkan wajahnya.

Kini aku dapat melihat mata hijaunya yang sangat indah dalam jarak yang sangat dekat, lagi. Oh Tuhan.

Kemudian dia pun mengarahkan bibirnya ke depan telingaku. Dan mulai berbisik.

"Buatkan aku pasta, aku sangat lapar"

Huh? Aku kira dia akan.... Sudahlah.

"Kendall! Kau mendengarku? Buatkan aku pasta. Aku lapar. Anggap dengan hal itu kau berterima kasih padaku."

Teguran Harry membuyarkan lamunanku.

Dia memintaku untuk membuatkan pasta? Enak saja. Toh dia bisa membelinya di luar.

"Aku tidak mau. Aku tidak buka cafe ataupun restaurant di sini. Kau bisa membelinya diluar sana. Lagi pula kenapa aku harus membuatkanmu pasta? Apa kau tidak takut jika aku akan meracunimu?"

Kena kau Mr. Styles

"Aku sedang sangat lapar sekarang. Jika kau tidak membuatkanku pasta, kaulah yang akan menjadi santapanku. Untuk masalah racun, aku memiliki keraguan kalau kau akan melakukan itu. Jadi cepatlah! Jangan buang waktuku dan waktumu. Selain bodoh kau juga tidak pandai dalam mengatur waktu."

Sial! Dia meledek ku lagi.

"Hei dengar baik-baik! Jika aku bodoh, aku tidak mungkin menjadi mahasiswa fakultas Ilmu Politik di Columbia University. Tunggu. Akan ku pesankan dari restaurant di dekat sini"

Aku pun mengambil ponselku dan mengarahkannya tepat di de depan wajahku. Saat menyentuh layar dan lampu layar ponselku menyala aku melihat gambaran dari kekacauan.

Astaga! Tujuh puluh delapan missed call dan lima puluh dua pesan singkat dari Louis.

Tiba-tiba Harry merampas ponselku dari genggamanku dan membuangnya ke sofa.

"Hey! Apa-apaan kau?!" Bentakku.

Saat aku berjalan ke arah sofa yang ada di sebelah kanannya untuk meraih ponselku Harry pun langsung mencengkram bahu kananku dengan tangan kanannya.

"Awh! Sakit bodoh!" Ringisku

Mendengar hal itu Harry langsung menarik tubuhku dan menyandarkanku ke dinding.

"Kau! Tidakkah kau mendengar apa yang aku inginkan?! Aku ingin kau membuatkanku pasta! Tidak ada pesan memesan dari cafe ataupun restaurant!!! APA KAU MENGERTI, HUH?!"

Dia berteriak di depanku. Lagi.

Tidak sanggup menampung gema teriakannya pada gendang telingaku, aku pun memalingkan wajahku ke sisi kanan.

"Ba bab baiklah! BAIKLAH! Sekarang lepaskan aku!" Balasku meneriaki nya.

Sial! hatiku sakit. Aku tidak pernah di bentak, diteriaki seperti ini. Ini kedua kalinya dia melakukan ini kepadaku.

Harry pun melepas cengkramannya dari bahuku dengan kasar. Dan aku pun berjalan ke dapur dengan isak tangis yang coba ku tahan-tahan.

Setelah sampai di dapur, aku mulai mengeluarkan dan menyiapkan bahan yang ku perlukan untuk membuat pasta.

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang