Chapter 35

1.6K 100 2
                                        

Gercep!!

Hahah.. enjoy guys!

Dont forget to voment!
Happy reading!

Love you xx

"Terima kasih, grandpa. Aku sangat senang bisa mengunjungimu disini." Aku-ku.

"Ohh.. Untuk itu kau harus sering-sering datang kesini." Balas grandpa sambil memelukku yang kemudian dia pun berbisik padaku.

"Jangan pedulikan jika Harry melarangmu kemari. Kau lebih baik darinya." Mendengar itu aku pun terkekeh geli.

Melepas pelukan grandpa aku pun melihat Harry yang sudah memasang wajah cemberut.

"Ha grandpa. Lihatlah. Cucumu yang sangat arogan ternyata mudah cemburu padaku jika aku bisa merebut perhatianmu."

"Hahaha kau akan selalu mendapatkan perhatianku, Kendall. Harry sudah dewasa dan dia laki-laki. Cinta yang dia butuhkan bukan lagi dari kakeknya, tapi dari kekasihnya." Jelas grandpa sambil merangkul bahuku dan tersenyum kepada Harry.

"Ayo, kita pulang." Ajak Harry padaku.

"Grandpa, aku dan Kendall pergi dulu."

"Hmmh baiklah. Kalau begitu kalian hati-hati."

Aku dan Harrypun berbalik dan berjalan meninggalkan grandpa menuju mobil.

Mengambil kunci dari saku celananya Harry pun menekan tombol untuk membuka pintu pada kunci mobil. Kemudian aku dan Harry pun memecah, berjalan untuk menuju pada pintu masing-masing.

Setelah berhasil memasukan tubuhku ke dalam mobil, begitu juga dengan Harry, dan sabuk pengaman sudah terpasang dengan baik, Harrypun perlahan mulai melajukan mobilnya ke apartment miliknya.

"Aku benar, bukan? Ini tidak akan sulit, Harry."

"Aku tahu kau benar. Bahkan jika kau salah atau aku tidak mencoba, aku tidak masalah jika aku harus bangkrut dan tidak ada yang membantuku. Cukup bersamamu, aku akan menjadi orang dengan semua impiannya terasa sudah terpenuhi. Kau segalanya untukku, Kendall. Tapi aku mengingat. Dengan keadaan ku yang seperti itu, kecil kemungkinan jika aku bisa membahagiakanmu, mencukupi keperluan dan kebutuhanmu. Aku tahu kau masih memiliki seorang kakak. Kau masih bisa meminta padanya. Tapi untuk di kehidupan nanti, kau akan hidup denganku. Dan aku tidak mungkin meyakinkan kakakmu untuk mempercayakanmu padaku, aku bisa membahagiakanmu, jika aku tidak memiliki apapun untuk bisa memenuhi keingnan dan kebutuhanmu."

"Harry.. Louis bukanlah orang seperti itu. Begitu juga denganku. Meskipun aku berasal dari keluarga yang berkecukupan, tapi ibu, ayah dan Louis selalu mengajarkanku untuk menjadi pribadi yang mandiri.  Tidak menggantungkan nasib pada keadaan. Tidak menggantungkan kebahagiaan dengan apa yang dipunya. Aku bahkan rela hidup susah, asalkan itu bersamamu, Harry."

"Aku sangat mencintaimu, Kenny." Ucap Harry sambil meraih tanganku yang ku letakkan di atas pahaku untuk di cium olehnya.

"Aku lebih mencintaimu."

Kembali aku menatap ke depan ke arah jalan. Dan Harry kembali fokus untuk mengemudikan mobil.

Apa sekarang saatnya? Apa sebaiknya aku menanyakan hal ini kepada Harry? Jika ku tunda-tunda, hal tersebut tidak akan berarti lagi. Aku harus mengetahui semua dengan jelas dan pasti. Aku tidak mau membuang-buang waktuku dengan memikirkan masalah ini lagi. Dengan Harry yang menceritakan semuanya, tentu ini akan memudahkan ku untuk membantunya memenjarakan Liam.

"Ha Harry." Panggilku ragu.

"Kau mau apa?"

"Bolehkah kita berhenti sebentar? Bisakah kau pinggirkan mobil ini di depan sana?"

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang