Chapter 43

1.5K 80 11
                                    

Gercep!

Wkwkwk
DONT FORGET TO VOMENT!

ATO GW GA UPDATE LAGI.

LOVE YOU ALL!

HAPPY READING!





Kembali ke ruanganku, Harry pun langsung mengangkat tubuhku dari kursi roda dan membaringkanku di atas tempat tidur.

Akhirnya punggunggu mendarat di tempat yang empuk.

Aku masih merasa sedikit pusing dan lelah.

"Sudah nyaman?" Tanya Harry setelah selesai menyelimutiku hingga pinggang.

"Hmm yeah. Better. Thank you, Harold."

Dia diam saja dan beralih menjauhkan kursi roda meletakannya di tempat semula.

"Apa kau kesal padaku?" Tanyaku tanpa ragu.

"Tidak."

"Dengar, Harry. Tidak ada yang perlu kau pikirkan. Jika kau merasa tidak nyaman dengan rasa bersalah dan prihatinku terhadap Zayn, aku minta maaf. Tapi itu adalah hal yang umum terjadi pada setiap orang ketika dia menyadari bahwa dia sudah berbuat tidak adil pada seseorang."

"Oh. Nice. Kau sadar kau sudah berbuat tidak adil padanya, tapi apa kau sadar kau sudah berbuat tidak adil padaku juga?"

"Ketidak adilan apa yang kau dapatkan dariku? Kekhawatiran adalah bentuk dari rasa simpati seseorang. Kau tidak bisa menyalahkanku begitu saja akan hal tersebut."

"Ya ya! Aku tidak bisa menyalahkanmu untuk apapun. Hanya kau yang bisa menyadarkan dirimu sendiri."

Ya Tuhan.

Sisi over posesif di diri Harry benar-benar tidak bisa terbantahkan.

Dia benar-benar tergolong seperti orang yang hilang akal ketika mencintai seseorang.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Zayn sekarang selain pertemanan."

"Itu menurutmu. Tapi pandanganku tidak akan berubah padanya bahwa dia adalah masa lalumu."

"Aku yakin tadi terlintas di benakmu untuk memegang tangannya. Jujur aku sangat kesal ketika sahabatmu itu dengan lancang mendorong kursi rodamu mendekat ke tempat tidur si Malik itu."

"Harry..."

"Kendall.."

Mendengar itu akupun terdiam.

Harry memandangku sambil memberikan tatapan yang mengisyaratkan bahwa dia sedang mengatakan.

'Ohh cobalah untuk mengerti'

Beberapa saat kemudian, Harry pun mendudukan tubuhnya di sofa yang ada disisi kanan ruangan.

Tidak. Dia tidak memilih untuk duduk disebelahku.

Setelah cukup lama perang dingin akupun mendengar pintu yang di ketuk.

Tanpa peng iya-an dari ku orang tersebutpun masuk.

Louis.

"Maafkan aku. Aku sedikit lupa dengan nomor telfon rumah Zayn. Itu cukup menyulitkanku karena harus berhadapan dengan salah sambung. Dan kemungkinan Mr. Dan Mrs. Malik akan tiba disini pukul lima pagi."

Pasti Trisha aunty sangat panik mendengar kabar ini.

"Ah ya. Aku juga sudah bertemu dengan dokter Fernandes dan dia sudah memberikan resep obat untuk kau minum. Dan aku sudah menebusnya di apotek. Ini. Kau harus menghabiskan antibiotik dan vitaminnya." Jelas Louis sambil berjalam mendekati tempat tidurku.

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang