Holaa!! Dont forget to voment!!
Jgn lupa nge vote sama ngomen!!
Orgnya jgn itu" doang!
Tau ndiri manusia ga pernah puas. Heheheh
Dan maaf ya baru update lagi. Refreshing. Biasa abis ujian. Wkwkwk. Tapi ini gw kasih long chap dah!!😏😏😏
Well!! Enjoy and Happy reading!
Love you guys xx
Aku dan Louis masih menikmati kopi yang kami pesan. Namun kemudian tiba-tiba aku melihat sosok dengan tatapan amarah muncul dari pintu cafe dan berjalan dengan cepat mendekati meja yang di tempati olehku dan Louis. Sontak itu membuat tubuhku berdiri dari tempat duduk yang ku duduki.
"Ha Harry.." gumamku takut. Mendengar itu Louis yang duduk di depanku pun langsung menoleh ke belakang.
Sejurus kemudian posisi Harry tepat berada di samping kanan ku dan seketika dia menarik tanganku kuat. Melihat itu, Louis tidak tinggal diam. Louis langsung memberdirikan tubuhnya.
Shit! Mereka akan bertengkar.
"Hey dude! Apa yang kau lakukan?!"
Teriak Louis menantang sambil memegangi kerah baju Harry.
"Bukan urusanmu." Balas Harry dingin sambil melepaskan genggaman tangan Louis dari kerah bajunya dengan kasar.
"Tentu itu menjadi urusanku, brengsek! Dia adikku! Lepaskan tangannya!" Teriak Louis tepat di depan wajah Harry.
Tidak. Aku harus menghentikan ini.
"Lou! Sud-.."
Kemudian kembali Louis memegangi kerah baju Harry.
"Kau! Aku menahan amarahku sebelum aku bertemu denganmu. Bahkan, saat pertama kali aku melihatmu, kau membuat air mata adikku jatuh, aku masih memberi toleransi padamu! Karena adikku mengatakan bahwa dia mencintaimu. Tapi sekarang, aku rasa tidak! Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di antara kalian, yang jelas lepaskan tangan adikku dari genggamanmu, BRENGSEK!"
"Harry!" Aku menjerit. Jelas aku menjerit. Satu pukulan berhasil dilayangkan oleh Louis pada pipi kanan Harry.
Tidak puas dengan hal itu Louis pun menjatuhkan tubuh Harry dan dia mendudukinya.
Shit! Apa yang harus akau lakukan? Kenapa tubuh terasa berat untuk melangkah di suasana yang seperti ini.
Beberapa waktu yang lalu dia Baru saja hampir dihabisi. Dan sekarang jangan lagi.
"Kesabaran memang tidak ada batasnya. Tapi untuk toleransi, ada." Selesai dengan ucapannya Louis mengambil ancang-ancang untuk kembali memukul Harry yang terbaring di lantai.
"LOUIS! HENTIKAN!"
Teriakku mengehentikan Louis.
Brengsek! Dia tidak mendengarkanku. Dan sekarang mereka sedang beradu pandang.
"Cukup! LOUIS! CUKUP! KU KATAKAN CUKUP!" teriakku dengan diiringi usaha menarik tubuh Louis keatas, menjauhi tubuh Harry.
Aku melihat ke sekeliling dan semua orang memperhatikan kami.
Kembali dengan segera pandanganku ku alihkan pada Harry.
Aku melihat kabut gelap menutupi cahaya mata Harry. Suhu tubuh Harry terasa semakin meningkat.
Ini tidak bisa di biarkan.
"Harry, bangunlah." Ujar ku sambil berusaha membantunya berdiri. Namun Harry menyingkirkan tubuhku dan berdiri dengan sendirinya. Saat kembali kami bertiga berada di posisi berdiri, Louis menarik tanganku. Dan itu membuat tubuhku mendekat padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Night Changes
Fanfiction(Ongoing) Ketika seorang pria dan seorang gadis yang sempat menjalin romansa masa kecil di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda. Masalah yang beruntun ternyata menyeret mereka dalam keputusan-keputusan yang tidak menguntungkan. Kesetiaan y...