Chapter 44

1.5K 83 20
                                    

Huaa.. sorry sorry guys. Lama bet updatenya.

Tapi makasih banget yang masih setia nungguin.

Mwahh

Ini gw dedikasiin untuk kalian.

So berbahagialah...

Dont forget to voment!!

Love you all..

Happy reading














Pagi ini aku terbangun disambut dengan aroma rumah sakit yang khas. Aku menghembuskan napasku berat. Setelah kesadaranku penuh dan mataku terbuka sempurna, akupun mendapati Harry yang tertidur di sofa.

Dia benar-benar tidak romantis.

"Aku tahu yang kau pikirkan."

Seketika sebuah suara muncul dari sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Semalaman dia tertidur di kursi sebelah tempat tidurmu sambil memegang tanganmu dan mengahadapkan wajahnya ke arahmu. Tapi aku tahu apa yang adikku lebih inginkan. Jika kau sadar dan melihatnya kau tidak akan membiarkan Harry tidur di kursi sambil membungkuk. Untuk itu, baru beberapa waktu yang lalu aku memintanya untuk pindah dan melanjutkan tidurnya di sofa dengan alasan bahwa aku ingin mengusap rambutmu."

Mendengar penjelasan Louis, gadis batinku hanya bisa menganga dengan tampang bodohnya. Louis benar, aku tidak akan membiarkan Harry tertidur dengan keadaan seperti itu. Aku yakin dia sangat lelah. Dia sudah melalui hari yang berat.

"Apa kau lapar?" Tanya Louis sambil berjalan mendekatiku.

"Aku tidak begitu lapar."

"Bagaimana jika aku pesankan susu cokelat dan kayu manis ditambah dengan waffle dan madu?"

"Baiklah jika kau memaksa."

"Aku tahu kau lapar." Tukas Louis dengan seringainya.

"Apa kau ingin aku membangunkannya?" Lanjut Louis sambil menunjuk Harry.

"Tidak usah, biar aku saja. Kau bisa pergi memesan makanan untuk kita."

"Baiklah." Tutup Louis sambil mencium puncak kepalaku.

Tak lama aku melihat Louis hilang dari balik pintu. Setelah itu, akupun mencoba memberdirikan tubuhku dan menghampiri Harry yang sedang tertidur, berbaring di sofa. Tepat ketika aku sampai dan berdiri di sisi kanannya, akupun merendahkan tubuhku dan mengusap wajahnya yang terlihat sangat lelah dengan telapak tangan kananku. Selang beberapa waktu, usapan tanganku sepertinya menganggu tidur pulasnya.

Perlahan ku lihat Harry mengerjapkan matanya cepat.

Menangkap sosok ku yang kini berada di hadapannya membuat Harry terkejut dan langsung mendudukan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau turun dari tempat tidurmu? Dimana Louis?"

"Shhh." Desisku menenangkannya sembari mendudukan tubuhku di samping kanannya.

"Harry, aku bukan pasien yang menderita sakit parah. Aku hanya kelelahan. Kau berlebihan mengkhawatirkanku. Kau tahu. Sekarang aku merasa sangat segar dan lebih baik." Ujarku sambil memberikan senyuman hangat padanya.

"Benarkah?" Tanyanya menyelidik sambil menepis rambut yang menutup sebagian wajahku dengan jari-jarinya.

Aku pun mengangguk mantap sebagai jawaban untuk membuatnya yakin.

"Sekarang cuci muka mu. Louis sedang memesankan makanan untuk kita sarapan."

Tanpa berkata apapun Harry memberdirikan tubuhnya dan tak lupa memberikan ciuman yang sangat singkat pada bibirku sebelum berjalan ke kamar mandi.

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang